7

3.5K 193 3
                                    

Hinata dan Shikamaru duduk berdampingan di ruang Guy, sang  kepala sekolah. Orang itu nampak begitu semangat dan ber api-api menyambut kedatangan Hinata dan Shikamaru.
"Kepala jurusan kalian menceritakan bahwa kalian adalah mahasiswa yang luar biasa. Aku jadi tidak sabar.". Ucapnya semangat. Seolah menebarkan hawa panas membara disekitat mereka. Matanya berbinar, senyumnya tercetak begitu lebar. Shikamaru meneguk ludah berat, dia merasa ngeri dengan seringai di wajah Guy.
"Anoo.. ma...maaf Guy_san. Ka..kami ti..ti dak sehebat itu." Ucap hinata terbata. Dia pun merasa aneh dengan aura semangat jiwa muda di ruangan itu.
"Ooh.. tidak tidak.. nona Hyuga. Kau.. kau dan kakakmu itu sangat luar biasa. Saat kalian bermain di depan gedung walikota bulan lalu, duet kalian membuat aku meleleh. Dan lagu-lagu instrumental mu, lihat! Aku berhasil membeli semua CD nya." Guy menunjukan rak di samping meja kerjanya yang berisi penuh dengan CD.
"Terimakasih.. Guy_san. Anda memang pribadi yang penuh semangat." Ujar Hinata.
Shikamaru merasa malas dengan orang yang bernama Guy itu. Dia terlalu bertele-tele. Shikamaru pun mengeluarkan map dari dalam tas nya dan mulai berbicara penuh wibawa.
"Bisakah kami bertemu dengan guru musik di sekolah ini, Guy-san?"
"Aah.. hahaha iya iya. Aku sampai lupa. Maafkan aku. Dia akan datang dalam lima men...."

