🌷 Part 14 : Cara menaklukkan?🌷

1.4K 100 14
                                    

**** DIA LAGI ****

*******

Kening Cherika mengeryit saat Arga membawanya ke sebuah rumah mewah yang sangat besar, Arga lebih dulu keluar dari mobil memutarinya dan membukakan pintu untuk Cherika.

"Sinikan Alika nya." Arga mengambil alih anaknya dari pangkuan Cherika dan menggendongnya.

"Ini rumah siapa? Kau tidak bermaksud ...,"

Belum selesai Arga keburu menyentil dahi calon Istrinya, "Jangan mikir aneh-aneh. Ini Mansion milikku." beritahunya sembari menarik tangan Cherika membawanya menaiki undakan tangga.

Mulut Cherika menganga, "Kau ... serius? Kau punya Mansion?" tanyanya menyipitkan mata merasa kurang percaya.

Arga menoleh berdecak ingin menjitak tapi tak bisa karena harus menahan tubuh anaknya di gendongan.

'Apa-apan itu calon Istrinya meragukan kekayaannya. Minta dikekepin di ranjang ini Cherika sayangnya.'

"Durhaka meragukan kekayaan calon suami, nanti kena azab hamil anak kembar mau," cibik Arga membawa Cherika masuk ke dalam mansionnya.

Mata Cherika melotot tak terima, mana ada orang kena azab hamil. Hamil kan bukan azab tapi berkah. Minta ditimpuk pakai panci ini calon imamnya.

Mengabaikan ucapan Arga Cherika lebih memilih menatap takjub isi mansion tersebut, perpaduan klasik dan modern.

"Tadi meragukan sekarang takjub." kekeh Arga, "Ayo, kita harus tidurkan anak kita di kamar." sambungnya mengajak Cherika mengikutinya.

Menaiki tangga yang berwarna gold ke lantai tiga, ada beberapa ruangan yang di lewati. Hingga, sampai di depan pintu berwarna cokelat metalic, ada loga inesial nama AC dengan dikelilingi ukiran bunga .

Arga menekan pasword untuk membukan kamarnya, begitu terbuka ia lebih dulu masuk diikuti Cherika.

"Apa semua kamar di sini luas seperti ini?" tanya Cherika memperhatikan semua isi kamar berukuran luas tersebut, tak banyak barang atau hiasan dinding. Hanya ada tempat tidur king Size berada di ujung tengah, selebihnya hanya ada sofa panjang di ujung ranjang. Dan sofa berwarna abu-abu di bagian kanan sisi, dan sebuah pintu kaca geser yang tampaknya itu ruang pakaian.

"Kamar tamu yang lain sama. Cuma kamar ini yang lebih besar, " jawab Arga membawa Alika nya ke ranjang dan membaringkannya dengan pelan.

Tubuh Alika menggeliat kecil saat merasakan nyaman dipungungnya yang berbaring di tempat tidur. Bibir Arga tersenyum bahagia melihat putri kecilnya tidur dengan nyaman, malah nyanyak tidak terganggu sama sekali.

"Mimpi yang indah my princess." bisik Arga mengecup kening putrinya lalu menyelimutinya, memastikan putrinya merasa hangat.

Melihat kegiatan Arga yang begitu memperhatikan anak mereka, bibir Cherika tersenyum ia sangat menyukai moment seperti itu.

"Sedang terpesona Nyonya Arga," kekeh Arga menggoda tau kalau sejak tadi ia di tatap kagum oleh Cherika.

Cherika memutar bola matanya malas, "Sama sekali tidak. Abaikan itu.Ssekarang bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, Mr. Arga." tuntutnya.

Ah, saking senangnya bisa membawa Cherika dan Alika anaknya ke mansion. Ia jadi lupa harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Arga beranjak dari ranjang beralih ke sofa, tidak untuk duduk tapi berbaring dengan bantalan sofa.

"Kau mau tau? Kalau begitu kemarilah," panggil Arga menarik tangan Cherika untuk duduk di sisi berbaringnya.

"Ayolah Arga, kau tidak harus menunda-nunda untuk bercerita," desak Cherika bersedekap menatap penuh tuntutan.

🌷DIA LAGI🌷Where stories live. Discover now