Chapter22

950 84 7
                                    

"Gadis ceroboh, ini es krim---"

"Chaeyoung-ah!!"

Chanyeol yang tadinya berlajan sambil membawa es krim dengan senang, kini  justru rasa senangnya tergantikan dengan rasa khawatir saat melihat chaeyoung duduk sambil menutup telinganya, matanya terpejam. Tubuhnya bergetar dan sesekali  gadis itu berteriak.

Melihat itupun chanyeol sudah tak mempedulikan es krim yang sedari tadi bawanya dengan hati hati, melempar makanan dingin itu begitu saja dan berlari menuju chaeyoung berada.

"Chaeyoung ada apa?" Tanya chanyeol saat dirinya sudah berhasil meraih gadis park itu kedalam rengkuhannya.

Bukannya menjawab, chaeyoung justru semakin menenggelamkan tubuhnya kedalam rengkuhan chanyeol seolah dirinya tidak ingin terlihat oleh pria yang sedang berdiri tak jauh dihadapannya.

"Hey kau kenapa hm? Apa ada sesuatu yang membuatmu ketakutan?"

"D-dia ..." ucap chaeyoung sambil menunjuk pria yang berdiri di hadapannya.
Arah pandang chanyeol yang tadinya fokus oleh chaeyoung kini beralih ke arah dimana jari gadis itu menunjuk.

Chanyeol memperhatikan pria itu dengan lekat sambil bertanya-tanya di dalam hati.

Siapa pria ini?

Apa aku pernah bertemu dengannya?

Kenapa chaeyoung setakut ini ketika melihatnya?

"Siapa kau,dan kenapa chaeyoung setakut ini denganmu."

Alih alih menjawab pertanyaan chanyeol, pria itu justru tersenyum simpul. Dirinya merasa sakit ketika melihat chaeyoung bergetar ketakutan ketika melihatnya, apa dia seburuk itu? Apa dia sudah sejahat itu dengan chaeyoung? Pantaskah dia berhadapan lagi dengan gadis itu?
Melihat reaksi chaeyoung yang sedemikian rupa membuat tekanan batinya semakin menjadi, rasa bersalahnya semakin membesar dan itu sangat menyiksanya.

Mata pria itu menatap chanyeol dengan lekat,bibirnya terukir senyuman manis.

"Jaga chaeyoung noona dengan baik,jangan biarkan dia dalam bahaya. Tolong lindungi dia,jangan sampai noonaku terluka oleh siapapun termasuk dirimu yang lain. Aku yakin kau pria yang baik, park chanyeol-ssi."

Setelah puas mengatakan pesannya,pria itu mulai berbalik untuk pergi dari tempat itu, meninggalkan chanyeol dengan beribu pertanyaan.

'Chaeyoung noona.'

'Dirimu yang lain.'

Apa maksudnya?!

"Tunggu! Apa maksudmu," cegah chanyeol.

"Apa aku kurang jelas mengatakannya?"

"Siapa kau?"

"Jeon jungkook."

Tak ada lagi pertanyaan, jungkook langsung melangkahkan kakinya dengan cepat hingga tak terlihat lagi oleh pandangan chanyeol.

•••

gadis itu kini terduduk diam, pandanganya kosong namun pikiranya tak serta merta ikut merasa kosong.

chaeyoung masih saja memikirkan kejadian di taman beberapa jam yang lalu, sejak tadi yang dipkiranya hanya jeon jungkook.

apa reaksiku terlalu berlebihan?

tapi aku memang ketakutan.

wajahnya terlihat begitu tertekan,dia depresi dan aku tahu itu.

reaksiku ketika melihatnya pasti membuat jungkook semakin tertekan.

apa yang harus aku lakukan?

"hey jangan melamun terus!" ucap chanyeol menyadarkan chaeyoung dari lamunannya.

"apa yang kau pikirkan?"

"tidak ada."

"bohong!"

cheyoung tak menimpali tuduhan chanyeol, karena itu memang benar. untuk mengelakpun chaeyoung tak bisa, karena pasti nanti akan tetap sia-sia saja.

"sebenarnya siapa pria ditaman tadi? apa dia orang jahat?" ucap chanyeol hati-hati.

tidak,jungkook bukanlah orang jahat!

mendengar ucapan chanyeol, lantas gadis itupun menggeleng cepat.

