Pulang sekolah tadi Yuna minta tolong ke Yoshinori supaya di tebengin sampai rumahnya. Yang kebetulan searah dengan Yoshinori
Berbeda dengan Yedam dan Bang Hyunsuk yang kesekolah bawa mobil dan motor brandied. Yoshinori hanya menggunakan sepeda gunung yang biasa ia pakai, yang kebetulan juga ada bangku belakang untuk membonceng seseorang yang mana tau meminta bantuannya
Bukan berarti Yoshinori anak orang yang tergolong bawah. Ayah Yoshinori sendiri adalah presdir utama di perusahaan kakeknya. Sedangkan ibunya adalah wanita karir. Jadi Yoshinori tergolong dalam keluarga kaya, cuma engga mau pamer kayak Yedam sama Bang Hyunsuk yang sombong nya engga pernah kadeluarsa
"Ri, lo ada nyembunyiin sesuatu kan dari gue? Mending lo jujur deh, Ri." Kata Yuna yang sangat menikmati semilir-semilir angin di cuaca mendung seperti siang ini. Alhamdullillah matahari lagi tidur siang, rupanya
Yoshinori mengabaikan perkataan Yuna. Enggan menjawab pertanyaan satu ini. Karena bukan Yuna saja yang mati kebingungan sama sikap Yoshinori hariini. Yoshinori pun juga tidak memahami dirinya
"Yoshi, ish!" Kesalnya lalu memukul lengan kiri Yoshinori hingga membuat sepeda yang di kendarai pria keturunan Jepang itu pun ikut oleng ke kiri
"Jangan gitu deh, Na. Entar kita jatuh nih." Kata Yoshinori tidak terlalu kuat, karena pria itu sangat tidak ingin jika Yuna mendiaminya seperti hari-hari kemarin
"Kenapa mau marah? Yaudah marah aja!"
Loh kok?
Yoshinori menarik napas dalamnya memberhentikan sepedanya dibawah pohon beringin yang sangat tinggi dan juga rimbun
"Mana mungkin gue marah sama princess. Iyakan, sayang?" Kata Yoshinori tanpa beban sekalipun
Yuna mendadak diam, mati kutu dong!
"Kok bengong? Sayang jangan bengong dong, engga cantik lagi nanti." Masih tanpa dosa ngomong begitu ke Yuna yang jantungnya mendadak bekerja dua kali lipat dari biasanya
Soalnya ini kali pertamanya Yoshinori seperti ini, selama empat tahun hubungan persahabatan mereka
"Cie yang merah. Gemesin banget sih, Na. Sini peluk dulu dong."
Satu tinjuan mendarat lurus di perut terbentuk milik Yoshinori. Pria itu misuh-misuh menahan sakit pada perutnya karena tinjuan ringan yang Yuna layangkan
Bukan pukulan Yuna yang ringan tapi tangan Yuna yang terlalu ringan sampai-sampai melayangkan tinjuan kepada Yoshinori. Wahwah
Yoshinori jatuh terduduk masih misuh-misuh menahan sakit karena tinjuan tadi. Sedangkan Yuna sudah mati ketakutan karena melihat Yoshinori yang seperti ini
Dia ikutan terduduk di depan Yoshinori tapi bedanya wajah Yuna udah banjir aja. Pipinya juga udah merah seperti udang rebus. Sekarang giliran Yoshinori yang mati ketakutan
"Eheh, kok nangis sih, Na?" Kata Yoshinori yang gelagapan sendiri
"Gue cuma bercanda doang tadi kok, Na. Jangan nangis dong." Yoshinori semakin gelagapan soalnya Yuna nangisnya makin kencang
"Yuna jangan gini dong. Gue bingung nih, sumpah." Engga tau mau ngapain lagi, Yoshinori langsung main peluk-peluk aja
Yuna diam. Kicep alias mati kutu. Udah engga tau lagi mau ngapa-ngapain. Kalau udah begini bakalan lain ceritanya. Yoshinori semakin erat meluknya, yang di peluk justru makin nyaman
Yuna udah berhenti nangisnya tapi Yoshinori belum juga ngelepasin pelukannya. Dua-duanya diam, engga ada yang berani ngeluarin suara apapun
Dua-duanya juga masih fokus sama diri sendiri, masih fokus sama satu kegiatan aneh ini. Empat tahun mereka bersahabat, selama itu pula mereka tidak pernah melakukan skin touch sejauh ini. Ini sudah lebih dari jauh
"Maaf, Na, tapi aku nyaman kayak gini."
Hujan turun bersamaan dengan senyuman Yuna yang melebar
"Aku juga, Ri."
💃
Yuna dan Yoshinori
yang lagi peluk-pelukanCececici
Medan, 2020
©Bucinloverstheseries
YOU ARE READING
[1] Yoshinori - Love Shot
FanfictionIni kisah Yoshinori dengan segala kebucinannya dengan sahabat SMP-nya yang cantiknya engga pernah kadeluarsa