02 - Varel Prasetyo

37 13 0
                                    

Lelaki tampan itu bernama Varel Prasetyo. Biar lebih singkat, kalian bisa panggil dia Varel. Nama belakangnya diambil dari nama belakang Papanya, Bram Prasetyo. Varel sejak kecil belum pernah merasakan sosok figur seorang Ibu, karena Mama kandungnya sudah meninggal sejak dia terlahir di alam semesta ini. Jadi dia diasuh oleh Bibi Ijah, Asisten Rumah Tangga dari Bram prasetyo.

Usianya sekarang sudah beranjak 17 tahun. Seorang lelaki berpostur tubuh tinggi semampai, memiliki alis tebal, matanya sipit membuat siapapun yang memandang merasakan teduh, senyumnya tampak sangat tulus dan badannya terlihat gagah.

Hobi Varel ketika dirumah adalah membaca atau barangkali menghafal rumus fisika. Dia memang anak Ipa banget, ya. Terkadang, dia juga suka menulis di laptop untuk mencurahkan isi hatinya kemudian mengirim ke beberapa wadah yang layak menjadi sarana mengekspresikan diri. jika sore tiba, dia berlari kecil mengelilingi kompleks dan latihan pencak silat di depan rumah.

Esok dia akan pindah ke sekolah baru. Sekolah yang dimana menjadi rumah bagi Varel untuk 3 tahun kedepan. Betah tidak betah, Varel harus betah di sekolah barunya. Alasan dia berpindah sekolah hanya ada satu, karena Papanya di pindah tugaskan ke Jakarta.

Selain dia pintar dalam bidang pelajaran, Varel juga pintar dalam non-akademis, lho. Kemungkinan besok ia akan memilih ekstrakurikuler Basket. Kelebihannya tidak berhenti sampai disitu saja, Varel ini sangat juara dalam tarik suara. Di sekolah lamanya, SMA Pelangi Bekasi, dia berhasil menyabet juara 1 lomba menyanyi di acara pentas seni sekolah.

Varel termasuk seorang pemuda yang mudah bergaul, tidak sombong, selalu ramah dan mandiri.

Dia berjanji setiap hari libur sekolah, Varel akan menyempatkan waktunya untuk membagikan makanan kepada anak jalanan yang hidupnya melontang-lantung tidak jelas di jalan. Tak luput pula Varel akan memberi mereka buku bacaan. Meski anak jalanan kekurangan dalam masalah ekonomi, itu tidak akan menghambat pendidikan mereka. Varel juga berjanji akan mengajarkan mereka sampai lancar.

❤ ❤ ❤

Varel memulai hari kedua masuk sekolah dengan gembira. Ia baru pindahan dari Bekasi ke Jakarta karena pekerjaan Papanya. Tapi bagi Varel tidak masalah, berpindah adalah hal menyenangkan.Mendapatkan suasana sekitar baru dan teman baru yang begitu asik. Setelah sekian lama, akhirnya Varel berkunjung ke kota kelahirannya.

Varel melihat ke sekeliling sekolah. Dia melewati kelas demi kelas. Kelas XI IPA 2 berada di tengah lantai bawah.

Saat Varel masuk kedalam kelas, suasananya sangat ribut. Lalu dia mencari bangku yang kosong untuk ditempati, ternyata ada bangku kosong yang sebelah itu terisi teman barunya, Dio. Varel segera menghampiri.

"Dio, gue boleh duduk sini?" Tanya Varel sopan.

"Eh, Varel! Boleh, kok. Disini emang kosong karena yang biasa nempatin orangnya udah pindah," terang Dio.


Suara hentakan sepatu dipijak oleh kaki terdengar semakin lama semakin terdengar jelas, tiba - tiba datang seorang wanita paruh baya bernama bu Yulia. Ia mengurus tentang penerimaan murid baru di sekolah SMA Pelita Persada.

Ditemani dengan laki - laki berumur sekitar 17 tahun. Rambut tertata rapih, seragam putih bersih, berbalut celana abu - abu yang cocok di area kaki dan sambil memamerkan senyum manisnya.

Sontak murid tampak menganga membuka mulutnya lebar, matanya seperti melihat sinar yang layak untuk dipandang, satu tangannya digunakan bersandar disamping pipi kiri.

RalovaWhere stories live. Discover now