17

39 8 0
                                    

"Ayo kencan."

...

"Kamu serius?" tanya Jiahn.

"Apa wajahku main-main?" Doyoung menunjuk wajahnya sendiri dengan ekspresi yang tidak berubah.

Jiahn memutar matanya jengah, "Terlihat nggak niat."

"Kamu mau atau nggak?"

"Ya–yah, mau." Jiahn menggigit bibirnya, berpikir keras harus bicara apa lagi.

Tiba-tiba Doyoung tertawa, entah apa yang lucu tapi itu membuat Jiahn kesal.

"Kenapa?"

"Nggak, hanya saja, kenapa kita malah canggung begini." jelas Doyoung, lalu duduk bersandar dan memandang Jiahn dengan senyum tertahan.

Jiahn berdiri. "Ayo pulang."

Alis Doyoung terangkat, "Pulang kemana? apartemenku?"

Jiahn senyum malu, "Boleh saja."

Mata Doyoung membulat heran. Ia kira Jiahn akan marah jika menyinggung apartemen Doyoung mengingat malam 'itu'.

"Tunggu dulu," kata Doyoung.

"Kenapa?" tanya Jiahn polos.

"Sekarang tanggal berapa?"

"Tujuh April."

Dengan tampang sok serius, Doyoung mengangguk-angguk sambil tangannya memegang dagu.

"Semoga aku nggak lupa tanggal jadi kita," ujarnya, menatap Jiahn lalu perlahan senyum jahil muncul.

Jiahn langsung menepuk bahu Doyoung dengan brutal. Pacar siapa yang kalau lupa tanggal jadi malah bilang terang-terangan seperti dia?!

"Ayo, disini dingin," ajak Doyoung, memasukkan tangannya ke saku jaket.

"Kamu nggak mau memakaikan jaketmu di badanku?" tanya Jiahn.

Doyoung melirik Jiahn dengan senyum sinis. "Salah sendiri kenapa nggak pakai jaket." Setelah itu dia jalan duluan meninggalkan Jiahn.

Jiahn hanya bisa cengo dengan mulut terbuka. Karena tidak kunjung berdiri, Doyoung berbalik dan menghampiri Jiahn lagi. Memegang dan menarik tangannya.

"Jangan melamun." Kata Doyoung, lalu menggenggam tangan kanan Jiahn dan memasukkan tangan lembut itu ke saku jaketnya bersamaan dengan tangannya sendiri.

Lagi-lagi Jiahn cengo, tidak menyangka Doyoung bisa kepikiran hal unik begitu. Yah meskipun tangan kirinya masih kedinginan.

.

.

"Mau kemana?" tanya Joy begitu melihat Jiahn berpenampilan rapi, bahkan berdandan.

"Ketemu kak Doyoung."

Alis mata Joy terangkat sebelah. "Apa yang terjadi kemarin malam?"

"Nggak ada apapun."

Jiahn buru-buru keluar sebelum Joy makin banyak bertanya.

Belum terlalu larut untuk menemui Doyoung di apartemennya, apalagi besok hari Minggu, bisa bersantai lebih lama.
Jiahn menekan bel beberapa kali sebelum akhirnya Doyoung membuka pintu, senyum samar tercipta di wajah tampannya.

"Nggak mau mempersilakan aku masuk?" pinta Jiahn, lama-lama pegal juga berdiri sambil memegang kotak makan.

Bukannya masuk, Doyoung malah berdiri lebih santai dengan satu tangan bersandar pada pinggir pintu, "Setelah masuk, kita mau ngapain?"

Neighbor || Doyoung NCT ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu