Eps 36. I'm Build but You Dissolve

3.2K 148 0
                                    

Vero dan Jali sudah tiba di lokasi dimana mobil Seva mengalami kerusakan. Jali dengan sigap membenahi mesin itu sedangkan Vero sibuk menelepon seseorang yang bisa menambal atau mengganti ban.

"Makasih ya Vero Jali, kalian baik banget," Jali merespon seadanya saja, berbeda dengan Vero.

"Oke, kalo ada apa-apa lo bisa hubungin gue," jawab Vero. Jali melotot tidak percaya. Kemudian, Seva tersenyum lalu masuk ke mobilnya. Sedangkan Vero dan Jali juga kembali ke mobil mereka.

"Gue gak nyangka sama lo," ujar Jali.

"Maksud lo?"

"Lo dulu benci banget sama Seva kenapa sekarang lo malah baik ke dia? Otak lo kemana ha?!" Jali mulai tersulut emosi.

"Gue tau Seva sahabat lo dulu, gue tau semua Vero! Tapi sikap lo kayak pengkhianat begini gue aja jijik!" kata-kata Jali semakin menusuk.

"....." Vero membisu tidak menjawab.

"Asal lo tau ya, Avea itu lebih segalanya ketimbang Seva gue bilang gini bukan berarti gue naksir pacar lo! Tapi gue cuma mau bikin lo sadar,"

"Turunin gue di deket lampu merah aja, rumah gue deket dari situ. Gue harap lo segera ke rumah Avea, cek kondisi dia," ketika mobil Vero berhenti, saat itu juga Jali keluar dan berjalan kaki menuju rumahnya.

"SHIT!" Vero memukul stir dengan sangat keras.

"Kenapa gue terjebak masa lalu! Sialan! Shit!" geram Vero. Sekarang ia melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata menuju ke rumah Avea.

"Permisi Pak, apa Aveanya ada?" tanya Vero kepada satpam dirumah itu.

"Belum pulang Mas, biasanya kalo sopir pribadinya lagi off Non Avea pulang dengan temannya," jawab satpam itu.

"Terimakasih Pak,"

Vero semakin panik, sebab hampir jam 6 sore ini Avea belum pulang. Apalagi ia tinggal di cafe dengan alasan yang sungguh menyesakkan hatinya.

Calling Alvi
"Ada apa Ro?"

"Lo tau Avea dimana?"

"Hah? Kok nanya ke gue?"

"Karena cuma lo yang masih ada di cafe tadi,"

"Gue bilangin ya, gue udah nawarin Avea pulang berkali-kali tapi dia nolak, dan lo tau apa yang dia bilang 'takut Vero marah dan salah paham' malaikat banget hatinya Bro,"

"Trus habis itu di pulangnya gimana?"

"Tadi sih gue mata-matain dia dari jauh, dia pulang jalan kaki sambil nangis gitu,"

Vero memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ia kembali ke mobilnya untuk mencari Avea. Belum sampai ia masuk ke mobil, ia melihat seorang gadis berjalan memasuki kawasan perumahan Avea.

Semakin dekat semakin jelas sosoknya, Vero semakin yakin bahwa itu adalah Avea. Vero mendekati gadis itu, semakin dekat, mereka berdua saling berpandang sejenak.

"Hai Vero! Gimana mobil temen kamu? Beres?" tanya Avea dengan senyuman, tetapi wajahnya pucat dan keringat bercucuran di dahinya.

"Vero? Gimana mobilnya? Udah bisa jalan? Nggak usah nyembunyiin apapun dari aku, aku tau itu mobil Seva kan?" Avea tersenyum miris.

"Maafin aku yang terlalu terobsesi dengan kata-katamu yang menciptakan harapan manis bagiku," ujar Avea lalu ia berjalan lagi dengan kaki yang sudah lemas.

Dengan gerakan cepat Vero memeluk Avea sangat erat. Jujur, Vero ingin mengulang kembali waktu agar ia tidak salah pilih tadi.

"Aku minta maaf Avea," Vero dapat merasakan bahwa Avea sedang menangis sekarang.

SAVEA - [COMPLETED]Where stories live. Discover now