06

1.6K 188 15
                                    

Jungkook mengambil nafasnya dalam. Jarinya ia satukan dengan jari yang lainnya. Perasaan ragu untuk mengatakan menyelimutinya.

Pikirannya berkecamuk, antara ia harus berkata jujur ataupun bohong.

"Sebenarnya, aku ikut organisasi....
Perkumpulan basket internasional dan aku harus mengikuti pelatihannya di LA," kata Jungkook diakhiri dengan cengiran khasnya.

Kalau ia berkata sebenarnya sama saja mengundang maut bagi keluarganya.

Taehyung mengerutkan alisnya bingung. Kemudian menatap istrinya sekilas.
"Kapan?" tanya Taehyung lalu melahap kembali sesuap makan malamnya.

"Besok lusa," lirih Jungkook. Taehyung dan Jennie ternganga mendengar jawaban dari pemuda kelinci itu.

"Kenapa kau baru memberitahunya sekarang?" Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat mendengar kakak iparnya memberinya pertanyaan itu.

Untuk sekian kalinya Jungkook terpaksa mengatakan apa yang sebenarnya tidak terjadi. "Ah aku lupa, tawarannya baru diberikan tadi siang."

Jungkook tersenyum meyakinkan pada  kedua orang di depannya. Begitu dengan Taehyung mengangguk menyetujui apa yang adiknya katakan.

"Itu bagus, tapi sebaiknya kau berhati-hati di sana, nanti Hyung akan memberi bekal uang untukmu. Ngomong ngomong berapa lama kau di sana?"

Bagus? Bagus apanya? Kalau sebenarnya Jungkook ikut organisasi sesat seperti ini.

"Sekitar dua pekan," Taehyung mendengus pelan. Tidak. Dia tidak khawatir kalau ia akan memberi uang yang banyak sebagai bekal untuk adiknya di sana. Tapi ia khawatir jika Jungkook kenapa-kenapa.

Secara umum kan LA itu kota yang besar yang berarti kemungkinan besar tingkat kejahatan di sana itu lebih besar dari pada di kota Seoul ini.

"Cukup lama, eumm dengan siapa kau perginya?"

Deg.

Rasanya Jungkook ingin segera meninggalkan tempat ini supaya tidak banyak kebohongan yang ia lakukan.

"Dengan teman satu team ku." Ucap Jungkook gelisah, bahkan manik matanya tidak berani bertemu dengan manik mata Taehyung.

"Siapa saja namanya?"

Aishh aku ini mau pamitan apa melamar pekerjaan sih?

Jungkook mengambil nafasnya dalam. Apa harus ia mengatakan nama asli teman sekelompok 'kegelapan' itu? Jika itu terjadi sama saja dia dalam bahaya mungkin tak lama lagi maut akan menghampirinya.

"Aish sudahlah, tanya terus. Memangnya kamu seorang wartawan yang tengah mewawancarai mantan penjahat," ketus Jennie kemudian ia memukul pelan punggung suaminya itu.

"Ukhukkk," Taehyung tersedak karena pukulan yang istrinya lontarkan saat ia berusaha menelan makanannya.

Jungkook meneguk salivanya kasar. Hatinya tersentak mendengar omongan Jennie barusan. Khususnya pada bagian "penjahat". Iya, dia bukan menjadi mantan penjahat tapi akan menjadi penjahat profesional. CAMKAN ITU!

Masih ingat kejadian beberapa chapter yang lalu?

Dimana seorang wanita tengah mencari mangsa untuk keuntungannya (?)





















Flashback

"Aku mohon jangan sakiti aku juga," wanita yang mengenakan mini dress itu tersenyum miring. Jarinya beralih merapikan sedikit rambut yang menutupi wajahnya karena desiran angin yang cukup kuat.

[2] She is Mine Où les histoires vivent. Découvrez maintenant