Chapter01

4.8K 200 2
                                    

"Aku mohon ibu jangan pukul aku lagi, sadarlah!" Ucap pria kecil berusia 8 tahun itu sambil menangis tersedu sedu tatkala melihat sosok ibunya yang sangat berbeda, jika dulu ibunya suka sekali memberinya pelukan hangat kini ibunya justru memberinya pukulan yang sakitnya luarbiasa.

"Apa? Aku tidak mendengarmu anak kecil ahaha."

"Ibu aku mohon!" Anak kecil itu memeluk erat pinggang ramping sang ibu dengan tangisan yang tak henti-henti.

-Bruk!

Wanita paruh baya itu langsung terduduk lemah dilantai, seakan menyadari sesuatu.

"Ibu!!"

"Cha-chanyeol anakku, maafkan ibu ya nak. Apa yang telah ibu lakukan padamu hiks."  Ucap wanita itu sambil membelai surai hitam anaknya sambil terisak.

"Ibu aku mohon jangan seperti ini, aku takut. Aku sangat takut, kau memukuliku kemudian kau membelaiku. Seperti itu setiap hari."

Malam itu, malam yang dingin hanya ada sepasang anak dan ibu yang berada dirumah besar nan mewah namun sunyi.
Sang anak memeluk erat ibunya yang entah kapan akan kembali lagi seperti seorang monster yang selalu menyakitinya, yang dia inginkan hanya ibunya kembali seperti dulu lagi.

srek!

"Tunggu disini sebentar." Chanyeol kecil hanya mengangguk lugu dan menunggu ibunya yang telah berlalu meninggalkanya menuju dapur.

Sudah cukup lama chanyeol terdiam dan menunggu tapi ibunya tak kunjung kembali. Dengan langkah cemas chanyeol menuju dapur dan dikejutkan oleh pemandangan sang ibu yang sedang berdiri sambil menangis dan tersenyum padanya, tanpa chanyeol sadari ibunya sedang memegang sesuatu yang membuat dirinya semakin tertekan.

"Chanyeol maafkan ibu ya sayang, ibu tidak mau lagi menyakitimu terus menerus. Ibu harap kau akan bahagia tanpa adanya ibu yang tidak berguna seperti ibu ini,berbahagialah anakku. Ibu sangat menyayangimu."

"IBU JANGAN!"

.






.













.

"JANGAN!" Pekik chanyeol sambil terengah-engah, dirinya menghirup udara dengan rakus dan menghembuskanya dengan kasar.

"Kenapa aku selalu memimpikan ini?!" Gumam chanyeol lirih sambil berpikir tentang arti mimpi yang akhir-akhir ini selalu menghiasi alam bawah sadarnya. Pikirannya bubar saat jam waker di meja nakasnya berbunyi cukup nyaring.

Chanyeol meraih jam wakernya dan mematikannya dengan kasar.

"Huh kali ini aku yang lebih dulu bangun!" Ucap chanyeol dengan tujuan mengejek jam wakernya.

Pria jangkung itu melangkahkan kakinya untuk bergegas ke kamar mandi dan melaksanakan ritual paginya, namun belum sempat benar-benar memasuki kamar mandi. Ia menyadari ada sesuatu yang menjanggal. Dan benar saja, saat dia bercermin, di dahinya sudah ada darah yang mengering akibat luka yang tidak diobati dan disudut bibirnya terdapat lebam biru yang sangat perih.

Chanyeol lantas menghela napas panjang, dia mengutuk orang yang sudah melakukan semua ini. Ah apa kita cocok untuk menyebutnya sebutan orang? Dia bahkan bersembunyi di balik tubuh chanyeol.

"Dasar kau park!bisakah tidak meninggalkan bekas luka di wajahku hari ini? Sekarang aku sedang ada meeting, aish!" Chanyeol mengacak rambutnya frustasi, dia sudah cukup sabar dengan apa yang telah dilakukan orang itu padanya--selalu tidak bertanggung jawab-- saat chanyeol memasukkan tanganya kedalam kantong celana jeansnya dia menemukan sebuah note kuning cerah yang chanyeol yakini ini dari pelaku dari hancurnya wajahnya pagi ini

Hi brother!

Bagaimana wajahmu pagi ini?
Wah pasti sangat tampan bukan haha! Aku harap kau menjalani harimu dengan ceria bersama wajahmu yang amat tampan karena ulahku itu ya.

-Lyp

Untuk kesekian kalinya chanyeol menghembuskan napas panjang penuh kekesalan, sebenarnya chanyeol sudah terbiasa dengan perbuatan orang itu. Karena orang itulah chanyeol sering sekali terbangun dengan keadaan yang berbeda-beda setiap harinya, dan juga ditempat yang berbeda-beda pula.
Walaupun sudah terbiasa, tak menutup kemungkinan jika chanyeol masih merasa kesal bukan?

Dengan cepat chanyeol mengambil sticky note dan menuliskan sesuatu disana, setelah dirasa puas akhirnya chanyeolpun melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

•••

Chanyeol Pov

"Hey  kau apakan wajahmu itu hyung?" Ucap sehun sekertaris sekaligus teman masa kecil ku. Walaupun aku tak mengingat begitu jelas bagaimana kehidupan semasa kecilku sendiri.

"Apa kau berpikir jika aku yang melakukan ini?" Ucapku kesal sambil menunjuk luka lemab di sudut bibiku

"Yeah aku tahu itu pasti dia kan?" Sehun

"Sudah tahu kenapa kau masih bertanya? Dasar albino!"

"Yak yak!! Berkacalah tidak hanya aku yang aneh kau juga, dasar cap--"

"Ssstt stt ini masih jam kerja, apa kau mau ku pecat  sekertaris oh." Ucapku sambil tersenyum menang.

"Baiklah baiklah, nah karena ini sudah jam kerja. Maka kerjakan ini sebelum anda menghadiri meeting 20 menit lagi. Oh iya akan saya bacakan jadwal anda hari ini presdir park. Sekedar mengingatkan jam delap--"

"Aishh sudah-sudah berhenti! Aku muak mendengar jadwalku yang begitu padat. Pergilah!" Setelah mendengar penolakanku, sehunpun pergi dengan senyum jahil andalannya. astaga dasar sehun. Dia selalu bisa meng skatmat diriku.

Baru saja aku hendak membuka dokumen yang diberikan sehun, tapi tiba-tiba sehun kembali masuk keruanganku. Membuatku memutar bola mataku jengah.

"Ada apa lagi?"

"Oh ya sekedar mengingatkan kalau besok pagi anda harus segera menghadiri pertemuan dengan CL Company. Jadi saya sarankan jaga dia agar tidak menaruh anda disembarang tempat,atau anda akan terlambat. Sekian saya permisi."

"Yakkk! Oh sehun!" Sehun langsung berlari cepat saat aku sudah menggenggam sebuah buku tebal yang siap aku lemparkan ke wajah tampannya itu, astaga sial sekali aku.

"Aku mohon, malam ini saja jangan berbuat ulah aku mohon."

[]

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang