Persaingan Dua Mertua

4.7K 587 82
                                    

Titan Thanatos menatap Alvis dan Nanna yang memohon penuh harap supaya ayah Helen berbohong kali ini.

"Tadi ke sini sebentar. Tapi sudah pergi lagi."

Alvis dan Nanna langsung kompak mengatupkan kedua belah tangan, memberi kode berterima kasih.

"Alvis tadi bersama perempuan itu?"

"Ya. Kenapa?"

"Kupikir kita harus mempercepat pernikahan anak-anak kita."

"Tentang itu, aku juga ingin bicara, Hermod."

"Ada masalah tentang perjodohan anak-anak kita, Titan?"

"Sebaiknya aku bicara langsung berhadapan denganmu."

"Ah. Kau sudah terlanjur membuat aku penasaran, Teman. Katakan apa masalahnya sekarang juga."

"Helen akan menikah dengan orang lain."

"........"

"Hermod?"

"Anak siapa?"

"Bukan siapa-siapa. Orang biasa."

Hephestus merasa lucu sendiri mendengar percakapan dua milyuner itu. Orang biasa. Jadi, deskripsi untuk mereka orang tidak biasa? Atau orang luar biasa? Yah, mungkin itu anggapan untuk diri mereka sendiri.

"Kau tidak keberatan anakmu yang cantik jelita menikah dengan orang biasa?"

"Calon suami Helen baik. Dia hebat."

Semua mata dalam ruangan itu segera tertuju pada Hephestus yang membuat laki-laki itu meringis salah tingkah, terang-terangan dipuji calon mertua di depan rivalnya.

"Wanita yang bersama Alvis tadi juga kelihatan baik. Dia cantik."

"Tentu saja cantik. Dia model dan bintang iklan. Reputasinya jelek. Penggoda pria dan tukang cari sensasi. Entah apa yang sudah ia jejalkan ke otak anakku sehingga Alvis tergila-gila padanya. Aku harap anakku sadar bahwa ia hanya diperalat untuk sensasi selanjutnya."

Nanna tertunduk lesu. Ia jelas menyesali semua tingkah polahnya selama ini.

Alvis kemudian memeluknya dan mengecup keningnya tanpa suara.

"Bagaimana jika dia benar-benar cinta anakmu?"

"Huh. Paling-paling cinta hartanya."

Nanna menggeleng sambil menahan tangis.

"Oh, baiklah. Aku akan menemuimu lagi besok untuk membicarakan lagi mengenai perjodohan yang emm batal ini...." Titan menutup telpon lalu menatap Alvis.

"Aku memang seperti itu dulu, tapi sekarang aku benar-benar sayang dan cinta pada Alvis..." Tangis Nanna pecah.

Alvis berusaha menenangkan Nanna tapi tak urung satu per satu air matanya turun dari sudut matanya.

"Baiklah. Sekarang apa rencanamu, Nak?" tanya Titan pada Alvis.

"Izinkan kami menumpang malam ini saja, Tuan Thanatos. Besok kami akan pergi."

"Hemm... Sebaiknya kau tidak usah minggat. Aku tahu ayah dan ibumu sayang padamu. Aku bantu untuk membicarakan hal ini baik-baik."

"Oh, terima kasih Tuan Thanatos. Aku tahu mereka sayang aku. Tapi aku belum bisa terima mereka terus menghina Nanna."

Wajah Nanna menampakkan ekspresi memuja pada Alvis. Ia sangat terharu dengan ketulusan pemuda polos yang sudah membuatnya jatuh cinta.

Helen yang sudah surut rasa ketidaksukaannya pada Nanna mengajaknya beristirahat ke kamar kosong yang sudah dirapikan oleh para pelayan.

The Giant And The GorgeousWhere stories live. Discover now