Chapter(08) : Amnesia

321 47 2
                                    

"Ada apa Amatsuki?"tanyaku.
"Chotto...aku pinjam Soraru sebentar,ne?Mafumafu..."
Amatsuki lalu menarikku keluar dari ruangan dan berkumpul di ruang tunggu dengannya.
"Hey,ada apa?katakan!"
"Soraru...Naruse-sensei pergi ke Kobe...dokter banyak yang bilang dia tidak ingin meneruskan operasi terhadap pasien bernama Mafumafu..."
"Apa?!kenapa?!"
"Soraru...maafkan aku,,jujur aku ingin menangis saat ini...tumor di otak Mafumafu sudah menyebar semenjak dirinya hampir kehilangan nyawa...kau pasti selama 1 bulan ini jarang ke ruangannya kan?"
"Memang benar,,aku sibuk sekali..."
"Kata mereka Mafumafu sempat kejut listrik...dari sanalah tumornya mula menyebar...hanya waktu dan keajaiban yang bisa menolongnya..."
Aku terduduk,kaki ku mati rasa...aku bingung dan pusing seketika...
Ya tuhan...cobaan macam apalagi ini?Amatsuki ikut jongkok bersamaku.Ia juga meneteskan air mata diwaktu yang sama.
"Oh iya...Soraru...satu lagi...Mafumafu di vonis akan kehilangan beberapa memori nya dalam beberapa jangka waktu...ini semua karena tumor ganas itu menyerang sel ingatan terlebih dahulu..."
Amatsuki terengah,dia berhenti sejenak menarik nafas dalam.
"Kau yang sabar,ya,Soraru??"
Aku menangis semakin kencang.Mafumafu akan lupa denganku?

"Apa kita harus...memberitahu kan hal ini pada Mafumafu?"tanyaku masih terisak dalam tangis.
Amatsuki mengangguk,dia menahan tangis nya,berusaha tersenyum didepanku.
"Mari buat kenangan terakhir yang indah bersama Mafumafu..."tutur Amatsuki semakin larut dalam tangis.

Aku masuk bersama Amatsuki ke ruangan Mafumafu.Aku melihat Mafumafu yang melihat ku dengan penuh ke khawatiran.
Mari kutebak,dia pasti akan bertanya ada apa denganku.
"Kau kenapa,Soraru-san?"
Yap,benar dugaanku.Satu pertanyaan terlontar dari bibir pucatnya,yang membuat sulit untuk bicara tentang fakta.
"Mafumafu...kau tau aku menangiskan?maka itu kau menanyaiku..."ujarku terisak.
"Kau kenapa?bagaimana kondisiku?"
Aku menceritakan pada Mafumafu.Aku terus terisak bahkan Amatsuki sedikit membantuku dalam bicara.Urata,Sakata,dan Senra hanya bisa tersedu-sedu dalam tangis.Mata Mafumafu perlahan meneteskan air mata.Wajah nya yang menyedihkan itu membuat ku memeluk kembali tubuhnya yang dingin,berusaha menenangkan pikiran nya.
"Soraru-san...tidak mungkin!aku tidak mungkin akan lupa dengan Soraru-san!Soraru-san...aku tidak mau lupa denganmu!Soraru-san!"Mafumafu menjerit dalam tangis nya.
Aku semakin larut dalam tangisku.Aku bingung harus bicara apa,bahkan aku hanya mengeluarkan suara tangisku sambil mengusap-usap punggungnya yang juga dingin itu.
"Mafumafu...aku janji akan membuat mu bahagia...aku akan membahagiakan mu sampai saat dimana kau harus melupakan ku...bahkan saat kau telah melupakanku,aku janji akan terus merawat mu hingga kau sembuh...jangan menangis,Mafumafu..."tuturku masih terisak.
"Soraru-san..."Mafumafu mulai tenang dalam tangis nya.Ia merapatkan pelukan nya padaku.Mafumafu pun mulai mengeluarkan suara-suara tangisan nya itu.

Aku merawat Mafumafu bahkan tidak pulang ke apartment.Aku bahkan tidur di kursi dalam ruangan Mafumafu.Cukup lama aku mengambil cuti di perusahaan.Bahkan Lon melanjutkan semua nya sendiri,Luz kubuat repot dengan banyaknya agenda kegiatan yang harus ditumpuk dulu akibat ketidak hadiran ku.Luz pasti bingung mengatur waktu yang tepat demi tidak tertabrak nya waktu dalam agenda-agenda itu.Hingga suatu hari,aku menyuapi Mafumafu.Rambutnya sudah menipis karena banyak nya kemotherapy yang harus ia jalani.Sambil memainkan boneka nya,Mafumafu bertanya padaku.
"Soraru-san...kenapa mata beruang bukan kotak?"
"Lingkaran itu menunjukkan hubungan yang tidak pernah lepas Mafumafu...kalau kotak pasti ada kelokkan yang harus dituju,itu namanya kita sebenarnya terpisah dalam garis yang dihubungkan..."
"Eh?kenapa kau bicara begitu,Soraru-san?"
"Entahlah...aku tidak tau..."
Mafumafu lalu tertawa sambil melihat boneka beruang yang dibelikan Urata itu.
"Ne,Soraru-san...kalau aku lupa tentang mu besok,bagaimana?apa yang akan kau lakukan?melupakanku juga?"
"Mafumafu..."
Aku meletakkan sendok makan nya.Aku menghela nafas panjang mendengar hal itu.Jujur lagi-lagi aku kepikiran tentang hal itu selama 2 minggu ini.
"Mafumafu...aku tidak akan melupakan mu,,,aku akan merawatmu sampai kau sembuh,aku sudah pernah bilang hal ini,bukan?"
"Bahkan sekalipun saat aku lupa tentang mu?"
"Aku janji Mafumafu...aku janji..."
Mafumafu meletakkan boneka nya.Ia lalu duduk dan memelukku.Dia mengusap-usap punggungku.Perlahan aku kembali merasakan,bahwa aku menangis lagi.Mafumafu tersenyum.Ia mengusap air mataku.Aku makin larut dalam tangisku.
"Soraru-san...jangan tangisi aku...aku senang bisa mengenal Soraru-san...terimakasih telah membahagiakan ku Soraru-san..."
Aku terus menangis dan terus kepikiran akan hal itu.
Malam hari tiba saatnya bagi Mafumafu untuk tidur.
"Soraru-san...janji ya?kau tidak melupakan ku?"
"Janji...aku janji..."
"Oyasumi...Soraru-san..."
Aku mengangguk.Aku terus mengusap bahu nya yang dingin bahkan tengah tertidur itu.

Malam ini aku susah sekali memejamkan mataku.Jujur sebenarnya aku tidak ingin ia melupakan hal-hal yang kulalui bersama dengannya.
Aku terus mencoba memejamkan mata tapi tidak tertidur juga hingga di jam yang sangat larut,barulah aku mulai tertidur.

Dikit dulu yaa kawan...berangkat nge-game!hahaha...
~KILL THE AUTHOR~

~TO BE CONTINUED~
😄😄😄

White (SoraMafu fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang