~ Part Five ~

1.3K 36 0
                                    

Happy reading guys:)

Ucapan Edgar membuat hati Ari berdebar tidak karuan, dan juga ia tidak bisa menahan untuk tersenyum lebar.

Ari yang mendengar Edgar berbicara panjang itu pun hanya dibuat melongo, tumben sekali Edgar mau berkata panjang sekali. Sepanjang rel kereta api:v. Begitu juga dengan teman teman Ari yang melihat itu dari atas.

"Lo gak sakit hati kan sama omongan gue seminggu yang lalu?" Ucap Edgar dengan nada was-was

"Engg..engga kok,  gue udah lupain itu semua" ucap Ari dengan suara yang dia buat santai, padahal hatinya miris saat mengingat Edgar memaki ia seminggu yang lalu.

"lupain aja perkataan gue waktu itu, anggap aja gue gak pernah ngomong kayak  gitu sama Lo" ucap Edgar sambil mengelus lembut rambut Ari

"Emm kak aku boleh nanya gak?" Tanya Ari sambil meremas tangganya yang sudah gemetar.

"Hmm nanya apaan?" Edgar menatap Ari dengan mengangkat alis sebelah

"Kakak tumben mau jengukin aku sama mau ngomong panjang lebar sama aku" tanya Ari dengan menatap Edgar

"Emm itu... Itu gue pulang dulu udah sore, besok kalo gue ada waktu gue main kesini lagi" ucap Edgar karena dia ingin menghindar dengan pertanyaan itu.

"Ohh, iya hati hati kak" ucap Ari dengan tersenyum manis.

Ari melihat Edgar sudah tidak terlihat lagi dengan matanya. Edgar yang masih diluar sedang merileks-kan hatinya yang entah kenapa berdecak begitu cepat.

Edgar lalu berjalan ke tempat parkir. Dan melajukan motornya ke rumah. Ia sangat gugup saat ditanya oleh Ari tentang mengapa ia berbicara begitu panjang.

Saat Edgar memarkirkan motornya di pekarangan rumahnya, dia langsung mengangkat satu alisnya. Tumben sekali ada dua buah motor yang sudah terparkir rapih.

Pada saat menaiki tangga dia sudah mendengar suara ribut ribut dari dalam kamarnya, ia tahu pasti ulah kedua sahabatnya itu. Edgar pun langsung membuka pintu kamarnya dan dia buka wow, kamarnya kini seperti di obrak abrik maling semua berantakan.

"Kalian ngapain disini? Ngacak ngacak kamar gue lagi beresin! " ucap Edgar dengan nada kesal sambil melemparkan tasnya ke sembarang arah.

"Yaelah Gar, gue bosen dirumah terus, gue ngajak Al kesini tapi ternyata lo belum pulang, Yaudah deh gue ke kamar lo dan Al ngajakin gue main PS, ya gue mau dong" ucap Gibran masih fokus dengan PS didepannya

"Pokoknya nanti beresin harus rapih kayak semula titik. Gue mau kebawah makan"ucap Edgar

"Iya iya" balas Aldrich yang sama seperti Gibran fokus dengan PS.

Selang beberapa menit Edgar turun, Gibran dengan Aldrich pun ikut turun karena perut mereka demo meminta diisi.

"Eh gar lo tadi ke rumah dede emes ya?" Tanya Gibran dengan perasaan

"Hmm" gumam Edgar karena mulutnya penuh dengan makanan

"Ngapain? Lo udah mulai buka hati? Dan mulai nerima dede emes?" Tanya Gibran dengan bertubi-tubi tanpa memerdulikan tatapan Edgar yang memandang ia sinis

"Jengukin dia sama minta maaf. Gue gak tau tapi kayaknya gue gak suka sama dia, gue bakal tembak dia tapi karena gue kasian" ucap Edgar dengan santai

" Apa??? lo mau nembak dia gara gara kasian?gak salah lo?" Ucap Gibran dengan terkejut sampai sampai makanan yang berada dimulutnya keluae

"Jijik anjir" jerit Aldrich dengan menatap Gibran dengan tatapan tak suka.

"Enggak. Gini ya lo pikir lo kasian gak sih sama Ari yang selalu ngejar gue terus? Kasian gak, gue aja yang liat dia kasian, Yaudah besok gue tembak dia aja. Jangan ada yang bilang bilang sama siapa siapa awas aja" ucap Edgar dengan santai, dia tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya. Kita lihat saja.

Maaf kalo ada kesamaan tempat, waktu, alur cerita, nama tokoh atau yang lainnya, tapi saya disini benar benar hasil imajinasi saya.
Jangan lupa saran dan kritikannya 😊

Jangan lupa vote + coment ❤😊

Ariana [ Tamat ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