"Braaaaaaaaak..." ucapan Guy terpotong saat pintu dibuka tiba-tiba.
"Maaf.. aku terlambat". Ucap sosok yang membuka pintu itu dengan nafas memburu. Sepertinya dia habis berlari.
Hinata tak bisa melepaskan pandanganya dari orang itu. Pria dewasa berusia 30 tahun, dengan rambut perak yang berkilau, tinggi, tegap dan berotot. Dan wajahnya, tertutup sebagian oleh masker hitam yang terlihat menonjol dibagian hidung dan menandakan betapa mancung nya hidung pria itu. Matanya terlihat sayu namun bersorot tajam dengan pupil hitam pekat. Demi Tuhan, Hinata bahkan tidak berkedip melihat orang itu.
"Kenapa kau selalu terlambat heh?". Tegur Guy.
"Sepertinya kau sudah paham alasanya." Jawab pria itu santai.
"Hah dasar. Perkenalkan dirimu." Lanjut Guy.
Pria itu mendekat kearah Hinata dan Shikamaru. Dia membungkuk sopan.
"Hatake Kakashi." Begitu singkat perkenalanya. Hanya seperti itu.
"Nara Shikamaru."
"Hyuga Hinata. Mohon bantuanya Hatake _san."
Dalam perkenalan itu hanya Hinata yang terlihat normal. Baik Kakashi maupun Shikamaru, mereka sama-sama bersikap dingin. Dan apa-apaan pandangan itu? Shikamaru menatap tajam ke arah Kakashi dan Kakashi pun begitu. 'Kenapa dengan mereka?' Batin Hinata. Hinata langsung bisa menyimpulkan. Bahwa akan ada pria keras kepala satu lagi dalam hidupnya.
Setelah perkenalan canggunh itu, Kakashi mengajak Hinata dan Shikamaru untuk menuju ruanganya dan membicarakan tentang penelitianya. Sepanjang perjalanan, Shikamaru tak henti-hentinya menatap ke arah Kakashi. Sedangkan Kakashi hanya membalas tatapanya dengan tatapan aneh.
"Jadi apa yang bisa kubantu?" Ujar Kakashi sambil meneguk teh hijau di atas mejanya. Dia pun mempersilahkan  Hinata dan Shikamaru untuk menikmati teh yang tersaji didepanya.
"Ano.. maaf sebelumnya akan saya informasikan. Bahwa penelitian ini adalah program kampus yang dipercayakan padaku. Dan shikamaru akan membantuku untuk menyelesaikanya. Kami hanya perlu mengambil data saat kau mengajar. Mengamati reaksi siswa, dan mungkin melakukan evaluasi terhadap siswa. Jika kau berencana akan melaksanakan tugas di luar sekolah juga kami akan sangat merasa senang karena bisa menambah data yang kami perlukan." Jelas Hinata. Dia menyodorkan beberapa map untuk dipelajari oleh Kakashi. Kakashi mengambil map itu, membacanya sejenak dan mengangguk tanda ia mengerti.
"Semua kegiatan anda akan kami analisis Hatake_san. Jadi, maafkan kami sebelumnya jika kami akan menggangu waktu anda." Lanjut Hinata.
"Baiklah. Aku mengerti. Dan kalian, bersantailah. Jangan terlalu formal begitu." Ujar Kakashi.
"Heeeemm.. baiklah Kakashi_nii san." Sahut Shikamaru dengan malas. Hinata agak terkejut. Kenapa Shikamaru memanggilnya dengan sebutan itu. Apa mereka saling kenal?
Kakashi terkekeh.
"Hahaha Shika... tidak menyangka aku akan bertemu disini." Kata Kakashi.
"Kau juga tak pernah bilang padaku kalau kau mengajar disini." Balas Shikamaru.
Hinata semakin terlihat bingung.
"A...aanno.. kalian?" Gumamnya.
"Ah, Hinata. Dia adalah anak dari kakak perempuan ibuku." Ujar Shikamaru.
"Kalian saudara sepupu?"
"Begitulah. Hahaha" sahut Kakashi.
"Maafkan aku Hatake san. Aku tidak tahu."
"Sudahlah Hinata chan..jangan panggil seformal itu. Aku terlihat tua."
"Kau memang sudah tua kan!"bentak Shikamaru.
"Kau buta heh Shika?"
"Dasar tua tidak tau diri!"
Hinata merasa aneh dengan suasana itu. Ya Tuhan. Kenapa dunia begitu sempit? Namun sedetik kemudian dia tersenyum memandang keanehan dua pria dewasa didepanya.
"Hehe baiklah... Kakashi_kun."
Blusssh..
Wajah Shikamaru dan Kakashi memanas melihat senyuman manis Hinata. Apa-apan dengan dua pria ini?
.
.
.
Hinata dan Shikamaru mengikuti Kakashi menuju kelas tempat ia mengajar. Dia terlihat begitu berwibawa. Jujur, saat ini Hinata sedikit terpesona dengan sikap Kakashi di depan siswanya. Shikamaru mulai mengambil beberapa gambar dengan kameranya. Dan Hinata siap mencatat apa yang dia amati. Siswa terlihat begitu santai namun serius ketika kKakashi mengajar. Kadang mereka saling bergurau membuat suasana begitu hangat. Hinata memperhatikan Kakashi yang mulai memainkan biola memberikan beberapa contoh teknik pada para siswa. Ia sempat kagum dengan kecepatan jari tangan kirinya. Begitu cepat dan akurat..menghasilkan suara yang terkesan rumit. Ya.. jari jarinya memang panjang. Bagi Hinata, itu akan mudah dilakukan. Matanya terpejam menikmati setiap melodi yang dimainkan.
"Jadi apa kalian mengerti?" Ujar Kakashi.
Beberapa murid mengangguk. Namun ada juga yang hanya melongo kebingungan.
"Untuk harmonisasi pada biola akan saya contohkan bersama kakak yang disebelah sana." Kata Kakashi sambil menunjuk kearah Hinata. Hinata sedikit kaget. Dia tidak membawa biola.  Namun seorang siswa memberikan biola padanya. Dia pun melangkah kedepan dengan sedikit gugup. Shikamaru terus menatap ke arah Hinata dan Kakashi. Merasa ada yang aneh. Kakashi mengulurkan tanganya kearah Hinata. Dengan ragu Hinata membalas uluran tangan itu. Sontak para siswa menyoraki mereka.
"Kau gugup?"
"Ano..ah se..sedikit".
"Aku yakin kau tak membutuhkan ini. Kita mainkan salah satu karya instrumentalmu."
"Haiik."
Hinata dan Kakashi mulai memainkan lagunya. Tears. Sebuah karya instrumental yang diciptakan Hinata saat dia masih SMP. Dia tak menyangka ada orang yang tertarik untuk memainkanya. Siswa-siswa terlihat begitu menikmati sajian musik live itu. Begitu menenangkan. Harmonisasinya bagus. Hinata memainkan melodi asli. Sedangkan Kakashi memainkan melodi harmonisnya. Shikamaru menatap heran pada Kakashi. Bagaimana dia bisa menguasai betul lagu itu. Apa dia mempelajarinya? Atau apa Kakashi diam diam mengidolakan Hinata. Haaaaah.. Shikamaru menghembus nafas kasar. Tidak.. ini tidak boleh terjadi. Sainganya akan bertambah lagi. Dan itu adalah kakak sepupunya. Gawat.

How I Love You (End)Where stories live. Discover now