Chapter 12

9.8K 665 11
                                    

"Kalau kamu cemburu, katakan cemburu. Jangan marah lalu tiba-tiba menghilang."

***

"Maksud lo tuh apaan sih, Ga? Tega banget ninggalin cewek sendirian di sekolah. Kalau sampai ada apa-apa lo mau tanggung jawab?!" cerca Fikri habis-habisan.

"Lo yang kenapa? Tiba-tiba muncul, tiba-tiba ngomel nggak jelas," balas Rangga tak suka.

Kini keduanya sedang berada di taman belakang rumah Rangga. Ralat. Rumah Ali maksudnya. Tadi, setelah mengantar Kayla pulang, Fikri langsung menuju ke rumah Rangga.

"Asal lo tau, akibat kebodohan lo, Kayla hampir kayak orang linglung di jalanan. Mana udah hampir maghrib lagi. Kalau dia diculik, gimana?"

Rangga menautkan alisnya tak mengerti. "Maksudnya apaan sih? Gue nggak ngerti."

Fikri semakin kesal dengan kelemotan Rangga. "Lo kenapa ninggalin Kayla sendirian di sekolah, bego?" tanya Fikri dengan intonasi lebih keras.

"Bukannya dia bareng sama si bule kw itu?"

"Kalau dia bareng bule kw, ngapain dia pulang jalan kaki saat hari udah semakin gelap dengan alasan nungguin lo?"

"Jadi, dia nungguin gue?"

Ya Tuhan, ingin sekali rasanya Fikri menenggelamkan Rangga ke segitiga bermuda. Pantas saja jomblo terus, tingkat kepekaannya sangat minim.

"Ya iyalah. Secara kalian berangkat sekolah aja bareng."

"Gue pikir dia bareng sama bule kw, makanya gue pulang lebih dulu."

"Ya lo juga bego. Kenapa nggak dipastiin dulu? Main pergi aja!"

"Kok lo yang nyolot sih. Kayla yang gue tinggal aja biasa aja. Oh, atau jangan-jangan lo suka sama dia?" ucap Rangga ketus diakhiri dengan senyum meremehkan.

"Nggak usah ngaco!"

"Cih, udahlah, Fik. Nggak usah ngelak. Kalau suka ya deketin. Nggak usah menye-menye dan nyalahin gue."

Oke Fiks! Fikri semakin emosi. Ingin rasanya ia menonjok wajah Rangga yang sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalahnya.

"Terserah. Emang susah ngomong sama Es!"

Fikri langsung beranjak dari kursi yang didudukinya dan pergi begitu saja.

Di ruang tamu, ia bertemu dengan Zahra yang sedang menggendong Nabila.

"Loh, Fikri mau ke mana?" tanya Zahra.

Fikri tersenyum sekilas. "Eh, Mbak Zahra. Ini mau pulang, Mbak," jawabnya.

"Kok cepet banget? Tumben."

"Hehe ... ada keperluan mendadak, Mbak."

"Oh, ya udah hati-hati ya bawa motornya. Jangan ngebut-ngebut."

"Siap Mbak. Fikri pamit ya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Still You (Completed)Where stories live. Discover now