💣 x 10

931 97 16
                                    

Maaf nunggu lama :(((

ENJOY

.

.

.

.

.

.

.

Mark mendobrak lebar pintu ruangan atasannya tanpa memperdulikan sopan santunnya pada orang-orang yang tengah berbincang santai.

"Kau tidak bisa melakukan itu atas keputusan sepihak! Seharusnya kau membicarakannya dulu padaku, sebagai penanggung jawab misi!" Murkanya, entah dia tujukan pada salah seorang dari mereka atau keduanya.

Lelaki dengan seragam yang sama dengan Mark namun terdapat lambang di bagian dada kanan yang menunjukkan tingkatan lebih tinggi dari Mark itu mendengus kasar, "Aku tidak melakukan itu atas satu suara dan alasan yang tidak meyakinkan." Telapaknya menengadah mengarah pada pria yang sedari tadi menonton perbincangan mereka.

Yang ditunjuk pun bangkit menatap rendah Mark, "Jika kau ingin protes, maka bicaralah padaku. Aku yang berada dibalik pemutusan ini." Tangan Mark mengepal kuat berusaha menahan emosinya yang kini telah menumpuk pada pembuluh darahnya.

"Sejak kita selalu bekerja sama disetiap kasus dari bintang satu hingga bintang empat. Aku selalu memperhatikanmu. Dari situlah aku mengenalmu walau tidak secara personal hanya lewat gerak-gerik, caramu mengarahkan anggota, tatapan dan cara berfikirmu. Kuakui sangat profesional. Tapi kali ini aku menelan kecewa karena kau dan timmu tidak memiliki perkembangan seperti yang aku harapkan. Aku juga sudah mendengar dari Ketua pusat, Tuan Lee Taeyong, bahwa kau dan rekanmu saat ini pernah menangani kasus yang sama sebelumnya. Kupikir kalian mampu menuntaskan misi kurang dari dua minggu, dengan para anggotamu yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Sayangnya, yang kulihat sekarang sepertinya kalian terlalu meremehkan mereka."

Bahu Mark bergetar kecil. Jika mengira bahwa Mark sedang menitikkan air mata, kalian salah, justru menahan gelak akan tuturan si pria dengan nama yang tertulis di dada kirinya, Do Kyungsoo. Apa dia sudah hilang akal? Mungkin seperti itulah yang terlihat dimata Kepala kepolisian itu, berkebalikan dengan Taeyong yang justru menyunggingkan senyum misterius.

"Beginikah bentuk rasa kecewamu itu, Tuan? Menarik seluruh anggota kepolisian dan menutup berkas kasus tanpa kejelasan? Tidakkah itu menyalahi prosedur tugas kalian sebagai aparat penegak hukum?" Sindirnya berani. "Lalu apa yang akan kalian lakukan dengan Wong Lucas yang masih kalian tahan?" Lanjutnya.

Kepala polisi itu memilih meloloskan diri dari hadapan mereka, dengan alasan panggilan dari polisi lain di posnya. Mark terdiam membiarkan pergi pria setengah abad itu meskipun merasa urusan dengannya terbilang belum usai. Tak apa, masih ada Taeyong yang menjadi sasaran amarahnya selanjutnya.

"Anda memang masih mengingat jelas bagaimana tentang kasus Deathground tempo lalu, tetapi ada hal yang terlewatkan olehmu..." Ketua dengan name tag silver ber Lee Taeyong itu menegakkan tubuhnya dengan ekspresi datar. "Dulu aku bersama dengan 8 anggota yang menangani kasus itu, berakhir dengan kelimanya tewas dan dua lainnya dipecat setelah itu. Tersisa dua orang, yaitu aku dan Haechan. Dan sekarang kau mengharapkan dengan 3 orang- ah 2 lainnya maksudku, akan sebanding dengan 7 orang dulu? Menyelesaikan misi dalam kurun waktu singkat? Seriously?"

Shadow UnitWhere stories live. Discover now