perjalanan

291 13 0
                                    

Lirik aku walaupun sekilas
Akan kutawarkan kamu sejuta rasa nyaman yang akan membuatmu
Betah Menetap lama

-bulan cahaya putri sanjaya-

Tas ransel dengan lumayan ukurannya itu kini melekat dikedua bahu gadis berambut panjang itu.
Setelah sarapan dan acara pamit- pamitan serta beberapa petuah dari mama dan papanya kini ia tengah berada didalam mobil yang dikendarai oleh kakaknya itu.
Hari ini studytour akan dilaksanakan, gadis itu sangat repot dengan bawaannya ralat mamanya lah yang memaksanya membawa barang yang menurut bulan tidak terlalu penting.
Tidak ingin mengecewakan sang mama bulan terpaksa merepotkan dirinya sendiri.

"Eh buset! Mau kemana neng? Minggat?"ledek reyhan menatap fokus kejalanan dan sesekali melirik- lirik bulan.

Bulan mengerucutkan bibirnya sebal entah kenapa kakaknya itu suka sekali membuat dirinya kesal
"Diam ah!lo udah brapa kali lo ngomong kayak gitu!bosan gue dengernya?fokus aja noh ama jalanan ntar bukannya kesekolah malah ke rumah sakit"kesal bulan dan menatap cowok dengan stelan baju berwarna biru cerah dan celana jeans panjang itu dengan tatapan tajam.

"Ngooh!tapi jangan liatin gue kayak gitu! Salfok nyet"balas reyhan sembari bergedik ngeri.

Bulan pun mengalihkan penglihatannya ke jendela mobil saat mengetahui bahwa kini dirinya sudah berada di sekolah yang telah didatangi beramai ramai siswa lainnya.

                             🌙🌙🌙
Derap kaki dengan nada tergesa gesa terdengar ke seisi rumah yang nampak sunyi itu, seorang cowok dengan setelan kaos abu-abu yang ditutupi dengan kemeja yang dilepas kancingnya itu menambah kesan badboy bagi dirinya ditambah lagi dengan celana jeans hitam dengan sobek-sobekan khas ala anak jaman sekarang.

"Eh,Den bintang nggak sarapan dulu?, bibi udah nyiapin sarapan nya loh den"tanya wanita paruh baya yang diketahui berpangkat sebagai asisten rumah tangga dirumah besarnya itu.

"Nggak"

Bintang berlalu pergi tak lupa menyalami ART nya itu yang diketahui bernama bik ijah, bintang bisa dibilang dekat dengan ART nya disebabkan oleh kedua orang tuanya yang gila kerja itu, bahkan bintang sudah 6 bulan tak melihat kedua orang istimewa itu, mungkin karna sudah terbiasa dengan hal sedemikiaan bintang hanya bersikap biasa saja.

                            🌙🌙🌙
"Eh kampret!mau pindahan mbak?"kekeh raya saat melihat tas ransel bulan dengan ukuran begitu besar.

"Bawa barang seperlunya aja kali lan, jangan kayak orang pindahan aja"tambah nia.

Bulan hanya mendengus sebal, orang emang begitu ya suka berkomentar tanpa tau apa yang terjadi sebenarnya!.

"Bacot nyet!"oceh bulan.

Kedua sahabatnya itu hanya tertawa kikuk saat menyadari respon bulan dengan nada begitu menusuk sepertinya bulan tengah pms bulan ini.

Perlahan nia mendekati bulan dan berbisik sesuatu tentu saja raya mengkerutkan keningnya mengapa seakan mereka punya rahasia besar saja.

"eh lan lo lagi pms yah?"bisik nia pelan.

"APA! LU LAGI PM--"ucapan raya menjadi tidak jelas saat nia membekap mulut raya dengan tangan mulusnya itu.

Semua mata tertuju pada mereka tentu saja mereka bertiga hanya tersenyum kikuk merespon tatapan kepo itu.

"Eh kampret! Lo mau mempermaluin gue!"oceh bulan menatap salah satu sahabatnya itu tajam.

Raya hanya cengngengesan,dia emang begitu selalu berteriak keras saat terkejut akan sesuatu hal. Semua perhatian pun teralihkan saat mendengarkan pengumuman bahwa mereka harus segera memasuki bus masing-masing, ketiga sejoli itu langsung saja memasuki bus ber nomor 4 yang terletak dipertengahan bus lainnya.

Bulan menatap nomornya dengan harap cemas, ia berharap semoga sebangku dengan cowok yang sering mengganggu fikirannya akhir-akhir ini, ia berjalan perlahan dengan sesekali melirik nomor kursi bus yang ada ditangannya itu.

"Nah ketemu"gumam bulan.

Bangku itu terletak dipojok sudut bus, bulan pun tersenyum sumringah dan mulai menduduki bokongnya diatas kursi empuk itu,ia mengambil posisi dikaca jendela bus salah satu alasannya adalah agar ia bisa melihat pemandangan saat bus berjalan nanti.
Perhatian bulan teralihkan sepenuhnya dari jendela saat mendengar suara berat seseorang yang sangat ia kenali.

"Baiklah adek adek dan teman teman sekalian, saya akan mencatat kehadiran diharapkan agar kalian berseru saat dipanggil namanya ya!"ucap revan dengan ramah.

"Chika alya"

"Hadir kak"jawab seorang cewek berponi yang duduk dibagian depan.

"Monica enstein"

"Hadir van"jawab kakak kelas yang berdandan menor yang duduk didepannya.

Setelah mengabsen beberapa nama lainnya dan termasuk bulan,suasana mendadak ricuh saat nama terakhir yang diabsen tak mengeluarkan suara.

"Badboy kita nggak dateng ya"

"Yahh nggak seru donk kalau nggak ada badboy kita"

"Kalau gini mah nyesel mau berangkat"

Kira kira begitu lah bisikan ricuh yang diucapkan oleh beberapa siswi, bulan pun memasang wajah cemasnya mengapa sampai sekarang sahabatnya itu belum datang?. Apakah motornya mogok? Kesiangan? Alarmnya ngambek?hah pertanyaan yang terakhir tidak mungkin.

"Bintang nugroho"ulang revan sedari tadi namun tak kunjung mendapat respon juga.

"Disini"

Teriak seseorang yang baru memasuki bus itu dan duduk disamping bulan, tentunya bulan mengkerutkan dahinya mengapa berani-beraninya cowok ini menduduki kursi yang disisakannya istimewa untuk revannya malah diduduki sekenanya saja.

"Baiklah karna bintang sudah datang, berarti penghuni bus ini lengkap, selamat menikmati perjalanan, dan enjoy gays"ucap revan ramah dan berlalu pergi meninggalkan bus bergorden hijau daun itu.

Bulan tambah melongo, bukankah harusnya revan yang duduk disini lalu mengapa cowok itu berlalu pergi begitu saja dan terus mengapa bintang malah menduduki kursi ini.

Ternyata benar berharap berlebihan itu tidak boleh, karna jika terlampau berharap pasti tingkat kekecewaan itu lebih tinggi.

Seakan bisa membaca fikiran bulan, bintang menyodorkan sebuah nomor yang persis dimiliki oleh bulan.

Bulan menghela nafasnya, bintang pun melirik sekilas ekspresi sahabatnya itu, ia tau bahwa bulan berharap bisa sebangku dengan revan, tapi bagaimana lagi ini sudah keputusan sekolah, dan anehnya lagi mengapa ia malah tampak bahagia?.

Bus pun mulai berjalan meninggalkan area sekolah, bulan mulai bisa mengkontrol emosinya itu, mungkin belum waktunya? Pikirnya!.
Bukankah seharusnya ia harus tampak bahagia karna sebangku dengan sahabat karibnya itu,bulan pun menoleh kearah bintang yang juga sedang menatapnya itu, bulan lalu tersenyum konyol yang membuat bintang bergedik ngeri,
Ada apa dengan sahabatnya ini?.


Hay para readers semuanyah
Kira kira si bulan kenapa yah?
Stress kali karna nggak bisa sebangku dengan revan
Wkwkk

Salam cuek dari bintang❤

BULAN[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang