04. Tired of You

9.3K 1.1K 126
                                    

Jungkook dan kawan-kawannya tengah menikmati waktu istirahat di kantin sekolah. Mereka duduk sambil membicarakan banyak hal—yang tentunya, salah satu topik tidak lepas dari Kim Taehyung.

Jungkook berusaha untuk fokus pada makanan di depannya ketika Jackson menyeringai kecil kala Taehyung terlihat tidak jauh dari mereka—sedang menikmati makanan seorang diri.

Ada rasa bersalah di hati pemuda Jeon itu. Sedari tadi Taehyung mengundang banyak perhatian darinya. Setiap suapan makanan di depannya pasti diiringi dengan menatap sekali-kali ke arah pemuda Kim itu.

“Entah kenapa aku benar-benar membenci pemuda culun itu,” Jackson berujar sambil berdecih.

Yugyeom dan Yoongi tertawa, disusul pukulan kecil di belakang kepala Jackson oleh Yoongi. “Hati-hati, Bro. Kudengar benci dan cinta itu hanya beda tipis,” kata Yoongi.

Mendengar ucapan pemuda bersurai mint itu, Jungkook tanpa sadar tersendat, matanya melotot, dan pandangannya menajam ke arah Yoongi.

Pemuda mint itu lantas mengernyit heran, “ada apa denganmu?” tanyanya pada Jungkook, membuat pemuda Jeon itu seketika gelagapan lalu berdeham pelan, “t-tidak—aku hanya terkejut dengan p-perkataanmu,” jawabnya.

Tatapan Yoongi penuh selidik, hingga mampu membuat Jungkook salah tingkah, “apa maksudmu?” tanya Yoongi.

“T-tidak. Hanya saja, bagaimana bisa kau mengatakan t-tentang cinta antara Jackson dan Taehyung,”

Yoongi, Jackson, Yugyeom, dan Jimin masih menatapnya penuh tanda tanya.

“M-maksudku... itu m-menjijikkan. Bukankah mereka s-sama-sama lelaki?”

Jungkook mengutuk lidahnya saat itu juga. Ia benar-benar gugup sampai mengatakan hal tersebut tanpa berpikir terlebih dahulu. Semua terucap begitu saja bagai air mengalir.

Tanpa menunggu reaksi dari kawan-kawannya yang lain, Jungkook dibuat terkejut dengan Park Jimin yang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak di depannya. Ada apa dengannya?

“Kenapa kau tertawa?”

“Tidak. Aku merasa lucu dengan ular yang tidak bisa mengelabui Sang kancil,” jawab Jimin dengan tawa yang masih kentara jelas.

Jungkook tidak mengambil pusing dengan perkataan Jimin baru saja. Ia memilih untuk mengedikkan bahu lalu melanjutkan makan.

“Oh—Jungkook, kenapa dua hari kemarin kau tidak tidur di apartemen?” tanya Jimin kemudian, membuat Jungkook lagi-lagi harus menelan ludah kasar dengan jantungnya yang seakan meminta keluar dari tempat.

“Benar. Aku baru menyadarinya tadi pagi ketika kau baru datang ke apartemen. Ke mana saja kau?” tanya Yoongi.

Jungkook gelagapan untuk yang kedua kalinya. Ia tidak berani menatap manik mereka, pemuda Jeon itu mengalihkan pandangannya pada makanan di depannya yang sudah hampir habis, lantas menjawab patah-patah, “a-aku... Ada beberapa urusan yang harus kuurus.”

Mereka mengernyit. “Lalu kau tidur di mana dua hari ini?” tanya Yoongi.

“Eh?”

“Ah—guys, he's probably back to the apartment very early, lalu kembali mengurus urusannya dan kembali lagi di pagi sekali. Benar 'kan, Kook?”

Sebelum Jungkook membalas, Jimin cepat-cepat menambahkan.

“U-uh, ya... Begitu—” Jawabnya, sesaat kemudian bel tanda masuk berbunyi. Membuat siswa-siwsi yang tengah menikmati istirahat mulai bubar menuju kelas masing-masing. Tidak terkecuali Jungkook dan kawan-kawannya.

BACKSTREET Where stories live. Discover now