16 - 💕

7.8K 564 35
                                    

WARNING!⚠️

🔞🔞🔞

Dosa tanggung masing-masing yeorobunn😅

Happy Reading~💕

❇❇❇

Rendra masih di pangkuan Alfy, tangannya memeluk erat leher Alfy dengan wajah yang ia sembunyikan di sela leher milik sang dominan.

Setelah adegan saling mengecap itu selesai, wajah Rendra langsung dikerubungi rasa malu hingga wajahnya memerah, bahkan sampai  telinga. Alfy terkekeh dengan prilaku Rendra yang menurutnya sangat imut ini, ia sudah beberapa kali membujuk Rendra untuk memperlihatkan wajahnya. Tapi semua usaha Alfy gagal, Rendra masih enggan untuk menunjukkan wajahnya.

"Hey. Masa masih malu juga sih?" Rendra masih diposisi yang sama tanpa ada yang berubah, hanya saja kepalanya menggeleng pelan. Ia benar-benar malu karena tadi ia yang mencium Alfy duluan, Oh God! Seseorang tolong tenggelamkan Rendra sekarang juga!!

Tangan Alfy masih mengelus punggung Rendra, sedangkan tangan masih memeluk pinggang milik yang lebih kecil. Ia menoleh kearah kepala Rendra, sehingga kini wajahnya tepat di depan telinga Rendra. Lalu dengan jail Alfy mengigit telinga Rendra, bermaksud agar Rendra menyerah dan menunjukkan wajahnya.

"Akh" Respon yang tak disangka oleh Alfy, ia benar-benar tak menyangka bahwa Rendra akan merespon seperti ini. Bahkan Rendra sendiri tak menyangka mulut bejatnya mengeluarkan suara yang sangat memalukan itu.

Alfy dengan otak sinting miliknya kembali menggigit telinga Rendra, hanya saja lebih impresif.

"Akhh jangan" Rendra langsung menegakkan tubuhnya, ekspresi Rendra sekarang benar-benar membuat Alfy ingin memujanya. Wajahnya yang masih memerah dan bibir yang sedikit terbuka. Tangan kanannya ia gunakan untuk memegang pundak Alfy, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menahan bibir Alfy.

Jarinya yang ada tepat didepan bibir Alfy itu kini menjadi incaran manis Alfy, ia mengecup jari itu dan mengulum ujung jari telunjuk Rendra. Rendra menutup matanya, merasakan setiap sentuhan bibir Alfy di jarinya.

Rendra membuka matanya ketika merasakan pergerakan bibir Alfy berhenti, ia dan Alfy saling memandang. Tenggelam dalam tatapan masing-masing. Alfy memajukan wajahnya untuk merasakan bibir Rendra lagi, Rendra menutup matanya merasakan semakin dekatnya wajah mereka.

Alfy melumat bibir ranum Rendra, awalnya hanya lumatan kecil namun lama kelamaan menjadi semakin menuntut. Mulut Rendra sedikit terbuka ketika Alfy menggigit bibir bawahnya dan Alfy tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Alfy segera memasukkan lidahnya kedalam mulut Rendra, ia mengapsen semua deretan gigi Rendra, saling bertukar saliva. Ciuman itu semakin lama-semakin menuntut, sehingga tangan Alfy yang berada dipinggang Rendra ikut tak bisa diam.

Tangan itu masuk kedalam kaos yang Rendra pakai, mengelus kulit Rendra yang sangat halus. Ia benar benar-benar mengagumi tubuh Rendra, bahkan bibir Rendra sangat manis ia rasa.

Rendra menepuk-nepuk dada bidang Alfy ketika ia merasa kehabisan nafas, Alfy yang mengerti segera melepaskan tautan mereka. Alfy nemandang wajah Rendra yang sangat seksi dimatanya. Tatapan sayu, mulut yang sedikit terbuka karena mengambil nafas dengan rakus, wajah yang memerah dan jangan lupakan bibirnya yang membengkak.

Alfy mengangkat Rendra yang ringan menuju sofa yang berada dibelakang mereka, ia membuat kaki rendra kini berada di kedua sisi nya. Rendra yang tadinya memeluk leher Alfy saat diangkat oleh Alfy, kini kembali menegakkan badannya.

Mereka berdua sudah terperangkap dalam rasa panas dan nafsu yang membuncah. Alfy langsung membuka kaos yang ia pakai, terpampang lah tubuh atletis milik Alfy.

Tangan Rendra menyentuh perut sixpack Alfy, ia tidak menyangka bahwa tubuh Alfy semakin luar biasa akhir-akhir ini. Ia sungguh terpesona. Tangan kirinya didada Alfy sedangkan tangan kanannya sedang menelusuri perut Alfy.

Alfy menggeram rendah ketika tangan rendra menyentuh kulitnya, sentuhan Rendra seolah-olah memberikan sengatan listrik kepada Alfy. Alfy langsung meraub kembali bibir Rendra, meski tidak kasar tapi nafsu besar Alfy sangatlah terasa jelas.

Rendra sangat pasrah ketika Alfy mulai mengelus perut rata Rendra, tangan kanan Alfy mulai merambat naik kearah dada rata milik Rendra, sedangkan tangannya meremas lembut pinggang ramping sang submisif.

"Akhhh" Satu desahan berhasil keluar dari mulut Rendra yang sedang sibuk mengimbangi permainan Alfy. Desahannya semakin menjadi ketika Alfy mulai memainkan putingnya, mencubitnya beberapa kali sampai memelintir nya. Sungguh sensasi luar biasa yang pernah Rendra rasakan selama hidupnya.

Ciuman Alfy turun ke leher Rendra, telinga Rendra pun tak luput dari sasaran mulut lapar Alfy. Desahan-desahan Rendra memenuhi ruang keluarga milik  Rendra sore ini, suara Rendra bahkan sudah sangat memabukkan bagi Alfy. Alfy meninggalkan tanda merah keunguan pada tulang selangka Rendra.

(*Bagi yang tidak mengerti: Selangka dan Selangkang itu berbeda. Selangka itu tulang dibawah leher. Tulang yang menonjol pada bahu bagian depan)

Pergerakan mulut Alfy terhalang oleh kaos yang masih melekat di tubuh Rendra. Alfy segera melepaskan kaos Rendra dan melemparnya kesembarang tempat.

Alfy melanjutkan mencium dada sang submisif, mulutnya menjelajahi dada rata milik Rendra. Mulutnya mengulum puting merah muda kecoklatan itu, sedangkan tangan kanannya masih bermain didada Rendra yang satunya dan tangan kirinya meremas pinggang Rendra.

"Eughh" Rendra menggilla. Kedua tangannya meremas rambut Alfy dan reflek is membusungkan dadanya meminta lebih dari sang dominan. Dengan senang hati Alfy memberikan apa yang Rendra inginkan, Alfy menggigit gigit kecil puting Rendra secara bergantian

Puting yang awalnya bewarna merah muda kecoklatan itu, mulai berubah menjadi sedikit kemerahan. Dengan bekas kissmark yang senantiasa dilukis oleh Alfy ditubuh indah milik Rendra.

Ciuman Alfy kembali ke bibir Rendra, mengecap semua isi bibir itu, menyatukan kembali kedua benda kenyal tersebut. Alfy kembali melepaskan tautan itu ketika mereka kekurangan pasokan oksigen.

Alfy menatap Rendra sebentar, lalu ia mengangkat tubuh Rendra seperti koala. Rendra otomatis memeluk leher Alfy dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Alfy, masih dengan nafas yang terengah. Dalam pelukankan itu ia tersenyum dalam, merasakan perasaan bahagia yang timbul di dalam hatinya.

Alfy membawa tubuh setengah telanjang mereka masuk kekamar Rendra. Ia lalu membaringkan tubuh Rendra dikasur dengan sangat lembut dan hati-hati, karena bagi Alfy tubuh itu lebih beharga dari sutra termahal sekalipun.

Ia menindih tubuh Rendra, tapi sikunya ia gunakan untuk menahan beban tubuhnya. Tangan Alfy mengelus kepala Rendra, ia menatap wajah Rendra dengan senyum, menyalurkan kelembutan yang juga ia rasakan. Tangan Alfy terulur mengelus pipi tirus milik sang submisif, ia menatap Rendra penuh arti.

Sejujurnya ia sangat ragu untuk meneruskan kegiatan mereka, ia takut Rendra tak siap dan itu malah membuatnya terluka. Dengan perjuangan keras untuk menahan nafsunya yang sudah membuncah, Alfy tetap menatap Rendra. Menimbang apa yang harus ia ucapkan sekarang.

"Do it" ucap Rendra dengan senyum yang begitu lembut, Alfy merasa bahwa Rendra mengerti pemikirannya.

Mendengar persetujuan langsung dari Rendra, Alfy segera melanjutkan aktifitasnya. Ia mencium bibir Rendra dengan lebih intens sampai bibirnya turun ke leher Rendra yang sudah memiliki karya dari Alfyan Syahdan. Seseorang yang kini telah memenuhi hati seorang Marhendra Putra.




















❇❇❇

~To Be Continued~

Huehue dosa tanggung sendiri yeorobun~

Hem chap selanjutnya detail dari ini atau di skip aja ya adegannya😏
Hmmmmm
Silahkan ditunggu chap selanjutnya~

Thanks to Reading~💕
Voment and Share juseyoo~💕
Ppai ppai~💕

(B)ROMANCE?! - [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang