9

61 12 0
                                    

Kau tidak hidup sendirian didunia ini, kita menghirup udara yang sama. Dan kau sama menyedihkannya, denganku. Jadi hiduplah dengan baik dan jangan mengaggap dirimu, berbeda.

Lagi lagi ucapan Saeron yang membuat Rose seharian ini tidak bisa berkonsentrasi. Hari ini adalah hari Senin yang semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka diluar. Begitu juga dengan 3 orang pegawai Siyeon yang hanya duduk duduk menunggu pelanggan datang.

Ting!

Suara pintu terbuka. Tiga orang pria, dengan seorang gadis masuk, yang Rose sudah hafal keempat orang itu. Salah satunya adalah Jennie Kim, si penyanyi yang saat ini terkenal hingga ke penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenal Jennie Kim yang berhasil memenangkan banyak penghargaan dunia? Kalaupun mereka tidak mengenalnya, mereka pasti tau karna banyak yang membicarakannya.

"Hehe, noona, bagaimana kabarmu? Sudah berapa lama aku tidak datang?" Raesung terkekeh begitu Rose menghampiri keempatnya.

"Dua hari" jawab singkat Rose membuat ketiga orang yang berada dimeja yang sama tertawa.

"Hanya dua hari kau tidak bertemu dengannya, dasar tidak tau malu" cibir Jennie. "Aku ingin segelas double shot americano, dan tiramisu" ucapnya kemudian.

Rose mencatat pesanan keempat orang disana. Beberapa saat setelahnya Rose datang lagi untuk memberikan pesanan itu, lalu pergi ke toilet, karna seseorang menelponnya. Hah, bukankah seseorang menelponnya itu sangat jarang?!

"Ayo bertemu" setelah beberapa saat berbasa basi, akhirnya pria yang ada di balik telpon mengatakannya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" balas Rose ketus.

"Kau tentu tau, aku akan membicarakan apa. Harusnya kau sadar, aku tidak akan berhenti sebelum aku menemukan buktinya"

"Biarkan dia tenang, sudah lima tahun, tuan Oh Sehun yang terhormat. Sudah lima tahun, sejak kejadian itu dan kau masih mencari bukti itu? Kasus itu sudah di tutup, sadarlah"

"Kau yang perlu sadar!" bentak Sehun dibalik sana. "Aku melakukan ini untukmu-"

"Untuk apa?! Kasusnya sudah ditutup dan kau bukan hanya mengurusi bukti, sialan itu. Kau melakukan banyak hal untuk semua orang"

"Kau tau aku tidak ingin berhenti sebelum aku menemukan buktinya. Aku tau kasus ini sudah ditutup, maka dari itu aku bisa lebih leluasa mencarinya. Aku tau kau bukan penyebab utamanya. Dengar, aku memamg sibuk mengurus pekerjaanku yang lain, tapi sesekali aku akan egois untukmu"

"Berhentilah mengurusi hidupku, tuan oh Sehun yang terhormat. Kalau kau ingin aku hidup dengan tenang, diam dan jangan lakukan apapun"

"Tunggu- chayeong-ah-"

"Jangan memanggilku dengan nama itu!" bentak Rose kemudian mematikan telponnya sepihak. Gadis itu tiba tiba saja hilang kendali dan melemparkan handphone nya ke dekat dinding membuat handphone nya hancur membelah diri menjadi beberapa bagian yang diantaranya, adalah potongan kecil bagian dari handphone itu.

Rose jatuh terduduk, rambutnya acak acakan dan bekas airmata ada dipipinya. Kenapa aku selalu terjebak dalam ingatan menyakitkan ini!

"Aku terkejut, kau bisa melempar ponselmu. Siapa yang menelponmu sampai kau semarah itu?" June tiba tiba datang. Dengan santainya, pria itu memungut ponsel Rose di dekat dinding.

"Bukan urusanmu!" balas Rose buru buru berdiri, mengusap airmatanya kasar dengan punggung tangan.

"Aku tidak sengaja mendengarmu bicara, aku ingin menyapamu daritadi tapi- tapi- kurasa aku akan mengaggumu" June menunjukan deretan gigi putihnya sembari menggaruk tekuknya yang tidak gatal. Canggung.

Tapi Rose tidak peduli. Gadis itu menatap June sinis kemudian pergi meninggalkannya.

"Hei, Rose, bagaimana ponselmu?!" June setengah berteriak. Tapi Rose tetap berjalan. "Hh… haruskah aku mengembalikannya. Kurasa aku harus memperbaiki- atau membelikannha yang baru saja? Tunggu-kenapa aku jadi peduli padanya?"

RainWhere stories live. Discover now