27. Kenapa Kita Berantakan?

1.9K 387 50
                                    

u n f r i e n d

"Kamu kenapa?"

Mataku beralih menatap Doyoung. Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 11 pagi dan kami masih berada di siring. Kini, kami berada di salah satu food court.

Pikiranku berkecamuk seketika. Ini bukan perihal Hanna dan Haruto ataupun adik Kak Hanbin yang kuyakini salah satunya adalah seorang Hanna yang kukenal. Ini tentang hubunganku dengan Doyoung.

"Kalo ayah sama bunda tahu aku pacaran gimana, ya?" Lirihku sambil menatap lemas Doyoung. Sebenarnya, sudah hampir tiga hari aku memikirkan hal ini. Dan aku pun memikirkannya lebih dari seratus kali.

"Oh..." lirih Doyoung. Kemudian, ia tampak berpikir. Sepersekian detik kemudian, ia menggenggam tangan kananku.

"Seharusnya kamu bilang kalo gak dibolehin pacaran, Chel. Oke, sekarang kamu maunya kita gimana? Break? Gak papa kalo kamu maunya gitu" tutur Doyoung lalu melempar senyumnya padaku.

Senyum penuh luka. Senyum terpaksa.

"Makasih atas pengertiannya" ucapku berterimakasih kemudian menyeka pelan sedikit air mata yang masih menggenang di pelupuk mataku.

Cukup lama kecanggungan menyelimuti kami. Hingga pada akhirnya, Doyoung membuka suara. "Sebenarnya hari ini aku mau ngajak kamu ketemu sama mamah. Mau ngenalin kamu sebagai pacar. Tapi..."

Ah, aku jadi merasa bersalah. Jika saja aku tahu Doyoung ingin mengenalkanku dengan ibunya, aku tidak akan memutuskan hubunganku dengannya hari ini, mungkin lusa.

Ya, tetap saja akhirnya putus...

"Tapi gak apa. Kamu mau ketemu sama mamah?" Tanya Doyoung mengubah wajah suramnya menjadi ceria. Masih tampak ceria yang dipaksa-paksakan. Aku hanya tersenyum tipis seraya mengangguk pelan.

•••

"Bentar lagi mamah pulang kok. Sabar, ya" ucap Doyoung untuk kesekian kalinya. Rumahnya memang mewah, bahkan bisa dikatakan sangat mewah seperti rumah para pejabat saja.

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Setengah jam yang lalu, Doyoung sudah memesankan makanan online untuk kami makan siang.

"Sambil nunggu mamah, aku mau nyanyi deh buat kamu" ucap Doyoung seraya berjalan ke salah satu kamar untuk mengambil gitarnya. Kemudian, ia duduk di hadapanku ---kebetulan kami duduk di bawah.

"Emang kamu bisa nyanyi?"

"Ya kali gak bisa" desisnya kesal. Aku hanya tertawa kecil kemudian mendengarkan satu persatu senar gitar yang dipetiknya.

Waktu pertama kali
Kulihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimu
Hati tenang mendengar
Suara indah menyapa
Geloranya hati ini tak kusangka
Rasa ini tak tertahan
Hati ini slalu untukmu
Terimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Tulus padamu

A/n: Ini sebenarnya aku punya vidnya tapi gak bisa insert disini:( Aku nemu itu di instagram, gila sih suaranya Doyoung banget:')))

"Bagus banget" pujiku seraya bertepuk tangan. Doyoung tersenyum malu sekaligus bangga.

"Doyoung! Mamah pulang!"

Aku segera berdiri dan menoleh ke belakangku. Ada seorang wanita berumur sekitar tiga puluh tahunan dengan tatanan bak wanita karir. Wanita itu segera memeluk sebentar Doyoung.

Unfriendly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang