When I Meet You (1)

561 49 0
                                    

Kelopak-kelopak bunga sakura berguguran tanda jika musim semi telah tiba. Seorang pria yang usia tak bisa di bilang muda itu memandang kelopak-kelopak bunga sakura dengan pandangan menerawang. .

Sudah sangat lama sejak ia meninggalkan negara ini dan memutuskan untuk tinggal di tempat kelahirannya.

Biarpun di tempat asalnya juga ada bunga ini, tapi tempat yang ia datangi ini memiliki kenangan sendiri untuknya.

Ia masih ingat betul waktu itu dimana dirinya bertemu dengan sosok yang sampai saat ini memiliki ruang tersendiri di dalam hatinya.


.



.



.


"Oh Sehun.... tunggu aku... dasar albino jangkung... hei... tunggu...!!! Teriak sosok pria dengan surai madunya.

Pria yang bernama Sehun itu berhenti. Ia sebenarnya sangat kesal dengan sahabatnya itu.

"Cepatlah... dasar lambat!" Gerutunya.

"Yak! Kau jahat sekali padaku, awas Ya!!!" Jawabnya marah. Walaupun ia marah, tapi ia tak bisa membenci sahabatnya itu. Pria bernama Oh Sehun, teman sepermainan dan teman sebangkunya ini sangat baik biarpun kata-katanya terkadang kasar tapi sebenarnya dia orang yang peduli.

Tidak hanya itu saja, ternyata Sehun adalah tetangganya. Ia yang baru pindah ke negara ini merasa punya teman. Awalnya Luhan merasa cemas, ia takut jika ia tak diterima oleh masyarakat sekitar. Tapi semua yang ia takutkan tidak terbukti. Buktinya ia memiliki sahabat yang sangat baik, seperti Oh Sehun ini.

Tak hanya Sehun kawan-kawannya, ada Park Chanyeol pemuda yang memiliki suara yang sangat berat. Park Chanyeol sangat dekat dengan Byun Baekhyun persahabatan mereka seperti ia dengan Sehun. Mereka bertetangga, bahkan sejak mereka masih bayi mereka sudah kenal. Sangat romantis apabila yang melihatnya seorang fujo.

.

Senyum pria itu mengembang kala mengingat masalalunya zaman sekolah dulu. Dilihatnya taman ini banyak mengalami perubahan. Tapi untuknya pohon Sakura yang sekarang ia lihat tidak di tebang. Pohon yang menjadi saksi bisu akan persahabatan mereka.

.

"Hei Hunna, apa cita-citamu?' Jawab Luhan bertanya. Kali ini mereka tengah asik bersantai di bawah pohon Sakura tempat favorit mereka.

"Entahlah Lu, aku saat ini belum memikirkannya."

Plak!

"Sakit Lu, kenapa kau memukulku, hah!" Kata Sehun kesal sambil mengusap-usap kepalanya yang dipukul oleh Luhan.

"Kau seharusnya harus memiliki cita-cita Hun, jangan seperti air dalam talas yang tak memiliki ketetapan."

"Aku tidak tau apa yang aku inginkan saat ini. Yang aku tau saat ini aku bahagia menjalani hidupku, aku bahagia kau ada bersamaku, aku bahagia kita menjalani hari-hari bersama. Itu sangat menyenangkan bagiku." Jawab Sehun sambil berbinar-binar. Bahkan sorot matanya sangat tulus kala memandangnya.

Luhan merasa tersanjung dan senang melihat sahabatnya bahagia berteman dengannya, tapi akankah selamanya mereka seperti ini?

Kelak mereka akan memiliki hidup masing-masing, bahkan akan memiliki keluarga masing-masing. Masihkah mereka dapat seperti ini? Menghabiskan waktu bersama?

"Hunna.... aku mengerti untuk saat ini mungkin tidak apa-apa... tapi apakah selamanya kita akan seperti ini? Kelak kita akan memiliki jalan hidup masing-masing... bahkan masing-masing dari kita kelak akan menikah, memiliki pasangan dan anak. Kita tidak bisa selamanya bersama seperti ini... kelak aku akan meninggalkanmu... begitu pula sebaliknya..." Jawab Luhan bijak.

HunHan Oneshoot. Donde viven las historias. Descúbrelo ahora