"lalu kenapa kau ketakutan tadi? ceritakan saja padaku. bukankah aku juga sering menceritakan tentang diriku?"

"itu karena memang sudah menjadi kewajibanmu! aku ini psikiatermu." mendengar itupun chanyeol hanya terkekeh sambil menggaruk ceruk lehernya, melihat reaksi umum dari pria di hadapannya membuat chaeyoung merasa muak.

"sudahlahh ayo ceritakan padaku."

"kenapa kau ini ingin tahu sekali?!"

"ceritakan saja," ucap chanyeol sedikit merengek. Melihat kelakuan chanyeol yang seperti ini membuatnya geli namun juga merasa gemas.

sejak kapan pria ini pandai merengek seperti bocah?

"baiklah akan kuceritakan, seperti yang kau ketahui dia jeon jungkook. Dia sudah seperti adik kandungku sendiri, aku selalu mengurusnya dan dia selalu menjagaku. Aku menyayanginya begitupun juga dia. Aku dan taehyung selalu menyayanginya, kami berdua sudah seperti kakaknya sekaligus ayah dan ibunya ..." chaeyoung menjeda ceritanya untuk terkekeh pelan. Sedangkan chanyeol. Pria itu hanya diam, jujur saja saat ini dia iri dengan taehyung. kenapa mereka sedekat itu sih?

Chaeyoung menghela napas, "tapi sejak aku pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikanku, aku sudah jarang berkomunikasi denganya bahkan dengan sangat tega aku melupakannya. Saat aku bertemu denganya lagi setelah beberapa tahun, aku sangat senang. Tidak ada yang berubah dari jungkook, dia masih anak yang manja, baik hati, dan menggemaskan. Hanya bentuk tubuhnya saja yang berubah menjadi lebih gagah dan wajahnya yang semakin tampan hingga tak bisa kukenali. Tapi, tak lama setelah itu aku merasa sangat kecewa denganya. Dia menyembunyikan hal yang sangat besar dariku, dia membawaku kedalam hal yang disembunyikannya hingga membuatku takut. Sangat takut."

aku tak bisa menceritakannya padamu chanyeol, maafkan aku. Aku tidak mau kau menyakiti jungkook. Dan ini juga menyangkut yongchan, aku benar-benar tidak bisa menceritakannya.

"apa yang membuatmu sangat ketakutan?"

"aku tak bisa mengatakannya, maaf."

chanyeol lantas mengangguk pelan, berusaha untuk memaklumi. Mungkin karena chaeyoung masih ketakutan, maka dari itu dia tak mau menceritakannya. Pikir chanyeol.

"Terimakasih sudah mau bercerita padaku." chanyeol

"Tidak, seharusnya aku yang berterimakasih karena kau mau mendengarkannya."

•••

"Hyung, apa yang kulakukan sangat jahat hingga chaeyoung noona bergetar ketakutan ketika melihatku," tanya jungkook dengan tatapan kosong. Taehyung yang mendengar pertanyaan itupun langsung terkejut.

"apa kau menemui chaeyoung?" ucap taehyung yang diangguki oleh jungkook.
Yang taehyung lihat, jungkook sangat tertekan sekarang, tatapan itu. Tatapan kosong karena depresi, tidak! taehyung tidak bisa membiarkan hal itu. Lantas pria kim itu meraih jungkook kedalam rengkuhanya, menepuk punggung jungkook pelan sambil mengucapkan kata-kata penenang. Tak banyak yang bisa taehyung lakukan sekarang, jadi dia hanya bisa menenangkan adiknya itu seperti ini.

"kau tidak perlu memikirkanya, hyung yakin chaeyoung tak bermaksud seperti itu. Dia menyayangimu kook-ah, dia sudah mengatakannya padaku. Mungkin dia hanya terkejut "

"tapi hyung, aku sudah membuatnya ketakutan. aku lelah hyung aku lelah, setelah ini apa yang akan membuatku merasa bersalah lagi. Kenapa aku sebodoh ini untuk menuruti perintah pria tua itu!"

"kau harus bertahan, aku dan seokjin hyung sedang memikirkan cara untuk membebaskanmu. Bisakah kau bertahan sebentar lagi?"

[]

TWO PERSONS (ChanRosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang