17. Confession

3.5K 770 27
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜

.

Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜

.

Aku pulang kembali ke Hogwarts malam itu. Karena hanya disanalah satu-satunya tempat dimana aku bisa menganggapnya 'rumah'.

Sekolah masih dalam keadaan sepi bahkan hingga menjelang pagi. Jelas saja semua penghuni disini tengah menikmati liburan musim panas mereka kecuali para hantu dan penghuni lukisan di dinding. Meskipun begitu, ada kurang lebih sepuluh siswa lain yang masih menetap di asrama karena mereka tidak bisa pulang ke rumah.

Dalam keadaan seperti ini aku bisa menikmati Hogwarts dalam keadaan tenang dan damai.

Tanpa tau tujuan dan arah aku menjelajahi tiap lorong dan ruangan. Hingga aku menemukan sebuah ruangan dimana terletak sebuah cermin yang berdiri kokoh sendirian dalam kesunyian.

Aku melangkah lambat ke arah cermin itu dan perlahan mendudukkan diri sambil memeluk kedua lututku.

Perlahan namun pasti, bayangan yang terpantul dicermin tidak hanya menampilkan aku sendiri, tapi juga memunculkan sosok kedua orang tuaku juga Yumi yang tengah tersenyum lalu memelukku.

Lama dalam keadaan begitu sampai sebuah suara gesekan debu menarik kesadaranku. Aku menoleh saat melihat bayangan Yoongi terpantul dari cermin dihadapanku.

Ia berdiri didekat pintu dengan wajah datar miliknya seperti biasa.


Aku bertanya-tanya, apa dia tidak pulang ke rumah?


"berhenti menatapnya," ucapnya kembali menarik lamunanku.

"kenapa?"

"kau ingin gila karena hidup dalam mimpi?" ucapnya dingin seperti biasa.



Aku tau. Aku tau semua petuah tentang cermin Tarsah.

Hanya saja aku ingin sekali saja melihat Yoongi sudi berdiri disampingku ataupun orang tuaku yang memelukku walau hanya dalam mimpi. Aku ingin mereka tersenyum padaku meski pada kenyataannya sulit sekali.

Jadi yang kulakukan hanyalah diam dan kembali memeluk lututku menghadap cermin.


"apa yang kau lihat pada dirimu ketika menatap cermin ini?" tanyaku saat kusadari ia tidak beranjak pergi.

Ia melangkah mendekat. Menatap bayangan dirinya sendiri di cermin.

"aku yang menjadi penyihir terhebat diseluruh dunia," ucapnya biasa saja, seolah itu bukanlah hal yang hebat.

Aku tersenyum kecil mendengar ucapannya.

"lalu apa yang akan kau lakukan setelah mendapat gelar itu?"

"tidak tau," jawabnya jujur.

Aku kembali diam. Menatap pantulan dirinya melalui cermin.


"apa mimpimu?" tanyanya tiba-tiba. Aku tidak menyangka jika ia akan betah berduaan lebih dari lima menit didekatku.

"entahlah, tidak tau. Aku tidak berbakat sama sekali dalam bidang apapun. Aku berniat ingin berhenti dan sekolah di dunia muggle saja," ucapku. Ku pikir ini sudah saat yang tepat untuk aku berbicara. Pengakuan tentang hatiku.

"tapi jika dipikir-pikir lagi, aku mungkin akan bertahan lebih lama disini."

"kenapa?"






"Cinta itu butuh pengorbanan Yoongi. Aku tau aku bodoh, tapi aku hanya ingin mempertahankan apa yang menjadi alasanku betah berada disini. Aku suka padamu Yoongi, dan kuharap kau tau akan fakta itu."

***

To be continued.

Magic Shop • BTS ✔Where stories live. Discover now