Mau berkata apa?
Ada hati yang tak selaras
Ada jiwa yang terkurung
Ada nada yang menyelundup
Ada bait yang membelantara
Ada sajak yang terabaikan
Ada hati yang gundah
Maumu apa?
Berdiam atau bergerak
Mencoba atau gagal
Putus asa atau optimis
Risalah ungkap hatimu
Bergelut kau dengan dirimu
Sorak sorai gaduh bergemuruh
Mengatakan biarlah kelak semesta berpihak padaku
Namun nyatanya hatiku bergelut manisnya dengan otakku
Mereka berkata mengapa tidak aku memaafkannya saja?
Tak ingin semesta menenggelamkanmu ke dalam dasar perut bumi
Bukan karna iba
Tapi pula ada secercah rasa yang kau bawa dalam diam teduhmu itu
Bukan rasa benci ku
Yang teramat dalamNamun kau masih memliki sebagian ruangan kosong dihatiku yang belom terisi oleh siapapaun
Entah bising kota saja
Tak mampu
Mengalihkan kerinduanku
Kerlap kerlip malam
Menambah rasa rinduku padamu
Angin mengikat erat pada tubuh
Menghunusku dengan dinginnya
Mengatakan jika kau lebih baik pergi saja
Tak ada lagi apapun dianatara kita
Dengan langkah lambat laun
Kau berjalan menjauh
Dengan bahu kokoh tegapmu
Ralat.. tidak kokoh kembali
Beban apa yang kau tanggung?
Jika perpisahan ini beban bagimu
Salahkan semesta yang membuatmu mencintai sahabtku
Salahkan pula pada kerlap kerlip yang menuju pada dua insan yang tengah bersama
Aku lebih memilih pergi
Tak ingin ada rasa dengan kau kembaliMeski diantara kita masih sama sama mencintai dengan tulusnya
Biarlah kelabu menyelimuti indahnya mata teduhmu untuk sementara