Part 2 Pertemuan

155 67 27
                                    

Cowo itu tidak kekelas tapi pergi ke rooftop sudah terlihat jelas bahwa dia adalah badboy.

..................................................

"Aku tidak pernah mencarimu. Kamu tidak pernah sengaja mendatangiku. Ada rasa yang belum sempat kumengerti atas apa yang tuhan hadiahkan lewat pertemuan. Sekuat apapun kita menghindar, tetap saja akan bertemu dengan apa yang ditakdirkan harus bertemu."

Ting.. ting..ting..
Bel berbunyi menunjukan saatnya masuk kelas untuk melanjutkan pembelajaran.

"Eh Syl, lo tadi kemana sii? Gua nyariin lo tau," tanya Silvi dengan nada pelan karna tidak ingin ketahuan bahwa dirinya sedang berbicara dengan Syla.

"Keluar,"

"Ngapain?" Silvi terus melempar pertanyaan karna merasa penasaran.

"Beli es," Syla merasa menjadi Narasumber yang sedang menghadapi pertanyaan Wartawan. Namun kali ini tidak beruntung, Wartawannya sangat irit berbicara.

"Emang ada?" Lagi-lagi Silvi bertanya.

"Ada." Syla menjawab dengan singkat membuat Silvi kehabisan kata-kata untuk menjawabnya lagi.

Setelah mengintrogasi Syla dengan pertanyaan-pertanyaannya, Silvi kembali fokus memahami materi yang sedang di jelaskan.

Jam per jam telah berlalu. Guru pun sudah selesai memberi materi, dan kini sudah pergi berjalan keluar kelas.

Ting..ting..ting..
Bel pulang telah berhenti berbunyi, semua orang berjalan keluar untuk pulang.

Syla sedang memasukan buku-buku kedalam tas, bagi Syla bel jam pulang memang menyenangkan. Bukan hanya Syla mungkin yang lain pun merasa seperti itu.

"Syl? Gua pulang duluan ya?" Ucap Silvi saat melihat Syla masing sibuk dengan bukunya.

"Lah emang siapa yang minta ditemenin," ketus Syla dalam batinnya.

"Ok!" jawab Syla dengan mata yang masih sibuk dengan alur cerita di dalam buku yang dia baca.

"Dah," Silvi melambaikan tangannya. Tapi sayang, Syla tidak melihatnya.

"Udah tau pelit ngomong eh masih aja penasaran ni mulut pengen ngomong," batin Silvi sambil menyentil mukut kecilnya.

Setelah semua orang keluar dari kelas, Syla bangkit dari duduknya dan berdiri untuk memasukan buku yang tadi Syla baca.

Syla berjalan menuju parkiran yang terlihat tidak terlalu ramai, Syla ingat betul Nadia memarkirkan dimana mobilnya. Ditempat parkiran, tidak terlihat mobil terparkir sekarang. Hanya ada 3 motor yang masih ada di tempat ini.

Syla memperhatikan tempat sekitarnya. Tetap saja, Syla tidak melihat siapa-siapa di tempat ini. Apakah Nadia sengaja meninggalkan Syla atau mungkin dia lupa bahwa hari ini dan seterusnya Syla akan pulang bersamanya.

"Nyender dulu ah, mumpung ada pohon. Nyender dibahukan gak mungkin, gapapa  kong duduk dibatuan?" batinnya menawarkan bokongnya sebuah pohon untuk sekedar duduk.


Syla memutuskan duduk dibawah pohon untuk menunggu Nadia. Menyanyikan beberapa lirik, meski diujung Syla tidak hafal dengan pasti sehingga suara yang dia keluarkan tampak aneh untuk didengar. Amatir memang, karena bukan tipe perempuan yang pandai berbahasa Inggris yang baik dan benar. Untuk yang mendengar silangkan tutup mulut agar tidak merusak gendang telinganya.

Because you ExtraordinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang