sakit.

128 14 0
                                    

ONG SEONGWOO!! DARI MANA AJA KAMU?!!" teriak ayah

.

.

.

.

Kak Minki menghentikan langkahnya dan melihat ke ayah.

"a-ayah.." jawab gue gagap

Gue menatap Daniel dengan air mata yang hamper terjatuh

"Daniel, Daniel pulang dulu ya. Kapan- kapan kesini lagi" bisik gue

"engga kak. Aku mau disini nemenin kakak!" ucap Daniel sambil menatap tajam gue.

"Danie—"

"AYAH TANYA! KAMU DARI MANA?!"

Gue melihat kearah ayah dan melihat Taehyung yang bangun dari duduknya, Taehyung berjalan menuju gue, disaat yang bersamaan gue memundurkan langkah gue dan berlindund dibelakang Daniel.

Ayah gue emang orang yang tegas. Dia bilang agar anak-anaknya seperti mereka. Tetapi gue selalu berpikir kalo gue menjadi seperti ayah dan bunda, apakah gw tega ninggalin anak gue dengan jangka waktu yang panjang??

Taehyung menghentikan langkahnya dan melihat kearah Daniel dengan sinis. Dilanjutkan dengan ayah yang berjalan dengan wajah yang super galak. Ayah menarik paksa tangan gue.

"ayah hiks sakitt!"

"Kamu ngapain hah sama orang ini??!!" Tanya ayah sambil menunjuk Daniel. "Minki sudah mengenalkan temannya yang masa depannya sudah terjamin!! Dasar anak yang gak tau terima kasih!"

"aya—" ucapan Kak Minki belum selesai

"HAH! DIA ITU BRENGSEK YAH! AYAH GAK TAU AJA GIMANA SIFAT ASLINYA!! SUKA MAKSA, SUKA MINUM-MINUM!! DIA ITU MURAHAN!! DASAR LAKI-LAKI MURA—"



*plak*



Ayah menampar gue hingga gue terjatuh, gue memegang pipi gue yang habis ditampar ayah

"CUKUP!! DASA ANAK YANG GA TAU DIRI!!"

"AYAH CUKUP!!" teriak bunda "AYAH KELEWATAN!!"

Bunda berlari kecil kearah gue, dan ingin memeuk gue. Dengan cepat gue menepis tangan bunda dengan tangisan yang tersedu-sedu. Gue berdiri

"maaf bunda" lirik gue kearah bunda

"ONG TAU!! Hiks ONG EMANG GAK BERGUNA! Hiks. ONG TAU, ONG GAK SEHEBAT KAK MINKI SAMA KAK DONGHO!! ONG TAU YAHH!! ONG TAU!! ONG GAK ADA APA-APANYA DIBANDING KAKAK-KAKAK ONG!! MAKASIH!"

Gue menarik tangan Daniel kearah pintu.

"MAU KEMANA KAMU?!" teriak ayah

Gue membuka pintu dan menutupnya dengan kencang. Kita menuju motor Daniel yang sedang terparkir didepan gerbang.

"ka—"

"jangan ajak hiks gue ngomong! Tolong anter gue kemanapun yang jauh dari rumah"

Daniel mengangguk. Kita berangkat menggunakan motor Daniel. Selama diperjalanan gue memeluk erat Daniel dan menangis.

Selama hampir 2 jam, akhirnya kita sampai dipantai. Walau pun sudah larut, gue sangat menikmati suara-suara ombak. Daniel melihat kearah gue yang masih menangis.

Daniel memutar badan gue menjadi menghadap ke dia. Gue menatap mata Daniel dengan mat ague yang membengkak. Daniel mengangkat kedua tangannya dan menghapus air mata yang terjatuh dipipi gue.

MY WAY - ongnielWhere stories live. Discover now