20| マークされた (Marked)

3.1K 499 15
                                    

Saya yakin kalian semua pasti mengetahui cara menghargai karya penulis:)
•••

(Y/n) menghela nafasnya. Ia melihat sekelilingnya, tempat ini begitu sunyi sekarang. Dengan perlahan (y/n) melangkahkan kakinya menuju tempat penyimpanan senjata untuk ia kenakan pada misi khususnya besok.

Satu tangannya mendorong pintu kayu tua itu dan berjalan masuk ke dalamnya. Matanya menerawang kesana kemarin mencari persedian gas, dan juga pedang. (Y/n) tidak perlu mengambil peralatan 3DMG yang baru karna miliknya  juga masih bagus dan terawat.

"Aku rasa aku butuh 10 sampai 15 pedang" ucapnya berguman seraya mengambil beberapa besi tajam itu dari sana.

****

Levi tengah duduk dikamarnya sambil menyerumput teh hitam kesukaannya. Pria itu tengah menatap keluar jendela sambil menikmati pemandangan langit malam yang sekarang tengah dihiasi oleh jutaan bintang dan satu bulat sabit yang terang.

Jika dihitung-hitung, ini sudah hampir 2 jam levi berada disana dan hanya duduk sambil memegang cangkir berisi minuman kesukaannya.

Tidak ada alasan yang spesifik, namun jelas ada yang tengah menganggu pikirannya sekarang.

Levi pun meletakan cangkir itu pada nakas lalu bangkit berdiri. Ia berjalan keluar dari kamarnya dan berusaha mencari satu sosok yang begitu dicintainya.

Dengan langkah tenang levi menghampiri pintu yang berada tepat didepan kamarnya lalu mengetuk pintu itu beberapa kali.
"Hey, (y/n)" panggil levi dengan nada datar.

Ia menunggu disana untuk beberapa menit, namun tidak ada jawaban. Akhirnya pria itu memberanikan diri untuk membuka pintu kamar milik kekasihnya ini.

Levi melihat kiri dan kanan, tak ada sosok (y/n) disana. Ia pun masuk dan mencoba mencari itu dikamarnya.

"Tch, dimana anak itu" ia berguman.

Levi memasukan kedua lengannya pada saku celananya dan berjalan keluar dari kamar (y/n). Tak lupa ia juga menutup pintu kamar itu. Setelahnya levi pergi ke ruang utama untuk mencari keberadaan (y/n).

Langkah levi ikut terhenti ketika ia mendengar sebuah langkah kaki dari lorong disampingnya.
Levi menoleh seraya menunggu sesuatu keluar dari sana.

"Ah, levi"

Levi menghela nafasnya ketika melihat sesosok siapa yang baru saja menyebut namanya.
"Dari mana saja kau? Aku mencarimu" ucap levi yang langsung menghampiri (y/n) yang nampak sedang membawa sesuatu di tangannya.

(Y/n) terkekeh "aku tadi berada diruangan penyimpanan. Mengambil ini semua" ucapnya sambil menunjukan barang-barang yang ada ditangannya.

Levi hanya diam. Ia tidak menjawab lalu berjalan disamping kekasihnya ini.
"Kau bersungguh-sungguh akan berangkat besok pagi?" Tanya levi.

(Y/n) mengangguk semangat "ya, kenapa?"

Levi menghela nafasnya lalu membukakan pintu kamar (y/n). Gadis itu masuk lalu langsung memeletakan barang-barangnya pada tempat peralatannya.

"Jangan sampai gagal" ucapnya yang langsung duduk pada ujung ranjang.

"Kau meremehkanku?" Tanya (y/n) yang langsung berbalik.

Tidak ada yang ia lakukan, levi hanya diam seraya menatap kekasihnya ini.
"Pulanglah dengan selamat, itu sebuah perintah untukmu" ucap levi lagi.

(Y/n) tersenyum. Ia meletakan kembali peralatan perang miliknya pada meja dan langsung duduk tepat disamping levi. (Y/n) langsung memeluk tubuh pria itu dari samping dan bersandar pada dada bidang milik levi.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya levi yang sedikit heran akan tingkah (y/n). Gadis itu tidak biasanya bersikap manja seperti ini.

