02. Rainy Day With You

10.3K 1.1K 184
                                    

Taehyung membuka ruang ganti. Beberapa menit kedepan waktu pergantian jam pelajaran akan segera berbunyi. Maka dengan sigap Taehyung segera masuk ke salah satu ruang yang kosong.

Sementara pemuda bermarga Kim itu mengganti pakaian, terdengar suara langkah kaki berasal dari ruang sebelah.

“Aku ingin sekali menghancurkan anak itu. Bahagiaku … melihatnya hancur,” ujar salah satu pemuda disusul tawa licik yang terdengar hingga ruang ganti Kim Taehyung.

Taehyung belum memutuskan untuk keluar. Ia tidak berniat untuk mendengar pembicaraan orang lain, tetapi ketika orang-orang di luar menyebut nama Jungkook, maka sudah dipastikan, bahwa mereka tak lain adalah kawan-kawan pemuda raven itu.

Bro, tumben kau mau ikut pelajaran membosankan ini,” ujar pemuda yang satunya. Yang diduga adalah suara Jackson Wang.

“Hanya ingin,” suara Jungkook.

“Oh, man. Hari ini akan menjadi lengkap bila kita bermain-main dengan Kim Taehyung, bagaimana?”

Sontak Taehyung terkejut dengan ucapan itu.

Pemuda bersurai dark brown memang sudah biasa dengan penindasan yang mereka lakukan. Hingga terkadang dia hanya akan menahan sakitnya dijambak, ditendang, bahkan di dorong hingga mengenai benda keras.

Tetapi baru kali ini Taehyung mendapati orang yang bisa dikatakan sebagai kekasihnya itu, ada di lingkup pemuda-pemuda tersebut.

“...Bermain-main?” terdengar intonasi penuh tanya dari pemuda Jeon.

“Hei ayolah, boy. Jangan pura-pura tidak tahu arti kata bermain-main dalam kamus kita,” ujar Jackson. “Menguncinya di ruang ganti setelah olahraga... Menurut kalian ide bagus?”

Taehyung hanya bisa memegang dadanya yang terasa sakit. Diam bergeming juga lidah yang mendadak kelu.

Samar-samar ia bisa mendengar hembusan napas berat dari orang yang terlampau ia kenali tersebut. Namun tidak terdengar jawaban apa pun dari Jungkook.

Hati Taehyung sudah bergemuruh hebat, menanti jawaban dari kekasihnya itu. Ketakutan mendatanginya. Bagaimana jika Jungkook mengiyakan rencana busuk dari kawan-kawannya itu?

“Aku tidak tertarik,”

Taehyung seolah merasakan euforia hanya karena mendengar jawaban singkat dari pemuda Jeon di luar sana. Ia tersenyum kecil.

But why?

“Dia menjijikkan. Aku tidak suka melihat wajahnya,”

Gelora euforia itu seakan tercampur aduk dengan pahitnya sakit hati tatkala mendengar ucapan menusuk dari Jungkook.

Benar. Dia menjijikkan. Pemuda Culun yang menjijikkan. Apa yang bisa diharapkan dari pemuda sepertinya?

Setelah percakapan itu, Taehyung tidak lagi mendengar suara dari luar. Hingga ia memantapkan hati untuk membuka pintu ruang ganti yang ia gunakan.

Taehyung mendadak terkejut, tepat di depannya Jeon Jungkook sedang berdiri menghadapnya.

Suasana berubah canggung, suhu di dalam ruang berubah panas, Taehyung mengalihkan pandangannya ke segala arah.

Satu yang ia syukuri. Di dalam ruangan itu, hanya ada dirinya dan Jungkook, jadi mereka tidak perlu menutupi apa pun.

“Kau mendengarnya?” Tanya Jungkook tiba-tiba.

Taehyung tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengangguk, maniknya menatap ke segala arah, kecuali manik Jungkook. Ia berjalan menuju loker, berusaha untuk tidak peduli dengan pemuda Jeon itu.

BACKSTREET Where stories live. Discover now