Part 10

1K 125 49
                                    

"Y/N, beberapa hal yang harus kau ingat sebelum kami akan pergi," Baekhyun tersenyum manis.

"Oke. Apa saja hal itu?"

"Pertama, selalu percaya pada partner mu. Tak ada yang bisa meng-copy dirinya,"

"Apa maksudnya itu?"

"Maksudku, para musuh bisa mereplikasikan diri mereka sebagai siapapun. Contohnya, temanmu yang manis itu, Jungkook,"

Aku menatapnya aneh. Semua orang memanggil Jungkook manis, dan maksudku, mereka memang tak salah, haha.

"Jadi seseorang bisa menjadi Jungkook? Tanpa sepengetahuanku???"

Baekhyun mengangguk. "Kau akan sulit membedakannya,"

"Baiklah,"

Baekhyun tersenyum lagi. "Kedua, jangan dengarkan apa yang si musuh katakan. Semuanya hanya omong kosong, dan mencoba untuk mengalahkanmu menggunakan permainan pikiran,"

"Itu mudah!" aku tersenyum.

Dia menggeleng. "Tidak, kau salah. Sangat sulit untuk tidak mendengarnya. Untungnya Joy berhasil menyadarkan ku,"

Oh, benarkah???

"Lalu, ketiga. Kau akan mendapatkan kekuatan yang sangat besar, dan pada suatu saat, kau tak perlu mendengarkan mereka lagi. Kadang..."

Oh ya. Karena aku belum sepenuhnya berkuasa dalam kekuatan cahayaku, jadinya aku masih harus mendengar perkataan kekuatan yang ada dalam diriku.

Dia cukup ramah, tapi aku tak tahu harus memanggilnya apa.

Apakah "asap" karena dulunya dia berbentuk asap? Ataukah yang lainnya?

"Kau bisa memanggilnya 'Lux', kembaran 'Nox',"

"Nox?"

Dia tersenyum. "Nama mereka. Kekuatan cahaya itu bisa kau panggil 'Lux', sedangkan Taehyung memanggil kekuatannya sendiri dengan nama 'Nox'!"

"Tunggu, tapi aku mendengar kau mengatakan 'kadang'. Maksudmu apa?"

"Kadang mereka pergi, kadang mereka tinggal. Kalau aku, saat itu 'Lux' meninggalkan ku, jadi aku harus belajar sendiri,"

"Agak sulit, ya??"

Dia mengangguk, "Jangan sampai kau melanggar, karena sekali melanggar, akan sulit bagimu,"

Aku mengangguk, "Dan tak memberitahu siapapun, kan?"

Baekhyun mengangguk lagi, "Sekalipun orang tuamu. Jika tidak, kau mungkin akan terkena hukuman,"

"Bagaimana hukumannya?" aku sangat penasaran dengan hukuman ini.

"Aku tak pernah melihatnya, tapi ada satu orang dari pemilik kekuatan cahaya sebelumnya, memberitahu adiknya tentang kekuatannya, dan saat itu, adiknya mati karena dipergunakan oleh si penjahat ini. Dia memang monster!"

"Buruk sekali!! Siapa namanya?"

"Nama anak itu?? Aku tak tahu,"

"Bukan, nama monster yang akan kita lawan ini!"

"Oh," alisnya berkerut. "Saat itu, dia ingin dipanggil Lucy. Tapi kadang namanya Luther. Arthur. Entahlah, dia punya banyak nama,"

Aku mengangguk. Monster ini punya banyak nama?

{***}

Saat ini, di sekolah, Nara datang.

"Nara!!" aku memeluknya, dan mencoba memeluknya dengan lembut karena aku tahu apa yang tersembunyi dibalik lengan panjang itu.

[Nosce te ipsum.] {kth} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang