Baby boy

472 72 8
                                    

6 bulan kemudian.....

"Sayang,  kamu jangan terlalu lelah. Bunda bilang kemarin kamu bandel angkat-angkat barang berat." wanita yang sedari tadi sedang sibuk tengah membenarkan dasi milik suami nya itu mendengus pelan,  selalu seperti ini.

"Ish.. Aku kan cuman bantuin ayah aja,  kasian kan kalo harus angkat-angkatin barang yang banyak begitu." wanita itu memajukan bibir nya kesal dengan sikap protektif milik suami nya yang semakin menjadi semenjak dia hampir saja kehilangan bayi mereka.

"Astaga... Kenapa ini bibir maju-maju hmmm??"  pria itu menarik bibir istri nya gemas.

"Adam ih!!" pria itu hanya terkekeh mendengar rajukan sang istri.

"Yasudah aku pergi dulu,  ingat jangan bandel!!  Usia kandungan kamu udah menginjak bulan ke 8, bulan depan kamu akan melahirkan. Kalo butuh apa-apa bilang sama si mbak atau bunda aja,  jangan ngeyel!!" freya hanya mengangguk patuh pada ucapan suami nya,  karena memang dia juga takut terjadi apa-apa pada dirinya dan calon bayi mereka.

"Iya suamiku sayang, kamu jangan pulang malem-malem ya.." adam tersenyum hangat.

"Aku usaha kan ya, baby "B" ayah pergi dulu jagain bundamu yang bandel ini ya.  Kasih tau dia jangan sampai kelelahan kamu juga jangan bandel dan nyusahin bundamu oke, ayah sayang kalian berdua." adam mengelus perut freya lalu mencium nya dan tak lupa mencium kening serta bibir freya sebelum pergi.

Omong-omong,  mereka saat ini sedang di kediaman orang tua adam. Karena tuan dan nyonya pradipta menginginkan freya dan adam untuk tinggal disana sampai freya melahirkan.

Tentang kehamilan freya, keluarga freya maupun adam sangat terkejut tentu saja,  tapi mereka bersyukur setelah nya karena Ini yang mereka tunggu-tunggu sejak lama.

Awalnya karina mengira freya memang berisi atau agak gemukan,  tapi lama kelamaan kenapa hanya perut nya saja yang membuncit sedangkan tubuh nya tidak.

Dari sana lah karina curiga bahwa freya tengah mengandung,  dan memang benar usia nya saat itu telah menginjak bulan ke 5. Dan itu sukses membuat mereka bahagia sekali.

Mereka tidak memikirkan atau memang tidak sadar bahwa usia pernikahan adam bahkan baru menginjak bulan ke 3, saking bahagia nya mereka melupakan fakta itu.

.
.
.

Menjelang persalinan yang tinggal menghitung hari,  membuat adam semakin protektif pada freya.  Bahkan sudah seminggu ini dia bekerja dari rumah,  tidak pernah meninggalakan freya.  Kecuali memang ada keadaan yang mendesak, padahal di rumah freya tidak sendiri.

"Sayang kenapa?  Ada sesuatu yang kamu inginkan?" ucapan adam menghentikan acara kondar-mandir freya yang sudah sejak 10 menit yang lalu.

"Enggak dam,  aku hanya jalan-jalan saja. Kata dokter harus banyak gerak menjelang persalinan." adam hanya mengangguk mengerti seraya menarik sang istri untuk duduk di samping nya.

"Iya,  tapi kamu istrahat dulu sayang.  Lihat?  Kamu berkeringat banyak." freya hanya bisa menuruti ucapan suaminya yang memang kenyataan nya dia juga lelah.

"Kamu mau minum?" freya hanya mengangguk seraya menyandarkan kepalanya pada bahu lebar sang suami.

Adam memanggil mbak mar untuk mengambilkan segelas air putih.

"Ini diminum sayang." freya meminum nya sampai habis.

Tak berselang lama,  tiba-tiba perut freya sakit seperti ada dorongan yang ingin membuat nya keluar.

"Da--am..  Sakiiiit!!" adam terkejut dengan rintigan sang istri.

"Sayang mana yang sakit?"

"Perutku dam,  uughhh...  Hnnggg..  Hahh.. sepertinya ini waktu nya melahirkan!!" 

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Jun 25, 2019 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

LONELINESS FOR HAPPINESS [END] [JOYXSEHUN]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