Chapter(07) : Malignant tumor

346 51 0
                                    

Aku pergi menuju ruangan istirahat ku.Aku lalu mengechat Sakata yang lumayan paham betul dengan obat-obatan.
"Sakata...bagaimana merawat orang yang terkena tumor akut?"chat ku.
"Heh?kau kena tumor akut?"
"Hey,bukan!pokoknya jawab saja!"
"Kau ngetes aku,hah?kalau menurutku biarkan saja sampai ajalnya."
"Sialan,,,Sakata...jangan bercanda!"
"Eh?kau serius ya?ne,Soraru...yang namanya stadium akhir itu kemungkinan sembuhnya sangat-sangat minim tau!kebanyakan kembali ketangan pencipta."
"Sialan kau tidak menyenangkan sekai,sudah ah!"
Aku kesal dari menutup handphone ku.Tiba-tiba aku melihat sosok orang dengan kemeja putih dokter berdiri didepanku.
"Lho??Naruse??"kejutku.
Iya...Naruse berpakaian dokter.
"Yo,Soraru...sedang apa kau di Hokkaido?"
"Naruse...tolong aku,,,"
Aku berdiri dan memegang tangannya.Aku menceritakan apa yang terjadi pada Mafumafu ke Naruse.Aku berharap Naruse dapat membantuku.
"Souka...Soraru...aku bisa membantumu...tapi kemungkinan nya akan kecil sekali...karena Mafumafu mencapai tahap akhir...aku akan jadi dokter pribadi untuknya,,jangan sedih,ne?Soraru..."
"Naruse??arigatou!"ucapku menangis lagi.
Naruse menepuk-nepuk bahuku.

Pagi menjelang,aku merapikan kamar baru Mafumafu.Ia masih tertidur dengan wajah pucat nya itu.Perlahan kuusapkan air hangat dileher dan wajahnya.Hingga akhirnya ia terbangun.
"Soraru-san?"
Ohayou..."sapa ku lirih.
Mafumafu tersenyum padaku.
"Setelah ini kau mau makan,ne?"
Mafumafu tersenyum semakin lebar.
"Hai!"jawab nya semangat.
Aku menyuapi nya setiap hari,bahkan tidak pernah semenit pun.Aku mengajak nya jalan-jalan dengan kursi roda setiap pagi.Hal itu sempat juga membuat pasien lain nya iri.Aku mengajaknya bermain sampai Mafumafu tertidur setiap malam.Itu rutin kulakukan hingga hari operasi Mafumafu tiba.

Naruse masuk ke kamar Mafumafu.Saat itu Mafumafu sedang makan kue keju buatan ku.
"Mafumafu...kau siap besok?"tanya Naruse.
Mafumafu hanya mengangguk.Ia masih fokus dengan kue keju nya.
"Aku ingin kau tidak makan apa-apa mulai larut malam nanti hingga saat nya operasi besok tiba"
"Kau serius??Naruse-sensei?Kau tidak salah bicarakan?"Mafumafu meletakkan piring nya.
"Mafumafu...hal ini dilakukan agar kau bisa sendawa saat operasi hendak dimulai..."ujarku.
"Yap,,Soraru benar sekali...kau harus bisa sendawa sebelum operasi..."
"Soraru-san ikut kedalam kan???"
"Tentu saja tidak,Mafumafu...aku bukan dokter bedah...hal itu akan hanya repot saja kalau aku masuk didalam..."
"Kalau begitu aku tidak mau!Soraru-san tidak menemaniku!"
"Mafumafu...Soraru tidak boleh masuk...ini hanya urusan dokter bedah,,dokter anestesi...dan tuhan..."ujar Naruse.
"Mafumafu...kau ingat janjimu kan?kau harus mau dioperasi..."
Mafumafu lalu mengangguk perlahan.Ia melihat ku dengan ruby nya yang terlihat terpaksa itu.
"Mafumafu...janji padaku,ne?"
Mafumafu menidurkan kepala nya di jemari ku.Suhu nya masih dingin seperti disaat aku membawa nya ke rumah sakit.Kulit nya sekarang tidak dapat menghasilkan melanin kulit sehingga warna nya semakin putih bersih seperti kertas.
Aku terus berguman dan berdoa,berharap keajaiban membantu nya.

Esok hari tiba,Mafumafu sejak malam tidak makan apa-apa.Bahkan ia tidak minum air segelaspun.Mafumafu bernafas kencang saat perawat mulai memindahkan tubuhnya dari kasur empuk nya itu ke kasur kulit yang nanti nya didorong ke ruang operasi.
"Soraru-san...kau yakin aku tidak apa-apa?"tanya nya terengah-engah.
"Aku yakin...kau harus kuat Mafumafu...kau ingin sembuhkan?"
Mafumafu mengangguk.Pandangan nya yang takut itu membuat ku ingin menangis.
"Mafumafu...seusai operasi aku pasti akan langsung berada disampingmu...pasti..."
"Soraru-san...janji,ne?kau harus janji padaku!jangan lupakan aku!"
Aku mengangguk.Perawat sudah selesai memindahkan apapun yang dibutuhkan.
"Sudah siap?"tanya perawat.
Mafumafu tidak menjawab,aku mengangguk kecil dan kasur didorong ke ruang operasi.Mafumafu tidak melepaskan genggaman tangan nya dariku.
"Soraru-san..."panggil nya.
Aku pun mengantarnya hingga kedepan ruang operasi.Kulihat Naruse tengah berdiri mengenakan jubah bedah nya dan sudah memakai sarung tangan karet dan masker diwajahnya.
Mafumafu terus melihatku.Perlahan ia melepaskan genggaman nyadan pintu operasi mulai ditutup.Lampu operasi pun dinyalakan dan aku duduk diruang tunggu.

Jantungku berdegup kencang,jemari ku dingin,bahkan aku tak sanggup membuka handphone.Hingga 3 jam setelah operasi Mafumafu dimulai,handphone ku berdering.
"Eh?Luz?"
Ku angkat telepon itu.

"Moshi-moshi?Soraru?kau dipanggil ke studio anime di Hokkaido!kau harus menyanyikan lagu mu yang berjudul Machibouke no kanata itu!lagu itu akan dipakai untuk opening anime mu...segera,ne?"

"Oh...iya Luz...maafkan aku...baiklah,aku permisi!"
Aku berangkat menuju studio rekaman di Hokkaido.Disana aku melakukan rekaman audio hingga 2 jam berjalan.

Setelah menyanyi selesai,aku cepat-cepat kembali ke rumah sakit.Rupanya operasi masih berjalan sejak tadi.
"Huh...lama sekali..."guman ku semakin dingin.
Aku duduk dikursi,tak lama setelah itu,lampu operasi mati.Aku langsung panik dan berdiri.Pintu pun dibuka dan aku sungguh kaget melihat ekspresi Naruse yang masam itu.
"Naruse??ada apa?bagaimana Mafumafu?"
"Soraru...tubuh Mafumafu tidak terlalu kuat untuk menjalani nya...memang separuh tumornya sudah terangkat,tapi tubuhnya lemah...maafkan aku Soraru..."
"Maaf?maaf bagaimana?!?"
"Dia koma Soraru..."
Kaki ku gemetar mendengarnya,seketika aku duduk dilantai tepat didepan Naruse.Mataku kembali menangis.
"Mafumafu..."tangisku.
Aku masuk ke ruang operasi dan melihat tubuh mungil nya yang dingin itu tengah menutup mata di atas kasur operasi.
Sekilas aku teringat dengan pinta Mafumafu padaku.

~Soraru-san...janji,ne?kau harus janji padaku!jangan lupakan aku!~

"Aku disini Mafumafu...aku disampingmu..."aku kembali menangis.
Mafumafu pun kembali dipindah kan keruangan nya.Aku duduk seharian menunggu hingga Mafumafu membuka matanya.

Aku melanjutkan karir ku.Anime ku kini berkembang bahkan sangat besar.Salah satu lagu milik Mafumafu yang berjudul Shuuten pun dijadikan ending untuk anime ku itu,yang mana membuat ku sedih karena ingat dengan Mafumafu.
Aku duduk di kantin makan siang sendirian,tanpa Lon...hanya ada secangkir cokelat hangat yang menemani.Tiba-tiba aku seperti mendengar suara Amatsuki.
"Kau pasti sangat sedih,ne?"
Saat kutoleh,hatiku langsung berdegup.Amatsuki,Senra,Sakata,dan Urata datang Hokkaido.
"Hai...kami rindu kau kawan!"ujar Urata memelukku.
Aku kembali menangis.
"Urata..."tangisku.
"Sudah...berdoalah terus demi kebaikan Mafumafu...jujur kami cukup shock mendengar gossip dia tidak mau operasi karena dibully,apa itu benar?"tanya Senra.
"Dia bicara padaku akan hal itu sendiri..."tangisku.
"Soraru...kami juga berdoa...semoga ada keajaiban..."Amatsuki mengusap bahuku.
"Apa kita boleh tau ruangannya?"tanya Sakata.
Aku mengangguk.Aku mengantar teman ku ke rumah sakit dan masuk ke ruangan Mafumafu.
"Kasihan..."ujar Urata meletakkan jemari nya di bibirnya.
"Sudah 1 bulan dia seperti itu..."ujarku.
Perlahan,aku melihat jemari Mafumafu bergerak-gerak.Aku mendekati nya langsung memegang nya.
"Mafumafu?Mafumafu??"panggilku.
Matanya memejam rapat.Aku juga mendengar Mafumafu mendesahkan nafas.Bibir kecil nya berusaha bergerak.
"Soraru...apakah itu keajaiban?"Amatsuki memegang ku.
"Mafumafu?"panggilku sekali lagi.
Hingga akhirnya...
"So...ra...ru...-san...??"
Aku tidak menyangka,dia menjawabku.Aku senang sekali.
"Mafumafu,,panggil aku sekali lagi..."
"Soraru...-san...So..raru...-san...Soraru-san...Soraru-san...?"Mafumafu berusaha membuka matanya,ia menggenggam tangan ku lebih erat.
"Mafumafu?"panggil ku sekali lagi.
"Soraru-san...?"
Akhirnya,Mafumafu membuka ruby merah itu.Ia memandang ku dengan lemah nya.Dia lalu tersenyum memandangku.
"Kau janji...kau menepati nya Soraru-san...kau disini,,disampingku..."
"Iya Mafumafu...tentu saja..."
"Hai Mafumafu!"sapa Senra.
Dia hanya tersenyum melihat Senra.
Genggaman nya lalu melemah.Dan dia diam berbaring.
"Sudah berapa lama aku begini?aku merasa ini bukan setelah operasiku..."
"Ini satu bulan setelah operasi mu,Mafumafu..."jawabku.
"Apa aku berhasil,Soraru-san?"
"Dokter belum memberiku kabar lain..."
"Naruse...sensei??"
"Belum Mafumafu,,,aku akan tanya,,kau tunggu dengan yang lain ya?"
"Tidak mau...Soraru-san janji ada disampingku...!"
"Mafumafu..."
Mafumafu menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana ini?teman ku tidak ada yang kenal dengan Naruse-sensei...aku akan bicara dengan Naruse-sensei sebentar saja..."
Mafumafu sekali lagi menggeleng.Aku hanya memandang teman-teman ku.Amatsuki lalu mengangguk dan pergi keluar dari ruangan Mafumafu.Rupanya dia mencari Naruse.
Setelah lama,Amatski pun kembali.Wajahnya cemas dan jantungku kembali tidak enak.

Garing ya kawan??biar cepet selesai diselesaikan trus biar bisa bikin cerita lucu nya!makasih buat yang baca yaa!😅😅😅

~TO BE CONTINUED~
😽😽😽

White (SoraMafu fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang