18 JANUARI 2018

13 0 0
                                    

"Aku berada di satu sisi cakrawala yang di setiap ruangnya terdapat banyak cahaya kecil yang tak bosan memaparkan sinarnya, ada satu rasa yang dikurung meraung ingin segera di lepas di bagian sana, rasa itu bernama rindu"


"Sayang bangun, udah pagi. Hari ini kamu harusnya udah ada di kedai kan?" ucap seorang perempuan dengan nada lembut

Tiba-tiba Caraka terkejut dan tanpa sadar ia sudah berada di alam sadarnya

"Ah mimpi rupanya" Sahut caraka, ketika sadar ia baru saja memimpikan kekasihnya dulu

Malika adalah kekasihnya yang ia tinggalkan di ibu kota, wanita dengan postur tubuh tidak terlalu tinggi dengan kulit putih dan halus. Caraka dulu membentengi hatinya dengan kokoh bagai penjara kelas atas yang berada di pulau terpencil kala itu. Namun malika dengan mudah masuk ke dalam pertahanan caraka dan sampai sekarang hatinya telah menjadi tawanan malika dan tak pernah pergi meski ia bisa kapan saja pergi sesuka hati.

"Tuhan, mengapa melupakannya sesulit ini, sampai dalam mimpi pun aku mengingatnya"

Tiba-tiba perutnya mengeluarkan bunyi seperti vokalis metal sedang berteriak ,grruuuuuuuukkkkkk

"Ah perut mengganggu saja kamu ini" pikir dia dalam hati, kemudian ia pun ingat tukang soto yang berada di depan kontrakan temannya ini, dalam sekejap bagai anak panah yang melesat ia sudah berada di depan tukang soto itu lalu segera memesan satu porsi.

Seperti biasa ia sibuk membuka ponselnya kembali untuk mencari berita hangat atau sekedar membuka hiburan di media sosial, tiba-tiba tanpa sadar dia melihat fotonya sendiri di instagram sedang asik menggambar sketsa di angkringan dari samping, jalanan dan keramaian mengisi pinggiran gambar itu dengan warna hitam putih seperti berkesan berada di masa lampau tapi di gambar itu sosok caraka seperti hadir dari masa depan dan mencoba menerangkan sesuatu. Di bawah gambar itu tertulis caption "Menikmati kesendirian dalam masa lampau"

"bukannya ini gua pas kemarin di malioboro ya" penasaran sambil melihat nama akun itu

"Dea Anggara, hmm mungkin kah dia perempuan kemarin? Mungkin bisa jadi karena kemarin dia membawa kamera" Mencoba berpikir keras, dilihat photo profile-nya hanya gambar bunga sakura dan juga gambar yang dia posted hanya gambar orang – orang asing yang sedang sibuk mengerjakan kesibukannya di tengah keramaian dengan warna hitam putih.

"Mungkin ini orang lain, toh yang punya kamera bukan dia saja kan?" caraka mencoba meyakinkan diri sendiri.

Setelah sarapan Caraka pun segera bersiap-siap untuk lekas pergi bersama ikbal. Sesampainya di malioboro ikbal yang sedari berangkat terheran-heran sedari tadi melihat sahabatnya senyum senyum sendiri tak kuasa akhirnya bicara kesal

"Elu kenapa deh? Dari rumah senyam senyum sendiri. Geus gelo nya maneh? , udah gila ya kamu?" sahutnya tiba tiba

Tapi Caraka tidak menjawab, ia malah memperlebar senyumnya sambil mencoba menjulingkan matanya seolah dia gila betulan.

"Dasar nu gelo edan!! , Dasar gilanya kelewatan" tambahnya

"Udah lu diem aja ribet ngoceh mulu kaya radio usang, gue lagi seneng nih." Balas caraka

Seperti hari kemarin mereka pun berpisah, sibuk dengan urusannya masing-masing. Ikbal dengan kesibukannya mengurus event dan caraka sibuk mencari wanita yang sedari kemarin malam telah menjadi pusat perhatiannya.

Akhirnya sang senja hadir dan bersolek indah di ujung langit,Caraka mencoba mengistirahatkan kakinya di tempat duduk umum di sekitaran maloboro. Letih seharian sudah berputar kesana kemari, kadang menunggu di satu titik sambil memperhatikan banyak orang namun tetap tidak membuahkan hasil.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Mar 30, 2019 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

CarakaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin