Dia berbaju abu-abu, kerudung ungu, bibirnya kering pucat, di tangannya pisau dapur berdarah-menetes ke lantai. Di laman katedral dia berdiri di gerbang sekitar tiga jam, seperti miliki kekuatan supranatural. Dia dekati aku dan memelukku, takutku seperti kaki seribu; tak bisa berlari segala penjuru. Aku diam memeluk dendam. Aku menempel perasaanku yang remuk redam, dan kubiarkan kerudungku melayang. Aku tertidur dan mimpi ular.
2019
BINABASA MO ANG
Harfa N Keyluna
Poetry#19 in Metafora (Mar, 27th of 2019) #3 in Petualangan (Mar, 29th of 2019) #2 in Satir (Mar, 30th of 2019) #10 in Metafora (Apr, 1st of 2019) #285 in Perempuan (Apr, 7th of 2019) #14 in Pikiran (Jun, 13th of 2019) #2 in Kiasan (Jun, 14th of 2019) #4...