EKSTRA PART

1.2K 21 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan setelah baca tinggalkan koment:")

===============================

"Udy."

"Fahmi? Fahmi kamu ke mana aja? Kamu gak pergi kan? Jangan pergi, ya."

"Aku gak pergi, kok. Aku akan selalu ada bersama kamu. Di hati kamu."

"Enggak, jangan cuma di hati aku Fahmi. Tapi di setiap hari-hari aku."

"Aku gak bisa, Udy. Aku sudah punya kehidupan baru."

"Tapi kamu gak bahagia, kan? Aku tahu kamu gak mungkin bahagia kalau tanpa aku."

"Aku bahagia. Udy, kamu harus janji gak akan nangis lagi, karena bahagiaku ada bersamamu. Kalau kamu nangis aku juga akan sedih, Udy. Ingat, kamu harus janji."

"Enggak, Fahmi enggak!"

"Udy, udy, kamu kenapa, Nak?"

Aku membuka mataku lalu langsung mememeluk Mama erat.
"Ma, Udy mimpi Fahmi, Ma. Fahmi datangin Udy dengan baju putihnya, Ma."

"Sudah, ya, sayang. Fahmi sudah bahagia di sana."

"Enggak, Ma, enggak. Fahmi gak pernah bahagia tanpa Udy!"

"Kamu gak boleh ngomong gitu. Semua orang pasti akan ke sana juga, cuma waktunya aja yang berbeda."

Aku terus menggelengkan kepalaku dan tangisanku sendiri tak bisa ku hentikan.

"Sudah, ya, sayang. Kamu siap-siap aja, hari ini kan hari pertama kamu sekolah di sekolah baru."

"Enggak, Ma. Udy, gak mau sekolah."

"Kamu gak boleh gitu. Sekolah itu penting untuk kamu dan Fahmi pasti akan marah kalau tau kamu gak mau sekolah."

Aku terdiam sejenak. Ya, omongan Mama ada benarnya.

"Kamu siap-siap, ya. Nanti Mama dan Papa yang antar kamu ..., Mama ke bawah dulu, ya." setelah mengecup keningku, Mama langsung bangkit dari tempatnya dan pergi meninggalkanku.

Kini aku duduk di atas kasur, ingatanku kembali memutar mimpiku tadi. Lagi-lagi Fahmi mengingatkan agar
aku tidak boleh menangis lagi. Tapi bagaimana mungkin aku gak menangis, sementara kebahagiaanku sudah pergi.

Aku berusaha menguatkan diriku, meyakinkan bahwa aku bisa menuruti permintaan Fahmi. Ya, aku bisa.

"Fahmi, aku janji gak akan nangis lagi. Ya, itu janjiku." dan setelahnya aku beranjak dari tempatku dan langsung masuk ke kamar mandi.

Tak membutuhkan waktu lama untukku bersiap-siap. Hanya dua puluh menit dan sekarang aku telah bersama Papa dan Mama.

"Sayang makan dulu rotinya."

"Iya, Ma." aku memakan satu roti dan meminum segelas susu yang telah disiapkan Mama.
"Ma, Pa, Udy udah siap. Ayo pergi." Mama dan Papa tersenyum lalu mengangguk.

Kami berangkat menggunakan mobil kantor Papa. Seperti yang dikatakan Mama tadi, ini adalah hari pertamaku sekolah di sekolah baru. Aku berharap sekolahku berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan.

Tanpa terasa mobil Papa berhenti.
"Udy, udah sampai," ucap Papa.

"Kamu belajar yang rajin, ya." Mama mengelus kepalaku lembut.

Aku mencium tangan Mama dan Papa lalu segera turun dari mobil.

SMA NUSA BANGSA itu lah nama yang tertera di depan gerbang sekolah ini. Aku melangkahkan kakiku memasuki gerbang. Sekarang tujuanku ialah ruang administrasi.

Langkahku terus berjalan masuk, tak perduli tatapan-tatapan aneh dari beberapa orang.

"Hai." suara seseorang dari belakang mengagetkanku. Aku berbalik untuk melihat orang itu.

"Kamu anak baru, ya?"

Aku tidak menjawab pertanyaannya, hanya menatap datar.

"Kenalin Aditya Cakra Partama, kelas X IPA-2." dia mengulurkan tangannya di depan wajahku. Dan aku sama sekali tidak berniat membalasnya.

"Hei, kamu kok diam aja. Atau jangan-jangan kamu bi—"

"Berisik!"

Aku dapat melihat dia menyunggingkan senyumnya. "Audry Laudya." dia mengeja nametag ku. "Nah, benar. Kamu anak baru yang saya cari. Yasudah, ayo ikut biar saya antar ke ruang administrasi."

"Gak perlu gue bisa sendiri!"

"Eh, gak bisa. Saya udah diamanahi langsung sama guru kesiswaan untuk antarin kamu ke ruang adiministrasi."

"Gue bilang gak perlu."

"Saya bilang perlu. Karena ini tugas saya." dia menarik tanganku agar langsung mengikutinya.

Aku benar-benar tidak paham dengan maksud cowok aneh ini.

"Dan satu lagi, kamu sekelas sama saya."

Tuhan, ada apa ini? Kuharap ini tidak akan menjadi masalah untukku di sekolah baru ini.

[]

Fahmi, aku gak suka sama dia. Dia itu menyebalkan dan sampai sekarang pun dia masih saja menyebalkan.

Dan satu lagi, sekarang aku sudah menjadi gadis yang tertutup. Bahkan di sekolah baru ini, aku hanya memiliki satu teman—namanya Ana. Dia baik dan cantik. Dan satu lagi, Adit, entahlah sampai sekarang aku masih belum menanggapnya sebagai teman, tapi anehnya dia terus saja menggangguku. Pokoknya dia menyebalkan.

Fahmi, aku rindu kamu.

BACKSTREET (COMPLETED)✔Where stories live. Discover now