Chapter 4

1.6K 74 2
                                    

🌻

"Aku benci kamu, dan aku tidak akan pernah cinta sama kamu, sampai kapan pun meskipun di dunia ini pria cuman hanya kamu"

***

Dengan kesal livi berjalan menuju kelasnya, ia sangat kesal, mungkin jika dia memiliki jantung yang lemah, dia sudah serangan jantung dan mati langsung saking kesal nya.

"liv, lo gak papa?" tanya arin yang baru saja datang.

Bukan nya menjawab, livi malah merebut minuman sisa arin, ia meneguknya sampai habis dan meremasnya sekali remasan hingga penyok dan melemparnya kesembarang arah.

"sialan, arvin brengsek, gue benci sama lo" teriak livi membuat arin meringis

"Dan liv, sayang nya dia bentar lagi bakal jadi suami lo" ucap arin membuat livi mendelik

"rin, kayanya gue bener bener harus bunuh diri deh, dari pada nikah sama dia, terus gue ntar jadi darah tinggi terus" ucap livi

Arin mengangguk ngangguk, ia merasa miris dengan nasib sahabatnya ini "bunuh diri dan lo gak di terima di sisi allah, terus roh lo liv gentayangan jadi hantu penasaran" ucap arin membuat livi terlonjak, ia memeluk sahabatnya.

"arin jangan ngomong gitu, gue takut" ucap livi membuat arin terkekeh, livi paling takut dengan hal hal yang menyangkut dengan hantu.

"mending di hantuin pocong apa di hantuin arvin?" goda arin, dan livi semakin sensitif saat kata POCONG terdengar, ia paling anti dengan hantu yang satu itu.

"Gak mau keduanya" ucap livi sebal sambil mendudukan kembali tubuhnya di kursi.

Dan tiba tiba saja orang yang tengah di bicarakan mereka bertiga datang dengan membawa satu dus di tangan arvin. Dan livi sudah menatap garang ke arah nya.

"nih" ucap arvin sambil menyerahkan dus itu

"ini apa?" tanya arin

"minum, gue ganti nih minuman lo yang tadi gu-"

"gak usah, gue gak sudi nerima ini dari lo, mending lo jauh jauh sana, gue udah males liat muka lo" ucap livi

"heh macan betina, gue gangguin lo marah, gue baikin lo malah cuek" ucap arvin

"bodo, pergi aja sana, gak usah nampakin batang hidung lo di hadapan gue" ucap livi sambil menunjuk muka arvin

Arvin hanya tersenyum miring, ia melipat kedua tangan nya di dada.

"Ya gak bisa dong, kita kan bentar lagi jadi suami istri, dan bakal serumah" ucap arvin
Membuat livi menatap nya tajam

"bodo amat, karena gue bakal berusaha buat batalin perjodohan ini" ucap livi sengit

"yakin? Yang padahal pulang sekolah ini kita bakal fitting baju buat nikah" ucap arvin membuat livi, arin, juna dan raga melotot kaget

"hah? Fitting? Nggak tuh, gue gak tau kalo sekarang fitting baju, haha jangan ngarang" ucap livi

"ngarang? Dih yang nyaranin fitting itu bokap lo tuh, jadi protes aja sana sama bokap lo" ucap arvin sambil tersenyum kemenangan membuat livi menggeram bertahan

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang