7

1.1K 186 1
                                    


Akaashi menghampiri [Name] yang sedang memainkan handphonenya dan duduk di bangku kosong di sebelahnya. "makan siang bareng yuk" tiba-tiba Akaashi mengajak [Name] makan bersama.

"eh?" dia menoleh, "t-tumbenn, kamu emang b-belum makan?" tanya [Name].

"belum, makanya aku ngajak kamu makan bareng. di deket sini denger denger ada restoran enak" jawab Akaashi.

'eh bentar, restoran enak yang dibilang Akaashi. berarti harganya mahal dong!! buset gua gapunya dut banyak anjir' batin [Name].

"etto.. hm.. gimana ya.." bingung [Name].

Akaashi yang melihat [Name] yang kebingungan memiringkan kepalanya dan menaikkan alis sebelahnya.

tiba-tiba dia tertawa kecil, "aku faham aku faham. tenang, harga kantong kok"

'anjir ini orang bisa baca pikiran gua yak? eh buset malu gua cuk' batin [Name]. lalu dia merespon jawaban Akaashi barusan hanya dengan tertawa kecil dan senyum menahan malu.

"hm, yaudah deh ayo" Jawab [Name].

mereka berjalan bersampingan di sepanjang trotoar. tak lupa untuk mereka memakai masker terlebih dahulu. padahal sebenarnya [Name] tak perlu memakainya juga tidak masalah.

Akaashi membuka pintu restorannya, lalu mereka langsung duduk yang disediakan untuk 2 orang.

[Name] memesan yakiniku, karena itu memang makanan kesukaannya. sedangkan Akaashi, dia memesan ramen.

Akaashi menurukan maskernya, "tidak disangka ya" singkatnya.

[Name] yang sedang memainkan handphonenya langsung menaruh lagi ke meja, "tidak disangka apanya?" tanya [Name] dengan ekspresi yang sedikit kaget.

"kita bertemu lagi di saat-saat yang seperti ini. aku sempat tak percaya loh" jawab Akaashi.

"aku juga. ga nyangka banget yakan" jawab balik [Name]

Akaashi menghela nafasnya, "ngomong-ngomong, teks ini kok kayak mirip-mirip gitu ya?" tanya Akaashi.

[Name] terkejut. ia yang sedang melihat ke arah kaca, langsung mengubah pandangannya menuju Akaashi. "mi-mirip? mirip apanya cuy?" tanya balik [Name]

"iya mirip yang itu bukan..?" tanya balik Akaashi lagi

dia menyadarinya. apa dia sudah mengira siapa pembuatnya? tolong, [Name] belum siap untuk itu

[Name] mengubah topik pembicaraan, "ngomong-ngomong, kok kayaknya kamu deket banget ya sama yg namanya Bokuto itu?" tanya [Name]

"oh, Bokuto itu temanku sejak aku di Amerika. dari semasa SMA dan kuliah" jawab Akaashiz

"oh, pantas saja kalian itu keliatan deket banget" kata [Name]

"haha iya, padahal dia seniorku beda satu tahun"

"eh serius?"

"benar loh. haha aku dulu akrabnya sama Bokuto-san. aku jadi sering ke bagian kelas 3 deh haha"

"loh kamu engga canggung atau malu gitu?"

"awalnya sih begitu"

"lama-lama terbiasa ya?"

"ya.. begitulah. oh ya, saat aku akrab dengan Bokuto-san, aku juga akrab dengan Yukie"

"Yukie dari Amerika juga??"

"tidak, dia di Jepang. Bokuto-san sering sekali video call bersama Yukie. lalu Bokuto-san memperkenalkanku padanya"

"sokka..."

'fuuuh' [Name] bernafas lega karena bisa menemukan topik pembicaraan yang baru

TBC

jangan lupa tinggalkan Vote atau tinggalkan jejak disetiap chapternya yaa
love youu

btw, thank you dah baca yaa

diusahakan update lebih cepat❤️

a promise you and me [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang