Bab 42| Dia?

4.4K 175 13
                                    

Bianca dengan hati yang setengah tidak ikhlas terpaksa menuruti kemauan Alif yang membawanya pulang ke rumah mereka yang ada di jakarta, jika tidak ingat bahwa saat ini dia masih berstatus sebagai istri dari Alif pratama Bianca tidak akan pernah sudi menginjakan kakinya di rumah itu lagi

"Bi... udah donk muka kamu jangan cemburut mulu" kata Alif jengah yang otomatis memecahkan suasana sunyi yang serasa terkepung di ruangan ini, karena saat ini baik Alif dan Bianca berada di kamar mereka, bersiap untuk tidur sedangkan putri mereka tentu sudah tertidur dari beberapa puluh menit yang lalu

Bianca tidak membalas ucapan Alif dan justru memasang wajah datar, Bianca berjalan dan naik ke atas ranjang bersiap untuk tidur, meninggalkan Alif yang duduk di sofa santai yang berada di kamar itu sendirian,

Melihat kelakuan istrinya itu Alif hanya mendesah frustasi, memangnya apa yang bisa dia lakukan, sebagai seorang suami Alif sadar betul bahwa selama ini ia salah karena selalu mengeyampingkan keluarganya dan malah fokus kepada perempuan lain yang sudah jelas tidak ada hubungan apa apa dengannya

Baru saja Alif hendak mengangkat kakinya untuk menyusul sang istri yang sudah berada di atas ranjang secara tiba tiba ponselnya berbunyi

"Iya halo"

"......."

"Benar saya sendiri ada apa yha mbak?"

"....."

"Apa!!! Baik saya segera ke sana sekarang juga"

Setelah menutup telpon itu Alif buru buru berjalan cepat menuju tempat istrinya tidur yang sebenarnya tidak tidur hanya berusaha tidur karena masih kecewa dengan sikap suaminya itu

"Bi... bangun bi...." Alif terus mengoyang goyangkan lengan istrinya dengan kencang agar istrinya itu bangun

"Akh... apaan sih kak?" Ketus Bianca dengan suara serak di buat buat

"Ada yang mau aku tunjukin sama kamu, mending sekarang kamu ganti baju, karena aku pengen ngajak kamu ke suatu tempat"

"Ke mana, malam malam gini?"

"Kamu enggak perlu banyak ngomong mending sekarang kamu ganti baju, cepet aku juga mau ganti baju soalnya"

@@@

Dengan langkah lebar dan sedikit berlari Alif melewati lorong lorong rumah sakit itu, di pikirannya saat ini hanya ada satu ruang ICU dia harus ke sana sebelum waktunya terlambat

"Kak jangan lari lari tunggu aku aku donk" panggil Bianca yang berada di belakang Alif, Bianca sudah berusaha meraih tangan atau pun menyamai langkahnya dengan Alif tetap saja masih tertinggal jauh mungkin ini semua di karenakan langkah lebar Alif yang menyamai dua kali lipat langkah kecil Bianca di tambah lagi dengan lari lari kecil Alif yang membuat dia seolah tengah berlari mengejar sang suami

"Cepetan Bi kita harus cepet sampe ke ruang ICU" kata Alif sambil memelankan langkahnya

"Emang ada apa sih kak, siapa yang sakit? Sampe sampe kamu heboh kayak gini?"

"Sekarang aku enggak punya kesempatan buat ngejelasin sama kamu, jadi mending sekarang kamu ikut aku ke ruang ICU, nanti juga kamu tau siapa yang sakit, dan kenapa aku bisa seburu buru ini"

Bianca yang kurang puas dengan jawaban Alif pun menyuarakan tebakan yang berada di dalam otaknya "Bunda sakit? Atau Zahra sakit? Tapi kan enggak mungki  kita kan baru pulang dari bandung dan kondisi bunda juga baik baik aja, kalau pun bunda tiba tiba jatuh sakit dia enggak mungkin kan di rawat di rumah sakit yang ada di jakarta pasti kalo buda sakit di rawatnya ya di Bandung, di rumah sakit terdekat" tanya Bianca yang kemudian ia jawab sendiri

Tak terasa langkah kaki mereka terhenti di depan pintu berwarna putih bertuliskan ICU

Alif duduk di kursi tunggu yang berada di samping pintu itu yang pastinya di siapkan oleh pihak rumah sakit itu sendiri di sampingnya kini sang istri duduk dengannya

"Bi aku mohon untuk kali ini kamu mengerti, karena aku yakin kalo kamu tau apa yang sebenernya terjadi sama dia kamu pasti bakal prihatin, jadi please hentikan semua kesalah pahaman ini"

"Kak kamu tuh apaan sih, kita ke sini tuh kenapa apa coba tujuan kita ke rumah sakit? Trus kamu? Kamu kenapa tiba tiba ngomong aneh kayak gitu aku enggak ngerti tau enggak sama arah pembicaraan kamu"

"Nanti juga kamu tau kok Bi, sekarang yang aku butuhin cuma satu, doa, doa dari kamu, atau siapa pun biar dia di dalam sana masih di berikan sedikit waktu untuk bersama kita, walaupun aku tau itu semua enggak mungkin terjadi, karena kondisi dia yang emang udah parah banget"

Sungguh Bianca benar benar bingung dengan yang di maksud dia oleh Alif, apa mungkin dia juga lha yang membuat Alif lari lari dan buru buru menuju ke tempat ini

Pintu bercat putih itu tertarik ke dalam dan tak lama kemudian muncul lah laki laki setengah baya berpakaian putih putih khas dokter sama dengan profesi Alif

"Dok gimana kondisi dia dok?"

"Kondisi pasien sudah sangat memperihatinkan, dan sepertinya sebentar lagi pasien akan segera di panggil, oh ya pasien ingin sekali bertemu dengan anda dokter Alif dan ibu Bianca, apa kha anda berdua bersedia, saran saya sih sebaiknya anda temui pasien sebelum pasien pergi untuk selamanya"

Alif mengangguk meng'iya'kan sedangkan Bianca yang tidak tau denga yang di maksud dia dan pasien yang di maksud hanya bisa diam mematung bingung berbuat apa

Akhirnya dengan langkah ragu Bianca melangkah kan kakinya mengikuti Alif dari belakang, melewati pintu bercat putih itu

######

Sorry upnya ngaret banget kemaren kemaren itu lagi males banget nulis, biasa tontonan drama korea lagi numpuk

Btw... di sini ada teka teki yhaa siapa sih 'dia' yang di maksud oleh Alif, ada yang tau? Kalo tau coba donk mana jarinya ☝

Oh... iya jangan lupa yhaa jempolnya mijit simbol ini 🌟yang ada di pojok kiri dan mencet tombol ini kalo ada yang mau kritik atau saran yang membangun atau mau curhat sekalian enggak papa 💭

Your Brother [#1 The Story] {Bianca Alif} (Complide)Where stories live. Discover now