Dengan mata terpejam (y/n) membalas ucapannya "balas saja pelukanku, apa susahnya"

Levi diam, pria itu nampak sedikit berpikir. Ia mengakui jika dirinya bukalah tipikal pria yang  dapat bersikap romantis kepada kekasihnya. Hal ini sangat kaku untuk dilakukan, mengingat levi sejak kecil selalu diperlakukan dengan sangat keras dan disiplin untuk membentuk karakter dirinya sekarang.

Ia menarik nafasnya, levi mengangkat satu telapak tangannya dan mulai mengusap rambut hitam pekat milik (y/n). Pria itu juga nampak beberapa kali menepuk pelan puncak kepala (y/n), dan (y/n) juga nampak sangat nyaman ketika diperlakukan seperti ini.
"Akhirnya kau bisa melakukannya" ucap gadis itu.

Levi menatap (y/n) "melakukan apa?" Tanya levi lagi.

(Y/n) menggeleng pelan "terus lakukan itu, aku mulai mengantuk"

Levi tersenyum simpul. Pria itu menggunakan satu tangannya untuk menyangga tubuh (y/n) dan memindahkan kepala gadis itu ke pangkuannya. Ia membuatkan (y/n) tertidur pulas disana seraya mengusap kepala gadis itu.

Levi mengamati tiap inci bagian wajah (y/n). Matanya, wajahnya, ia sadar jika gadis itu sama sekali tidak berubah sejak dulu, namun anehnya kenapa levi bisa sampai tidak mengenalinya. Levi kembali menghela nafasnya, pria itu melihat kearah tempat barang-barang (y/n) yang sudah ia siapkan beberapa saat yang lalu untuk misinya besok.

Ia kembali perpikir, kenapa gadis itu bisa nampak bodoh dalam saat-saat tertentu. (Y/n) mungkin bisa menjadi sosok yang sangat mengerikan ketika ada rekan, atau sahabatnya yang terluka. Namun disaat tengah bersama levi? Gadis itu mungkin akan mengeluarkan sifatnya yang sangat menjengkelkan, ia bahkan tidak segan-segan menjambak rambut dengan potongan undercut itu jika levi hanya diam dan mengabaikan ucapannya.

Namun berbeda dengan saat ini, untuk pertama kalinya levi melihat sesosok (y/n) yang nampak begitu manja terhadapnya. Meski memang ada masa dimana (y/n) dapat menggandeng tangannya ketika berjalan, tapi hal ini sama sekali belum pernah (y/n) lakukan pada levi.

Levi tersenyum, ia baru menyadari jika selama ini ia ternyata memiliki mahkluk yang unik. Yang hanya dimiliki olehnya.

****

"Pssttt...pssttt!" Jean berbisik, pemuda itu meletakan satu tangannya disamping mulut lalu berbicara kearah armin.

"Oi, armin" ucapnya dengan sedikit keras namun masih dalam keadaan berbisik.

"Hey kuda, apa yang kau lakukan?" Ucap eren yang menoleh kearah jean. Ia namoaknya sedikit terganggu akan kegiatan bisik-bisik tetangga yang dilakukan oleh rekan seangkatannya ini.

"Lihat lah kesana" ucap jean sambil menunjuk kearah pintu gerbang.

Eren pun menoleh. Pemuda dengan nama belakang Yeager itu membelalakan matanya. "Oi,oi, siapa itu" ucapnya yang terkejut akan sesuatu yang berada disana.

Armin pun melepaskan bukunya, ia ikut menoleh "apanya yang apa?" Tanya nya.

Eren menunjuk sesuatu kearah depan, armin pun menoleh, ia mencoba untuk memfokuskan pandangannya, dan dapat.

Seseorang tengah berdiri ditengah-tengah gerbang dengan jubah hitam, topi, dan juga rambut bersurai hitam mengkilap.
"Wah (y/n), akhirnya aku menemukan tempatmu"

TBC

Wings From the Past [Levi x Readers]Where stories live. Discover now