13. Long Time No See

1.7K 197 15
                                    

Nggak ngerti lagi aku sama anak ini! Tiap liat fotonya suka mikir, dia makan apa coba sampe bisa ganteng banget sekaligus gemesin di waktu yang bersamaan kaya gini?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nggak ngerti lagi aku sama anak ini! Tiap liat fotonya suka mikir, dia makan apa coba sampe bisa ganteng banget sekaligus gemesin di waktu yang bersamaan kaya gini?!

Ok, dia dari sananya udah kaya gitu, yang kentang mah bisa apa :(

Anyway, happy reading~


©soobincredible


Tiga jam sudah kami memutari mall tanpa tujuan yang jelas.

Aku bosan, ingin pulang, namun Soobin seperti menahanku untuk terus bersamanya.

Ya sudah, mau aku bilang apapun juga Soobin tak akan menurutinya. Sudah kubilang, anak ini otoriter. Memang menyebalkan.

"Bin, makan dulu kek! Laper nih..."

"Si, sígnorina." Balasnya sumringah sambil mengeratkan genggamannya di sela-sela jariku, layaknya aku ini seorang anak kecil yang mudah hilang di keramaian.

Ragu-ragu aku berucap, "abis makan pula-"

"Nggak." Wajah sumringah yang baru saja terpancar kembali redup, ia menatapku dengan pandangan seolah mengancam, namun matanya kembali menyipit akibat kedua sudut bibirnya terangkat lagi. "Mau makan apa?"

"Ramen aja, udah lama nggak makan ram-"

"Nggak." Sudah kuduha ia akan mengucapkan kata sakral itu lagi. "Kata kak Taeyong lo nggak boleh makan ramen. Makan ayam aja, ya?"

Aku mengulum senyum masam, sedangkan si pembuat amarahku memuncak hanya senyum-senyum, merasa dirinya manusia suci, tidak punya dosa.

"Terus ngapain lo nanya?! Ish!"

"Biasa aja dong! Marah-marah mulu." Ucapnya lalu mencebik bibir dengan gaya sok imutnya.

Bola mataku memutar jengah, mengabaikan kalimat terakhirnya, lebih memilih untuk melihat suasana lantai dasar dari ketinggian eskalator di lantai tujuh.

Saat tangga eskalator terakhir, ia melepaskan genggaman tangannya untuk membenarkan tata rambutnya yang kualihkan dengan memegang erat kain belakang tas sekolahnya. Lalu mengikuti kemana pun Soobin pergi dari belakang tanpa lengah terus saja berpegangan erat pada tas bagian belakangnya.

Di samping itu mataku jelalatan, melihat toko yang ramai akan pengunjung. Namun hatiku terasa teremat saat melihat outlet yang wajib aku kunjungi setiap aku pergi ke mall itu mengeluarkan banyak produk baru dan malangnya dompetku tertinggal di rumah.

"Nar,"

Bruk

"Anjir!" Tubuhku menubruk badan Soobin saat orang ini berbalik. Aku mengelus pucuk hidungku yang nyeri, "bilang dong kalo mau berhenti Soobin!"

The Truth; Choi SoobinWhere stories live. Discover now