[0.8]

2.1K 290 14
                                    

Sekarang Jeongwoo sedang berbaring di kasurnya.

Dia sedang memikirkan Haruto.

Entah kenapa, tiba tiba dia memikirkan pria itu.

Tapi, untuk kesekian kalinya, dia merasa sangat beruntung menjadi kekasih pria itu.

Perlakuannya yang manis yang lembut pada Jeongwoo, membuatnya semakin mencintai Haruto.

Dia berharap, hubungannya dengan Haruto akan terus bertahan.

Semoga saja.

Ah, tiba tiba dia merasa tenggorokannya kering. Dia haus.

Jeongwoo bangkit dari posisi terlentangnya, dan melangkahkan kakinya ke arah dapur.

Tapi tiba tiba langkahnya berhenti.

Dia melihat teman teman Woojin yang sedang berkumpul di ruang tengah.

Apakah aku harus menghampiri mereka? Batinnya.

Setelah beberapa detik berpikir, dia pun langsung melangkahkan kakinya ke ruang tengah. Berniat menyapa teman teman hyung nya.

Ya, jeongwoo memang mengenal baik teman teman hyung nya itu.

"Hai hyung!" sapa jeongwoo pada para pria yang berada disana.

Sontak semuanya langsung mengalihkan atensinya pada orang yang menyapa mereka.

"Hai jeongwoo!" sapa mereka semua.

Jeongwoo tersenyum manis.

"Kalian mau minum apa? Biar aku buatkan." ucap Jeongwoo ramah.

"Ah, tadi Woojin sudah membuatkan kita teh. Jadi kau tidak usah repot repot  membuatkannya lagi." ucap Park Jihoon- dia adalah salah satu teman Woojin.

"Benarkah?" tanya Jeongwoo ragu.

Pasalnya, Woojin itu tidak bisa membedakan mana garam dan mana gula.

Jadi dia sedikit tidak percaya saat mereka bilang bahwa Woojin telah membuatkan mereka minum.

"Tidak usah khawatir woo, saat membuat minuman, dia dibantu oleh Hyungseob." ucap Lee Daehwi sembari terkekeh kecil.

Ah iya, sebagai informasi, Hyungseob itu adalah kekasih Woojin.

"Iya kau tidak perlu khawatir." ucap Bae Jinyoung sembari tertawa pelan.

"Ah syukurlah-

Eh tapi, kemana Woojin hyung?"

"Ah tadi dia keluar bersama Hyungseob."

"Ah begitu, baiklah. Aku pergi ke kamar dulu ya hyung hyung." pamit Jeongwoo, dan dibalas anggukan oleh mereka semua.

Setelah itu jeongwoo melangkahkan kakinya hendak pergi ke kamarnya.

Ting tong...

Langkahnya berhenti.

Dia menatap sebentar pintu rumahnya. Siapa itu? Batinnya.

Dengan langkah kecilnya, dia pun langsung bergegas membukakan pintu.

Clek

"Hai?"

"Junkyu hyung? Akhirnya kau datang juga."

Ya, orang itu adalah Junkyu.

Junkyu pun tersenyum sembari mengusak pelan rambut Jeongwoo.

"Ayo masuk hyung!" ucap Jeongwoo, lalu memegang tangan Junkyu untuk menuntunnya masuk ke dalam rumah.

"Dia temanmu woo?" tanya Jihoon saat mereka melewati ruang tengah.

"Iya hyung dia temanku. Kalau begitu, aku ke kamar dulu ya hyung." pamit jeongwoo lagi.

Setelah pamit,jeongwoo langsung menuntun Junkyu ke dalam kamarnya.

"Duduk hyung."

Junkyu pun duduk di pinggir kasur. Dan Jeongwoo pun melakukan hal yang sama.

"Bagaimana kabarmu hyung?"

"Kabar hyung baik, kau bagaimana?"

"Tentu saja baik." ucap Jeongwoo semangat.

Junkyu tersenyum lalu mengusap pelan rambut Jeongwoo dengan lembut.

"Hyung benar benar merindukanmu."

Junkyu menarik Jeongwoo ke dalam pelukannya.

Jeongwoo pun membalas pelukannya.

Sungguh, Jeongwoo sangat merindukan pelukan hangat ini.

Karena saat Junkyu memeluknya, dia merasa terlindungi, dan pelukan Junkyu itu membuatnya nyaman.

Tanpa sadar, air mata nya turun membasahi pipinya.

Junkyu yang menyadari itu, langsung melepaskan pelukannya, dan beralih menangkup pipi Jeongwoo yang telah di penuhi oleh air mata.

Junkyu pun langsung mengusap air mata di pipi Jeongwoo dengan ibu jarinya "Hei. Kenapa kau menangis, hm?"

Jeongwoo menatap mata Junkyu.

"Jangan pergi lagi." lirih Jeongwoo, lalu kembali memeluk Junkyu.

Junkyu tersenyum.

Dia mengeratkan pelukannya.

"Maaf. Hyung berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi."

Junkyu pun mengecup pelan pucuk kepala Jeongwoo, sembari berkata-

"Hyung sangat menyayangimu."











Tbc

Haru nya gak muncul dulu ehe.

Tenang,chapter depan bakal full hajeongwoo!

Vote+commentnya ya!

↪xguanx↩

↪ Lucky [Hajeongwoo] ↩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang