Bab 12

5.7K 800 71
                                    

Dios terus menggedor-gedor pintu ruang bawah tanah, sampai ia lelah. Badannya merosot kedinginan, ia hanya biar bersandar di pintu dengan harapan besar, bahwa nanti ada orang yang membuka pintu ini.

Kedua tangannya disilangkan, mengelus-ngelus badannya yang terasa dingin. Dios menatap sekeliling ruangan dengan tatapan kosong, ia sudah terlalu lama terkurung disini.

Berapa puluh tahun ia terkurung, rasanya waktu begitu cepat. Tapi tidak dengan tubuh dan wajahnya, ia masih sama seperti pertama kali masuk ruangan ini. Masih terlihat muda.

"Sssshhh... dingin." Kata Dios mencoba menghangatkan tubuhnya.

..

Dirk memeluk erat tubuh Vira, pagi sudah datang. Tapi keduanya enggan beranjak, mungkin bagi orang biasa Vira sedang tidur sendiri dengan posisi menyamping, tapi nyatanya tidak, Vira tidur bersama sesosok mahluk di sampingnya.

"Emmhh.." Vira menggeliat, berbalik ke samping sembari memindahkan lengan Dirk. Gadis itu tersenyum lalu mengusap wajah pria yang kini ia cintai, wajahnya pucat pasi tanpa ada kehidupan disana. Dirk masih setia memejamkan matanya meresapi setiap elusan yang di berikan Vira.

Lalu tangan Dirk menangkap telapak tangan Vira, dan menariknya menjauh dari wajahnya. "Berikan aku ciuman," pinta Dirk. Vira tersenyum samar, mendekatkan wajahnya dan mencium singkat Dirk.

"Aku cinta kamu." Ungkap Vira.

"Aku lebih mencintaimu, lebih dari apapun. Jangan tinggalkan aku sendiri, aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu." Pernyataan yang dilontarkan Dirk, membuat Vira terharu. Kata-kata itu mampu menyentuh lorong terdalam hatinya.

"Aku janji."

Setelah itu Dirk mencium Vira lembut, ciuman yang penuh cinta dan kasih sayang. Vira mengelus rambut belakang Dirk, memberikan rasa nyaman kepada sang Bangsawan Belanda tersebut.

Setelah beberapa menit ciuman mereka terlepas, nafas Vira terengah-engah. Dirk tersenyum, ia suka ketika hatinya jatuh cinta rasanya begitu memabukkan dan bagai candu. Perempuan di depannya bagai candu, yang tidak bisa di lewatkan sedikitpun.

"Kamu tidak lapar? Makanlah. Sebelum itu mandi dulu, badanmu lengketkan?"

Pipi Vira merona mengingat kejadian semalam, ia hanya mengangguk malu-malu. Dirk tidak bisa kalo tidak mengusak rambut Vira, tingkahnya begitu membuatnya gemas.

"Aku akan keluar, jangan terlalu lama di kamar mandi, nanti sakit."

Setelah berkata seperti itu, Dirk keluar menembus pintu. Dan ya sedikit membuat Vira merinding. gadis itupun beranjak dari ranjang, melangkah ke kamar mandi dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

..

"Kamu pernah denger soal rumah hantu?" Ucap salah seorang remaja tanggung yang sedang berlagak ala reporter di depan kamera, ia terus berjalan sambil mengoceh ngalor-ngidul, membahas tentang rumah angker.

Teman disebelahnya ikut berkata, "ya kawan-kawan kita bakal bikin Paranormal Experience di rumah peninggalan Belanda, katanya nih bro rumah ini bekas pembunuhan massal sama tentara Jepang waktu itu." Ketiga remaja itu terus melakukan aksi merekam tanpa izin di depan rumah Vira, yang satu menjadi kameramen dan yang dua menjadi vloggernya.

"Tapi kayaknya gak seru ya, paranormal experience pagi-pagi gini? Gimana kalo kita kesini lagi nanti malem jam dua belas, gimana?" Tantang Gavin, si vlogger pertama yang berbicara tadi.

"Nah iya asik tuh, oke guys kita bakal kesini lagi jam dua belas. WOW pasti uji nyali banget."

"Yaudah kalo gitu, kita ketemu lagi nanti. See you" setelah itu temannya yang memegang kamera, langsung mematikan kameranya. Dan mengusap tekuknya yang tiba-tiba dingin, "hiih, kok gue merinding ya?" Kata Ardi si kameramen. Gavin dan Theo hanya tertawa melihat temannya yang agak ketakutan.

MR. DIRK (up again GITM)Where stories live. Discover now