MEMORY

796 39 19
                                    


~~4 TAHUN YANG LALU~~


"(Y/n) san."

Seseorang membuat pikiran ku buyar.

"Ada apa Iori?"

"Kamu itu selalu melamun, (y/n) san." Jawab Iori ketua kelas dikelasku serta teman masa kecilku.

"Iori, sudah berapa kali aku bilang. Panggil aku (y/n) saja." Kataku.

Oh iya. Namaku (full name). Biasa dipanggil (y/n). Saat ini, aku dan Iori berada di kelas 6 SD. Besok adalah hari terakhir kita di sekolah ini. Jadi kita akan perpisahan.

"B-baiklah. (Y/n)." Iori segera memalingkan wajahnya yang memerah.

"Kamu kenapa?" Tanyaku

"Tidak. Aku baik baik saja." Jawabnya.

"Jadi, ada apa?" Tanyaku to the point.

"Kau ditunjuk menjadi asisten ku. Atau wakil ketua kelas. Sensei yang menunjuknya. Laras sudah meminta untuk mengundurkan diri sehari sebelum perpisahan sejak lama."

"UAPA?!!!" Aku sontak kaget.

"Jangan banyak omong. Tolong bantu aku mengambil barang di lantai 3." Pinta Iori.

"Baiklah..."

○• Iori pov •○

'Akhirnya aku bisa berdua dengan Ren. Setelah sekian lama. Akhirnya ada kesempatan.'

"(Y/n), Disini." Aku memanggil (y/n) yg berjalan di belakangku.

"Huah. Gelap sekali. Mana sakelarnya?" (Y/n) berusaha mencari sakelar lampu.

"(Y/n)..." Aku memanggil namanya namun dengan suara kecil.

"Huh Iori, apa kau memanggilku?" Tanyanya.

"Tidak. Ayo kita ambil barang barangnya." Aku mengalihkan topik dan segera mencari barang yang dimaksud.

"Sudah ketemu nih. Ayo kembali ke kelas." Ajakku.

~~di kelas~~

○• Reader pov •○

"Iori. Ini untukmu. Aku membuatnya tadi pagi." Ucapku sambil memberikan sebuah kotak makan.

"Wah terima kasih, (y/n)." Ucap Iori senang.

Akhirnya aku bisa melihat senyuman itu lagi. Batinku.

"Hmm. Enak sekali (y/n). Terima kasih." Ucapnya.

"Ehe. Iya sama sama. Aku kira masih ada yang kurang." Kataku sambil tertawa garing.

"Ini beneran enak."

"Terima kasih Iori."

"Anoo... (y/n) san." Iori memanggilku.

"Iori. Kumohon jangan panggil aku seperti it-" kata kataku terpotong saat melihat ekspresinya.

"Kumohon jangan marah, (y/n) san. Maukah kau bertemu nanti setelah pulang sekolah? Ada sesuatu yang ingin ku katakan." Ucapnya dengan mimik muka yang sedih.

"Kenapa tidak sekarang saja?" Tanyaku.

Ia hanya menggeleng.

"Tidak bisa. Ini penting." Balasnya sambil kembali ke mejanya.

'Ada apa memangnya? Memangnya sepenting itu? Aku penasaran.' Aku memikirkan apa yang akan dikatakan oleh Iori selama penjelasan mengenai esok.

IDOLiSH7 CHATTING CORNER (Slow Up)Where stories live. Discover now