Makhluk Tidak Halus

4.1K 581 49
                                    

Sudah dua hari Helen tidak bisa menghubungi Hephestus. Ia juga sudah mendatangi toko tapi laki-laki itu tak kelihatan batang hidungnya.

"Sudah dua hari tidak kelihatan, Nona. Hanya mengontrol lewat telepon," jelas Modi, asisten Hephestus. Ia terlihat heran pada awalnya tapi kemudian bisa menebak yang terjadi. "Maaf, apa kalian sedang ada masalah."

Helen hanya tersenyum kecut. "Terima kasih, Modi." Ia pergi dengan raut wajah kecewa.

Helen mengarahkan mobilnya ke rumah Hephestus. Ia mendorong pintu pagar besi yang berat dengan menimbulkan suara derit yang lumayan keras. Pagar itu tidak terkunci tapi pintu rumah pasti terkunci. Ia sudah hafal kebiasaan kekasihnya itu. Dan ia juga hafal letak kunci itu disembunyikan.

Helen mengangkat sebuah batu granit lempeng yang luasnya seperti piring makan dan merogoh bagian dalamnya yang berongga. Anak kunci itu ada. Tapi hal itu mengirimkan kenyataan pahit bahwa si empunya rumah sedang tidak ada.

Helen mendesah sedih. Ia tetap masuk ke dalam rumah tua itu meskipun ia yakin Hephestus tak ada di situ.

Ia melangkah memasuki ruang-ruang kosong yang saat ini sekosong perasaannya. Ia menyesal ikut merancang acara jebakan itu. Ia menyesal ikut memaksakan kehendak orangtuanya yang ia pikir sebenarnya baik tapi nyatanya malah merusak suasana. Dan ia akan semakin menyesal jika Hephestus tidak muncul di hari pernikahan yang semakin dekat.

Dengan sembarangan Helen melemparkan tas kecil dan sepatunya. Ia merebahkan diri di atas kasur Hephestus. Wangi laki-laki itu terasa melingkupi diri Helen yang membuat memorinya berputar mengingat banyak hal yang sudah mereka alami berdua.

"Heph, kamu di mana? Maafkan aku. Aku rindu," bisik Helen sambil memeluk guling. Air matanya mulai jatuh satu per satu dan setelah memutar ulang sederet kenangan bagaikan film bisu, ia akhirnya mengantuk dan tertidur.

Entah sudah berapa jam Helen tertidur, dan sekilas ia ingat kedua orangtuanya yang pasti sibuk mencari dirinya yang kabur tanpa kawalan penjaga. Sejak ditangkapnya Midas, keluarga Thanatos memang mengendurkan pengawalan pada anggota keluarganya dan hanya menyisakan satu atau dua pengawal pada Helen jika Hephestus tidak sedang bersama dirinya.

Ia terbangun karena merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Oh, bukan sesuatu tapi beberapa titik dingin yang mirip... tetesan air???

Helen mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih diliputi rasa kantuk.

Dan siluet itu mendadak muncul di hadapannya. Besar, berbulu, dan menakutkan.

Helen spontan melompat mundur, merapat ke tembok sambil menjerit kaget.

Makhluk itu menggeram dengan suara rendah.

Astaga, batin Helen, apa itu hantu penunggu rumah tua ini? Hah, kurang ajar. Apa makhluk sialan itu tidak merasakan kesedihanku? Enak saja menakut-nakuti orang yang sedang galau! Kurang ajar!

Makhluk gelap berbulu itu kembali menggeram sambil mengibaskan salah satu tangannya yang menyebabkan butir-butir air terciprat ke sekitar Helen.

"Hiyyyaaa!" Blug. Bagh. Bugh. Helen menendang dan memukul makhluk itu tanpa ampun.

"Hei, hei! Stop! Berhenti, Baby G!"

Eh?

"Baby G! Stop. Ini aku!"

Helen terbelalak. Itu suara yang sangat dikenalnya. Suara yang ia rindukan. "Heph?"

Hephestus melepaskan mantel tebal dan topi rajut balaclava yang dikenakannya sambil memasang senyum paling tampan. "Miss me?" Ia merentangkan lengannya lebar-lebar.

The Giant And The GorgeousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang