27-Asing dan berbeda

9.2K 575 10
                                    

Jangan lupa vote dan coment 😈

Note from Senja dan Pagi

Ada kala dimana perlu yang namanya 'cukup tau diri'. Dia bukan berubah. Bukan! Karena itulah dirinya yang sebenarnya. Dia hanya berpura~pura menjadi orang yang tak punya hati, ingin kau pergi namun tak bisa mengatakannya. Agar kau sendiri yang sadar, kau bertahan dan dia akan semakin kejam supaya kau sakit dan akhirnya menyerah. Kau pergi dari hidupnya karena kemauanmu, itu pikirnya. Sakit? Tentu saja, maka dari itu cukup mundur sebelum kau mengalaminya. Ketika perubahan itu mulai muncul maka kenyataannya adalah dia tidak menginginkanmu lagi."

E

***

Pemandangan yang terasa menohok hati dan membingungkan, yaitu saat kamu masuk ke dalam kelas dan teman semejamu pindah secara tiba-tiba dengan temanmu yang lain tanpa alasan tanpa bicara.

Itu yang Senja rasakan saat ini. Saat kakinya baru saja melangkah selangkah memasuki kelasnya bersama kedua sahabatnya. Dia, Pagi bersamaan bangkit dari duduknya dan pergi ke sudut lain yang sangat jauh dari meja mereka sebelumnya.

Tak hanya Senja. Bahkan Sava, Abi, Panji dan Pandu pun sama bingungnya. Mereka diam mengamati setiap gerak-gerik cowok itu namun dia merasa seakan tak ada orang yang memperhatikannya.

Dengan santainya dia bersandar ke bangkunya, mengeluarkan buku dan memasang earphone di telingannya.

"Biar gue yang bicara." Usul Panji. Mungkin untuk menjawab kebingungan yang tampak di wajah keempat orang itu.

Pandu pun ikut menyusul sedangkan ketiga cewek kembali ke mejanya.

Seorang cewek nerd, berkacamata bulat dan tebal tersenyum kecil pada Senja. Senja membalas dengan senyum kaku dan duduk di bangkunya.

Di letakkannya tasnya di atas meja dan matanya mulai melirik sedikit ke arah meja yang berada di sudut paling belakang dekat tembok yang sejajar dengan pindu masuk.

Senja menundukkan kepalanya dan berkata lirih dalam hati. Mungkin ini karena kejadian kemarin. Tentu saja. Orang tua mana yang memperbolehkan anaknya berteman bahkan bertemu dengan orang gila sepertinya. Yang menghabiskan setengah botol pil obat tidur dan berusaha untuk mengakhiri hidupnya.

Orang depresi yang memiliki banyak luka di tubuhnya dan sudah tidak...

Ah sudahlah. Mungkin tak perlu di jelasnya. Di sini bukan berteman tujuan utamanya, selama dia masih bisa bersekolah di tempat ini. Itu sudah sesuatu yang luar biasa dan yang dia perlu adalah tetap belajar dan lulus dengan nilai tertinggi sebagai jembatan kakinya melangkah meninggalkan negara ini.

***

"Gi, ada masalah?" Tanya Panji yang duduk di samping Pagi. Pandu duduk di depan mereka dan menghadap mereka berdua sepenuhnya, dengan tangan dilipat di atas meja.

Pagi masih diam walau ia mendengar. Earphone-nya hanya pajangan dan alasan untuk orang lain tak berbicara padanya, tanpa musik sama sekali dan ia cukup jelas mendengar semuanya.

Panji menggeram kesal dan menarik earphone serta buku dari hadapan cowok itu.

"Kalo lo ada masalah bilang sama kita! Jangan diem kayak gini, dan buat kita bingung. Lo bukan satu-satunya manusia yang punya masalah."

Sentakan penuh amarah Panji lantas langsung membekukan suasana dalam kelas mereka. Tatapan mata dan ekspresi kaget mereka tunjukkan pada ketiga orang di sudut itu.

Senja Pagi [Completed] ✔️Where stories live. Discover now