Breath Away - 13 -

75.8K 2.4K 37
                                    

Renn menoleh saat Kiara memanggilnya. Kiara berdiri dengan alis berkerut dan air wajah meminta penjelasan. Renn melirik foto yang ada di tangan Kiara.

"Renn, ini gue kan? Kenapa lo bisa punya foto gue? Sebenernya lo siapa?" Kini pikiran Kiara sedang diserbu berjuta-juta pertanyaan. Kiara menuntut jawaban dari Renn. Mengapa bisa Renn punya foto Kiara? Aneh kan? Padahal Kiara rasa dia sama sekali belum pernah ketemu Renn.

"Kiara beneran gak ingat aku, ya?" tangan Renn menjulur mengambil foto lainnya yang ada di atas meja. Renn meletakkannya di dekat Kiara.

Kiara menoleh pada foto itu. Potret seorang laki-laki dengan pakaian wisuda tersenyum berangkulan dengan teman-teman lainnya. Tidak lain tidak bukan laki-laki itu adalah Renn Marvin. Namun bukan itu yang membuat mata Kiara tiba-tiba melotot. Tapi bangunan yang menjadi background di foto tersebut.

"Renn...lo... Lo alumni kampus gue???"

"Dua tahun yang lalu Kiara. Kiara lupa tapi aku akan tetap ingat. Pertemuan kita singkat." Renn tersenyum miring. Kiara semakin penasaran mampus.

Lalu Kiara teringat ucapan Renn tempo hari.

"Beberapa kali aku mimpiin gadis yang mirip Kiara."

"Maksudnya?"

"Kamu familliar. Aku sering bertemu gadis persis Kiara di mimpi. Apa kita benar-benar pernah ketemu sebelumnya?"

Jadi mereka ini beneran pernah ketemu ya sebelumnya? Herannya kok Kiara tidak ingat apapun soal Renn.

Renn tersenyum geli. Wajah Kiara lucu saat mencoba mengingat-ingat. Renn bergerak menuju laci lalu mengeluarkan sesuatu dari sana.

Dahi Kiara mengernyit. Renn meletakkan sebuah kertas berbentuk seperti amplop di atas meja. Kiara langsung meraih amplopnya.

"Jangan di paksa untuk ingat." Renn tersenyum tipis.

Alis Kiara saling bertaut. Kiara membalik amplopnya lalu tertulis disana nama Universitasnya beserta nama lengkap Kiara. Yang membuat Kiara salah fokus adalah tulisan 'Surat Panggilan Orangtua' yang tertera di sudut kiri amplop. What The Hell!

Dua tahun yang lalu. Tepatnya di sebuah Universitas terkemuka. Hari ini hari dimana yang paling ditunggu-tunggu semua mahasiswa. Berpakaian lengkap wisuda dan tak lupa toga kebanggaan lalu maju ke atas stage naik ke podium memberikan pidato-pidato singkat akan hari kelulusan.

Renn Marvin mahasiswa yang berhasil lulus cumlaude itu menyelesaikan pidato singkatnya dengan di iringi tepuk tangan kebanggaan dari semua hadirin. Di luar gedung orang-orang terkasih sedang menunggunya.

Seperti kebanyakan hari kelulusan lainnya. Tidak lengkap rasanya kalau tidak berfoto-foto ria. Beberapa orang juga terlihat menyerbu Renn dan berbondong-bondong menjabat tangannya memberikan selamat. Jangan lupakan juga beberapa hadiah dan buket bunga yang orang-orang itu sematkan di tangannya. Sepanjang menit senyum Renn mengembang sampai akhirnya matanya bertemu dengan satu sosok.

Sosok gadis yang berdiri di dekat tangga tidak terlalu jauh di depan sana.

Entah kenapa gadis itu menggetarkan hatinya. Lalu pandangan mereka bertemu. Tersenyum singkat. Tidak tahu kenapa Renn berjalan menujunya.

"Enak banget wisuda. Udah lulus. Pasti gak pusing lagi mikirin hiruk-pikuk dunia kampus, kayak dosen-dosen yang nyebelin dan tugas matkul yang... errrrr menggunung!" lalu gadis itu tiba-tiba memulai percakapan.

Renn kini bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas. Jujur saja gadis itu cantik. Renn belum pernah melihat gadis itu sebelumnya. Renn memberikan senyum tipis tidak berhenti menatapnya.

BREATH AWAY (TERBIT!)Where stories live. Discover now