💣 x 5

1.4K 146 14
                                    

Enjoy~

Letusan tembakan pistol menggema di ruang sempit dengan berbagai peralatan lengkap di sisi kanan ruangan. Jisung memfokuskan pikirannya pada lingkaran hitam dengan ukuran berbeda-beda disatu lembar kertas berjarak kurang lebih delapan langkah dari tempat berdirinya. Dari lima peluru yang diluncurkan hanya dua yang berhasil mendekati target. Hanya mendekati.

Ia menopang tubuhnya, mendesah gusar, menurunkan pelindung yang terpasang di telinganya hingga terkalung di lehernya.

"Sudah selesai? Tumben hanya lima"

Jisung terkesiap, ternyata ada orang lain selain dirinya yang ada diruangan ini. Tatapan datarnya terarah pada lelaki yang dengan santai duduk disofa ditemani dua botol air mineral.

"Sejak kapan kau ada disitu?"

"Kurang lebih 10 atau 15 menit" Chenle melempar botol air putih 600ml yang masih terdapat embun diluar kemasan

Lelaki Park itu meneguk airnya rakus, sampai menyisakan air seperempat botol dalam waktu sekejap "Kenapa kau kesini?" Setelah ia meneguk habis seluruh isi cairan bening itu

Bahu pria berkulit salju itu terangkat sedetik, "Awalnya aku hanya iseng jalan-jalan. Tiba-tiba aku melihatmu disini"

"Kau memang tidak pernah pandai berbohong, Zhong," Ledek lelaki bertubuh tinggi itu. "Jalan-jalan? Iseng? Dengan dua botol minum? Seriously?"

Chenle mengabaikan ocehannya, ia sendiri sadar dengan alasannya yang agak diluar nalar. Untuk mengalihkannya ia mengambil peralatan pelindung serta pistol yang sama dengan yang digunakan Jisung, menempatkan dirinya dibilik samping rekan satu timnya itu "Aku bosan. Mereka bertiga sedang ada pertemuan penting dengan Kepala Kepolisian Pusat."

"Mereka bertiga? Mark hyung, Jeno hyung, Haechan hyung?" Chenle hanya merespon dengan anggukan. "Hanya mereka?! Kenapa kita tidak diikut sertakan??? Kita juga bagian dari tim."

Chenle meliriknya sedetik lalu tangannya kembali memasukan beberapa peluru kedalam pistolnya "Aku juga berfikiran sama denganmu. Tapi pasti ada tujuannya kenapa hanya mereka yang dikumpulkan. Bukannya aku berekspektasi terlalu tinggi, tapi cepat atau lambat mereka akan mengatakannya.." Ia menjeda sebentar, menatap serius Jisung "..Dengan permainan sinkron antara lidah dan otak yang mereka buat"

Sekarang justru Jisung yang diputar otaknya, mulutnya bergerak mengucapkan kata 'what?' tanpa suara

Hening beberapa saat. Peluru di pistol itu sudah terisi tapi Chenle tidak ada tanda-tanda mengangkat senjatanya. Jisung pun hanya mendudukan dirinya di sofa sambil meluruskan kakinya diatas meja, meneguk minuman milik Chenle

"Park," Dibalas deheman malas oleh yang bersangkutan. Pandangan Chenle masih terpaku lurus ke arah target, " Minggu depan kau akan datang 'kan?"

"Kemana?"

Dengus si pucat. "Kemana? Acara pernikahannya Yujin. Seminggu yang lalu kau diundang sendiri olehnya," Erangnya, netranya bersitatap dengan Jisung yang terdiam menatapnya aneh. "Jangan melihatku begitu. Aku tiba-tiba menanyakanmu itu karena aku mencari teman, dan kau diundang juga. Jadi-"

"Juga? Maksudmu?"

Bahu sempit itu mengedik acuh. "Aku sama sepertimu, diundang langsung oleh pengantinya, pengantin prianya. Dia itu teman kuliahku." 

Shadow UnitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang