Convince feelings

802 84 10
                                    

Seulrins diary
6 Juni 2017
Jika memberi jarak adalah suatu keharusan, aku akan memaksakannya.

Seulrin duduk memandang matahari yang mulai terbit sendirian di bangku pekarangan rumah sakit. Melamun.

Pikirannya benar-benar kosong sejak terakhir kali Jimin menceritakan dari awal bagaimana ia, Taehyung, bahkan Min Joo memulai keterkaitan ini hingga semuanya menjadi kusut.

"Aku ingin Taehyung bahagia, juga Min Joo. Dengan caraku."

Kata-kata Jimin terasa begitu memaksa untuk segala cerita masa lalu yang terlampau rumit.

"Aku adalah awal mula semua ini terjadi Seulrin."

Seulrin menghela, ia tak ingin semuanya menjadi kacau karena dirinya masuk ke dalam lingkaran yang telah mereka ciptakan.

Di rogohnya ponsel, mengetikkan pesan singkat dengan perasaan gundah.

JuSeulrin
"Taehyung, bagaimana keadaanmu? Maafkan aku tak bisa menemanimu, urusan kampus mendadak hehe. Lekas sembuh."

-----()-----

Seulrins diary
11 Juni 2017
"Sebab jantung ini tahu untuk siapa ia berdetak lebih cepat."

"Lihat-" Noa menunjuk tak sopan dengan bibir manyunnya ke arah Seulrin yang tengah menggores meja menggunakan jari telunjuk dengan tangan lain memangku dagu di ruang rapat yang riuh.

"Seperti istri di tinggal suaminya perang selama bertahun-tahun." Sambungnya kepada Hera yang tengah mengamit lengannya hendak menyamperi Seulrin.

Hera mendecak kecil beritme cepat. "Astaga....aku pikir hari berganti ia akan kembali menjadi Seulrin yang ku kenal, melihat tingkahnya kini-"

"Berbisik atau berpidato? satu ruangan ini mempunyai kuping nona-nona." Celetuk Seulrin menyipitkan matanya kepada mereka berdua yang sudah berada di depan mejanya.

"Seulrin~" panggil Hera manja sedang Noa berekspresi muntah di sebelahnya.

Seketika ruangan rapat hotel yang besar nan luas bertambah riuh saat sekelompok anak jurusan yang akan bekerja sama dengan jurusan mereka masuk beramai-ramai bak pawai di siang hari.

Noa dan Hera buru-buru mengambil bangku tengah. Mengapit Seulrin sebagai penjaga di kiri dan kanan. Seulrin mendengus sambil kembali melakukan kegiatan yang sempat terhenti akibat 2 sahabatnya tersebut.

Hera celingak-celinguk mencari lelaki bergigi kelinci yang tak kunjung hadir ke dalam ruangan.

"Mencari siapa?" tanya Noa heran.

Hera menggeleng pelan. "Tidak ada, aku bingung kenapa begitu ramai." Bohongnya sambil mengusap rahangnya pelan.

"Baik, kurasa sudah terkumpul semua? haruskah kita mulai untuk rapat festival pameran seni berkolaborasi dengan ekonomi?" Pertanyaan dari suara renyah seorang moderator kembali menciptakan paduan suara serentak berkata "ya" lalu mereka mulai membuka rapat dengan formal.

Seulrin menaikkan kepala dan memangku wajah menggunakan tangan kiri tak berselera. Kepalanya terlihat tegak namun matanya sibuk bergerak ke kanan dan ke kiri membaca deretan untaian kalimat dari buku novel yang di bawanya di atas meja.

LOST | Kim TaehyungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora