Bestie

2.3K 317 28
                                    

Bestie
Forgive me, my honest was lost.

Felix bangun dari tidurnya, ia kurang tidur semalam, sehingga matanya terasa sangat berat untuk dibuka. Ia segera mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi saat sadar jam sudah menunjukkan pukul 6 dan alarm sudah berbunyi sedari tadi.

Dia memerhatikan wajahnya melalui cermin yang berada di depannya. Lalu tersenyum miris, mengasihani dirinya sendiri. Kantung matanya terlihat jelas, belum lagi terlihat lingkar hitam yang menurutnya sangat mengerikan itu. Ia lanjut menggosok giginya lalu membersihkan dirinya dengan segera.

Tidak sampai 20 menit, Felix sudah turun dari kamarnya, mengambil sandwich yang telah disiapkan di meja makan, 'Felix maaf, mama sudah berangkat lagi ke Los Angeles. Semalam mama lihat kamu tidur nyenyak, jaga dirimu' Felix sangat terbiasa dengan sticky notes yang tiba-tiba ada di meja makan atau kulkas rumahnya, orang tuanya memang selalu meninggalkannya seperti itu.

"ma, aku akan selalu terlihat baik dihadapan mereka. Sekalipun aku sedang tidak baik saja" ucapnya kepada diri sendiri.

Terdengar bunyi suara motor yang sengaja digerung (digas berkali-kali) lalu setelahnya terdengar teriakan yang Felix hafal betul siapa.

"FELIX! WOIIII AYO BERANGKAT! LAMA SIH LO AH! WOIII PELIIIK!" suara yang memekakan telinga siapapun yang mendengarnya, serta bunyi klakson yang dibunyikan berkali-kali dengan amat tidak santai membuat Felix dengan cepat membuka pintu rumahnya.

Menutup pintunya, Felix menghampiri Hyunjin sambil menutup telinganya, "BERISIK TAU GA?! BERISIK BERISIK SEBEL!" ujar Felix, lantas ia naik ke motor Hyunjin dan memukul kepala Hyunjin yang telah dipakaikan helm. Hyunjin yang akan memberi helm ke Felixpun meringis, sungguh pukulan Felix tidak main main. Merasa bersalah karena temannya meringis, Felix memegang bahu Hyunjin, lalu duduk mendekat, "um Hyun.... jin? gapapa?" tanyanya pelan.

Hyunjin yang dasarnya jahil, mencoba mengerjai Felix, "aduh lix aduhhhh!" Felixpun ikut panik ketika Hyunjin memegangi kepalanya sendiri sambil mengaduh. Ia merasa bingung, turun dari motor Hyunjin, lalu melepaskan helm secara brutal dari kepala Hyunjin -ada ada saja.

"aduduh anyink kok malah ditarik sih! sakit beneran kan nih kepala gue kayak mau potel" Hyunjin mengusak kepalanya sendiri. Tak lama Felix ikut mengelus kepala Hyunjin, "lagian aneh-aneh, kirain kepalanya bocor atau gimana" Hyunjin terdiam, lalu menatap Felix yang entah mengapa terlihat lucu atau entahlah, Hyunjin hanya menemukan sisi lain dari Felix hari ini.

hayoloh kok jadi hyunlix? gemas aku:(

"oi! bengong aja sih, Jin. Mana helmnya sini" Hyunjin yang tersadar langsung memberikan satu helmnya untuk Felix dan memakai satu untuk dirinya. Motor mulai dijalankan, keadaan hening sampai Hyunjin membuka suara, "semalem tuh siapa ya yang diapelin? ga ada belas kasihannya apa sama jomblo, malem-malem mau buang sampah eh taunya malah LIAT TETANGGA CIUMAN"

Sudah biasa Felix mendengar Hyunjin yang suka tiba-tiba berteriak, jadi ia hanya memutar bola matanya malas. Omong-omong, Hyunjin tidak tahu bahwa ciuman semalam bukanlah seperti yang ada dalam pikiran seorang Hwang Hyunjin.

Karena hanya Felix, yang tau keadaan hatinya setelah kejadian itu usai.

Remuk, tapi ia tak ingin membuat Hyunjin mengkhawatirkannya seperti terakhir kali. Ia tak mau Hyunjin berkelahi seperti dengan mantannya yang terakhir kali. Karena ia harap,

Changbin tak akan pernah menjadi mantannya. Walau nyatanya, Changbin sudah tidak menganggapnya ada.

Mr. Hwang, maafkan sahabatmu ini untuk tidak bercerita terlebih dahulu.


CHANGLIX MOMENT PENDING DULU AH MAU LIAT KALIAN MENGUMPAT HEHEHE

aku cinca kalyan mwa.

Demand -changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang