| Part 13 |

1.3K 56 1
                                    

Jangan tanya ya kenapa author kalo update malem terus.

Bcs imajinasi aku encer pas malem.ck

~¤~

Nana.

Dibawah derai hujan, aku berlari. Menjiwai setiap makna dari sekian juta tetes, bahkan aku belajar dari hujan, jatuh berkali-kali tanpa jera meski tahu rasanya terjatuh.

Aku menutup buku diary ku. Seketika aku terlamun, memikirkan Bryan yang tiba-tiba berubah.

Ia berubah semenjak melihat kak tata.

Apa perasaan Bryan tumbuh lagi untuk kak tata? Jika benar, Oh tuhan apa aku salah jika menginginkan bahagia.

Apa aku salah jika menginginkan dia yang selalu mencintaiku tanpa membagi cintanya dengan yang lain.

Namun, mungkin memang iya. Kak tata lebih membutuhkanny dibanding aku.

"Aku sayang kamu Bryan."

~¤~

Bryan.

"Aku sayang kamu Nasya Dealova."

Seketika kata itu terucap dimulutku, saat melihat foto seorang lelaki dan perempuan disebelahnya tertawa lepas.

Tuhan, aku bingung. Sangat bingung.

Nana Atau Tata.

Pikiran itu terus tergiang-giang diotakku. Apa yang harus aku lakukan.

"Bisa gila lama-lama gue." Ucap ku sembari mengerang frustasi.

Jika keadaannya serumit ini, siapa yang dapat mengerti, dan mungkin aku saja masih parau dalam hal ini.

~¤~

"Bryan, temenin aku bisa gak?" Tanya Nana saat melihat Bryan di parkiran.

Ya, Ini sudah waktunya siswa-siswi Tunas Karya untuk pulang kerumahnya masing-masing.

Hubungan Bryan dan Nana sudah berjalan seminggu, Dan tepat di hari ke-4 mereka resmi. Tata sang kakak, akhirnya sadar.

"Kemana?"

"Aku mau ke mall, ada buku yang harus aku beli." Jawab Nana sambil tersenyum binar.

Lama tak mendapat balasan. Nana pasrah, mungkin memang cinta Bryan sudah bukan untuknya namun untuk kakaknya, Tata.

"Yaudah gpp, aku bisa sendiri naik busway kok. Kamu hati-hati ya, sampai rumah jangan lupa istirahat."

Namun, saat hendak membalikkan badan, tiba-tiba tangannya dicekal oleh bryan.

"Aku antar." Ujar Bryan sembari tersenyum.

"Engga, gak papa. Kamu kelihatan capek banget hari ini, mending kamu pulang terus istirahat." Tolak Nana.

Bryan menggeleng. "Capeknya ilang kalo sama kamu."

Nana menunduk tersipu malu. Kata-kata romantis bryan membuat nana ingin menangis rasanya.

Seperti sekarang, mata nana sudah mulai berkaca-kaca.

"Eh, kamu kenapa sayang." Ucap Bryan saat melihat rintik air dibawah kaki nana.

"Kamu jarang romantis setelag pacaran. Dan tadi kamu bikin aku terharu." Ucap Nana.

"Yaudah ayo sayang, aku antar ya."

Tanpa menunggu balasan dari Nana, Bryan sudah mengangkat badan nana dan mendudukkannya di tepi motornya.

Nana menyerah, mereka berduapun pergi meninggalkan SMA Tunas karya.

Dear Diary (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang