Chapter Sembilan Belas

6.1K 363 23
                                    

Christop yang baru saja pulang, langsung melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah. Ruang rahasia, yang hanya ia, Hansel, dan beberapa orang kepercayaannya yang tahu.

Christop melangkah masuk, melewati lorong panjang hingga memperlihatkan sebuah tangga yang menurun. Ruang rahasia ini juga terhubung dengan kamarnya, yang melewati rak besar.

Tapi kali ini, Christop memutuskan untuk melewati lorong daripada harus ke kamarnya. Di sana, terdapat beberapa pintu jejuri besi, dan sebuah ruang, hanya Christop yang masuk. Semua orang ia larang, karena itu tempatnya menyimpan barang-barang bersenjata dan sesuatu yang rahasia.

"Bagaimana dengan Gustov? Apa dia masih tidak mau mengaku?" tanyanya pada Hansel.

Hansel mengangguk. "Ya Sir. Jawabannya masih sama, ini pasti ada kesalahan dan bukan Benjamin pelakunya."

Christop mengangguk, "Paman, aku ingin kau menyelidiki tentang anak Benjamin. Semuanya, dari dia kecil hingga dewasa. Sepertinya ada sesuatu di situ."

"Baik Sir," jawab Hansel mengangguk.

Lalu salah satu orang kepercayaannya berbisik pada Christop. Membuat pria itu tersenyum miring, jadi gadis itu sudah berani lancang dan berkeliaran di mansionnya. "Paman, kau dan yang lain kembalilah." Setelah mengatakan itu, semua mengangguk dan pergi.

Sedangkan Christop langsung menuju tembok, lalu menyentuh sebuah balok yang menempel pada tembok. Tembok itu sedikit bergerak, dan Christop  masuk yang langsung sampai pada kamarnya.

Langkah lebar, ia keluar kamar. Ingin melihat apakah Cala benar-benar akan masuk ke ruang bawah tanah. Dan ya, gadis itu terlihat ketakutan dan berlari dengan tegesa. Christop tersenyum miring, lalu berbalik memutuskan untuk ke kamar gadis itu.

Mungkin sedikit memberi pelajaran gadis itu dengan versi lembutnya. Batinnya dalam hati.

°°°°°

Ada beberapa alasan, kenapa Christop ingin menyelidiki dalam tentang Cala.

Ia merasa ada yang janggal dengan apa yang ada pada Cala. Pertama; ketika pertama kali ia melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata saat Cala ingin kabur dan membuatnya naik pitam, Christop dapat melihat jelas ketakutan di wajahnya, bahkan wajahnya menjadi pucat pasi dengan keringat di pelipis.

Kedua; ketika Christop mencumbunya, hanya saja saat itu bukan gaya biasa karena Christop menyuruh Cala berbalik membelakanginya. Dan Christop dapat melihat jelas ada luka di punggungnya, sebuah garis melintang namun tidak terlalu panjang dan besar.

Ketiga; saat Cala tertidur, Christop sengaja menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Melihat wajah damai, tanpa beban gadis itu, tiba-tiba dahi Cala mengerut dan itu membuat Christop mengusapnya dan berteriak, "Bibi jangan lakukan itu padaku, ku mohon!"  Cala menggeleng dengan mata yang masih terpejam. Wajahnya ketakutan.

Christop menyentuh wajah Cala dengan lembut, "Ssst. Tenanglah, Cala."

Keempat; kemarin, ketika Christop mengobati luka Cala yang di pergelangan gadis itu. Christop melihat luka lama di bagian lekukan siku, dan sebuah luka di pergelangan tangan, tapi tempatnya di atas luka yang ia berikan pada gadis itu.

Christop mengusap dagunya, apalagi ditambah kalimat Gustov yang mengelak dan sangat yakin jika Benjamin tidak pernah bersalah.

Christop mengusap wajahnya gusar, frustasi.

Teka-teki apa ini. Batinnya kesal. Dan semua itu benar-benar mengganggu pikirannya. Menyebalkan. Decihnya dalam hati.

Jika dipikir-pikir, sepertinya tiada hari tanpa seks. Seakan tubuh Cala sudah menjadi candunya yang harus dinikmati setiap saat.

Fall In Love With The Devil ✔ [Completed]Where stories live. Discover now