Part 7 - Aneh

26 6 2
                                    

Pukul 19.30 aku sudah bangun. Yaa aku sudah bangun sedari tadi. Sekarang aku berada di balkon menatap balkon seberangku yang penghuni kamarnya sedang bertelfon ria. Aku hanya bisa menghela nafas. Huft....

Aku kembali melanjutkan tulisanku (?) atau diaryku (?) entahlah.

09 Desember 2012
Tanggal paling bersejarah di hidupku
Tanggal dimana aku mengenal seorang laki-laki yang sampai saat ini masih menjadi temanku (?)
Arghh
Entahlah, aku pun tak tau apa hubunganku dengan dia
Yaa dia. Zicholas Hangga Yunanda
Dan sekarang tepat 09 Mei 2019 Hangga kembali mengenal seorang gadis cantik
Sakit rasanya ketika dia bahagia dengannya
Apakah aku sakit jantung? Atau aku asma?
Mungkin memang sebaiknya aku segera ke dokter
Mengecek keadaan hati yang entah sekarang bagaimana wujudnya

-hurt #HANGGARA

Huft... Hangga masih tertawa senang di balkon seberang. Dengan ponsel digenggamannya. Haruskah aku bahagia saat dia bahagia? Haruskah aku senang saat dia senang? Haruskah aku merelakan perasaan ini?

Aku menatap langit malam yang enghh. Sama dengan keadaan hatiku. Gelap. Bintang pergi entah kemana. Bulan tak menampakkan wujudnya. Angin malam berhembus kencang dan dingin.

"Dara" teriak Hangga dari balkon seberang sambil melambaikan tangannya

Aku hanya tersenyum dan melambaikan tanganku

"Lagi ngapain? Dingin loh. Sana masuk nanti kamu sakit. Repot"

"Lagi nyari angin. Aku engga akan sakit Ngga, aku udah kebal"

'Iya, kebal sama semua sikap kamu yang ga peka'

Hangga hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian dia kembali melihat ponselnya, tertawa kecil dan masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata.

Hangga sekarang berubah. Hangga udah beda sejak kenal sama cewe itu. Aku ga suka Hangga kaya gitu, aku ga terima.

******
H

ari ini yaa, pagi ini aku sudah di sekolah. Jam menunjukkan pukul 06.15 yaa. Menurutku masih sangat pagi karena kelasku baru ramai pada pukul 07.00 dan jam pembelajaran dimulai pada pukul 07.30.

Sesampai di kelas, baru terdapat 2 orang anak. Mereka temanku yang sudah terbiasa berangkat pagi. Sedangkan aku sangat jarang sekali.

"Assalamualaikum" salamku

"Waalaikumsalam" salam balik gadis berkacamata bulat, dia Naomi Helga gadis berusia 17 tahun. Yaa dia paling tua di kelasku. Jika kalian berpikir dia gadis pintar? Yaa engga juga sih.

"Tumben berangkat pagi Sya, biasanya jam 7 baru sampe" tanya gadis yang sedang membaca buku tanpa melihatku

Aku melihatnya kemudian mengernyit melihat buku yang ia baca. G30S / PKI. Ngeri bacaannya, pikirku.

Laila Awallia nama yang simpel. Dia lah gadis yang sering menyabet ranking 1 di kelas maupun paralell jurusan. Gadis yang ga banyak omong, tapi sekali ngomong pasti nylekit :(.

"Iya, tadi berangkat sendiri. Tau lah BangKe kan lagi tes masuk perguruan tinggi" jawabku tanpa minat

Naomi dan Lia mengernyit.
"Lah? Tumben biasanya sama Zicho?" tanya Naomi

Yaa, semua temanku di kelas tau bahwa aku dan Hangga bersahabat. Siapa sih yang ga tau Hangga di Munas.

"Hangga njemput cewe. Tau Namira yang anak Banera? Yang kelas 9? Lah itu cewe" ucapku sembari menelungkupkan kepalaku

Aku pusing. Rasanya pengin nangis. Hangga sekarang kaya ga peduli sama aku. Padahal sebelum-sebelumnya dia ga kaya gitu.

"Namira? Yang pernah dilabrak Lia? Gara-gara jadi pelakor?"

Aku mengangguk. Aku melihat pancaran mata Lia yang seolah ingin menerkam mangsa.

"Emang dasar tuh cewe ga ada kapok-kapoknya! Jadi pelakor kok bangga" ucap Lia menggebu-gebu

Naomi memandangku iba. Lalu dia mengusap punggungku. Dia juga pernah berada di posisiku. Ya bersahabat dengan laki-laki kemudian jatuh cinta lalu ditinggalkan. Aku takut semua itu kejadian sama aku :(

"Hey ga boleh lemah gini dong. Masa belum berjuang udah nyerah. Ga asik ah" ucap Naomi menyemangatiku

"Kali ini aku setuju sama Naomi. Kamu bahkan belum berjuang, ayolah mana Nasya yang sukanya galak, yang sukanya nolak mentah-mentah cowo yang suka sama kamu"

Aku tersenyum mendengar ucapan mereka berdua.
"Makasih"

Mereka berdua mengangguk

*******

"Emang ga bisa diomongin tuh Pelakor yaa!" ucap Gina menggebu-gebu. Aku telah menceritakan semuanya pada Gina dan yaa beginilah reaksinya

Aku hanya mengangguk-angguk.
"Udah lah Gin. Aku gpp kali. Lagi pula nih ya. Aku sama Hangga kan ga ada apa-apa, ga lucu banget sumpah kalo tiba-tiba aku marah-marah cuma karena dia deket sama cewe"

Gina mendelik ke arahku.
"Kamu mau nyerah gitu aja?"

Aku hanya mengendikkan bahuku tak tahu.

Drrtttt
Handphoneku bergetar tanda ada yang menchatku. Aku melihat sekilas kemudian terpampanglah di layar...

Hangga🐒🐽👑
Nanti pulang bareng ya. Kamu ke Banera langsung aja. Okey?

Tumben, pikirku

Oke

"Siapa?" tanya Gina

Aku melihat Gina sekilas.
"Hangga"

Gina mengernyit.
"Mau ngapain lagi dia?"

"Ngajakin pulang bareng, nanti aku langsung ke Banera"

"Lah? Tumbenan? Biasanya Kak Zicho yang kesini?" tanya Gina bingung

"Udahlah. Ke kelas yuk. Bentar lagi bel"

Gina mengangguk. Kami pun segera kembali ke kelas untuk menerima pelajaran kembali.

Jika mencintai terdapat hukum pasalnya, kayanya aku bakal kena terus deh. Mungkin sampe berlapis-lapis
Soalnya aku udah cinta sama kamu berkali-kali
-nine.

******

Maap yeee, kalo sekarang up nya telat. Soalnya aku lagi PAS :). Tapi, aku bakal usahain tetep up kok, hehe. But, maafffff kalo sedikit partnya. Btw, makasih yang udah baca.

Just Friend ? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang