End; Sincerely Yours

10.2K 874 115
                                    

Putar mulmed, ya. Lagunya ringan wkwk.

.
.
.
.

—sebelum menjadi indah, kupu-kupu melewati fase di mana ia harus dibenci. Begitulah proses—

Malam itu, Jungkook dengan segala pesonanya mengajak Taehyung untuk menginap di apartemen mereka, bersama Hoseok tentunya.

Suasana terasa begitu hangat, bahkan Min Yoongi yang kerjanya hanya makan-tidur-melamun lalu kembali ke makan, kini ikut serta dengan ramainya ruang tengah apartemen mereka. Ada Taehyung dan Hoseok sebagai pelengkap malam yang dingin itu.

Sejak awal, Jungkook sudah berpesan untuk memesan beberapa makanan untuk mereka nikmati malam itu, tetapi Jimin—orang yang paling peduli di antara mereka saja, sedang dilanda malas, alhasil hingga lewat waktu makan malam belum ada yang mengisi perut di antara mereka.

“Itu tugasmu, pendek!” Sarkas Yoongi. Memang pada dasarnya, Yoongi itu memang sering menyalahkan Jimin. Apa-apa pasti nama Jimin yang akan ia sebut ketika masalah terjadi.

Dan di sinilah dua orang itu, saling melempar tatapan tajam.

Jimin berdecak, “kau juga pendek! Dasar tidak sadar diri.” Ucapnya. “Aku lupa memesannya, kupikir acara berkumpulnya nanti besok malam, hehe.”

Semua menatap Jimin malas. Dengan sigap lelaki itu mengambil ponselnya dan segera mengatakan pesanan setelah sambungan terhubung.

Ada-ada saja.

“Sembari menunggu, bagaimana kalau kita saling bertukar cerita—bukan kita, sih. Tetapi dua sejoli kita.” Kata Yugyeom sambil menatap bergantian antara Jungkook dan Taehyung. Membuat yang ditatap tersenyum malu-malu.

“Jadi... Sejak kapan kalian saling mengenal?” Pertanyaan Hoseok terdengar sedikit konyol, tentu. Demi tuhan, siapa yang tidak mengenal Jeon Jungkook, pemuda hot dengan tubuh atletis yang lari jauh dari umurnya?! Yang benar saja.

“Bukan itu pertanyaannya, Horse.” Timpal Jackson dengan nada malas dan terdengar menyebalkan di telinga Hoaeok, hingga pemuda Jung itu mendengus kesal.

“Sejak kapan Jungkook dan Taehyung berkencan? Seharusnya itu.”

Mereka hanya mengangguk, sedangkan Taehyung sudah seperti kepiting rebus, ia bersemu merah.

“Aku mengenalnya sejak awal masuk sekolah. Jim?” Balas Jungkook seraya melirik pemuda yang satunya lagi, Park Jimin. Karena memang mereka berdua yang lebih dulu mengenal Taehyung daripada kawan-kawannya yang lain.

“Oh benarkah? Bagaimana pertemuan awal kalian?” Tanya Yoongi kemudian.

Terdengar Jungkook menarik napas pelan, lalu meraih tangan Taehyung untuk digenggam, “jadi... Pertemuan kami tidak pada waktu yang tepat. Karena saat itu aku dan Jimin hanya beniat untuk membolos—”

“Kalian membolos di hari pertama sekolah!? Holy crap, Bro. Ah aku akan melaporkanmu lada Bibi, Jiminie~” Hoseok tiba-tiba saja memotong perkataan Jungkook, membuatnya balas menatap sangar pada pemuda yang menjabat sebagai roommate Taehyung itu. “Jangan memotong perkataanku dulu, Horse.” Ujar Jungkook.

Hoseok terdiam seketika, semua menatapnya kasihan—dan ia rasanya ingin mengubur diri. Berlebihan.

“Oke, jadi... seperti itu. Aku dan Jimin bertemu dengan Taehyung di belakang sekolah.”

Mereka mengangguk-angguk.

Taehyung melamun, pikirannya kembali melayang ke masa-masa itu, di mana orang yang pertama kali menanyakan namanya ketika hari pertamanya masuk sekolah adalah Jeon Jungkook.

BACKSTREET Where stories live. Discover now