22. H+

1.7K 271 1
                                    

Jangan katakan kau tak bisa tanpa ku. Karena sekarang kau tampak bahagia tanpaku.

***

Hari ini adalah hari di mana pertama kalinya Bintang melakukan semua hal tanpa Angkasa. Gadis itu harus melupakan semua tentangnya karena memang sudah tak ada lagi yang harus diingat kecuali rasa sakit dan bagaimana hancurnya hati Bintang. Meskipun masih ada sedikit rasa sedih yang menjalar di dalam dirinya, namun Bintang harus tetap menjalani hidup tanpa pria itu.

Bintang keluar dari kamarnya setelah Maria memanggilnya untuk sarapan pagi. Hari ini adalah hari minggu. Dan Bintang memiliki rencana bermain dengan Ervan. Laki-laki itu mengajak Bintang untuk pergi ke suatu tempat agar Bintang tidak merasa sedih lagi.  Bintang berjalan kearah ruang makan yang terlihat jika Julian—adik tirinya sedang makan bersama Maria—mama tiri Bintang. 

Bintang duduk di salah satu kursi yang ada di tempat makan. Lalu ia membuka piring yang sebelumnya terbalik.

"Mau mama ambilin makannya, Bin?"

Bintang menggelengkan kepalanya dengan senyuman yang sedikit di paksa. Bintang lalu mengambil nasi dan beberapa lauk di sana. Setelah itu Bintang memakan makanannya dengan sedikit rasa tidak selera.

"Kamu habis nangis?" tanya Maria yang melihat mata Bintang yang terlihat sedikit bengkak.

Bintang menggelengkan kepalanya. "Kemarin tidurnya kemalaman, Ma. Makanya jadi kayak gini."

"Kak Bintang kalo bohong nanti hidungnya kayak Pinokio." Bintang menoleh ke arah Julian lalu tersenyum manis kepada adiknya.

"Tuh, Julian aja tahu kalo kamu lagi bohong."

Bintang menggelengkan kepalanya lagi entah untuk ke berapa kalinya. "Beneran aku nggak abis nangis, Ma."

Maria tersenyum lalu berdiri untuk menaruh piring yang sudah digunakan oleh Julian makan tadi. "Yaudah, Bin. Soalnya, kemarin Elara nelpon mama."

"Ha? Nelpon kenapa?"

"Katanya kamu nggak angkat telponnya Elara. Terus juga kamu nggak angkat telpon dari kakaknya juga. Kenapa? Lagi ada masalah?"

Bintang menggeleng lagi. 

"Mama, Julian main di kamar dulu, ya."

Maria mengiyakan ucapan anak laki-lakinya itu. Sepeninggalnya Julian, Maria kembali duduk di tempat semulamya dengan menatap Bintang yang masih terdiam tidak meneruskan makannya.

"Kamu kenapa sama pacar kamu, putus?"

Bintang menoleh ke arah Maria yang sekarang berada di depannya.

"Kalo kamu ada masalah sama pacar kamu, bicarain dengan kepala dingin, Bin. Jangan ambil keputusan saat kalian sedang marah."

"Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi, ma. Lagi pula aku sama Kak Angkasa udah nggak ada hubungan apapun lagi. Dia ngajakin aku break karena besok dia ujian nasional. Tapi apa bedanya sama putus. Karena nggak akan ada bedanya mau putus sekarang ataupun nanti. Karena pada akhirnya kisah ini juga akan selesai karena pemeran utamanya pergi." jelas Bintang.

"Bintang, kamu nggak ingat, waktu pertama kali Angkasa bilang kalo dia mau kuliah di Jerman, kan, kamu biarin dia ngelakuin semua yang dia mau."

AngkasaWhere stories live. Discover now